July 15, 2020

The Strongest Dull Prince Battle for the Throne Bahasa Indonesia Chapter 24

Translator: Sai Kuze

Chapter 24 - Permintaan Penjagaan


The Strongest Dull Prince Battle for the Throne Bahasa Indonesia Chapter 24


"Ghuhaa !?"


Menerima lemparan bantal dengan kekuatan penuh, aku terpental dengan kepalaku menabrak dinding.


"Ahg!? Kepalaaaaaaku!?"


Rasa sakit menjalar di seluruh wajah dan bagian belakang kepalaku.

Aku berguling-guling di lantai sembari berpikir memangnya apa yang aku lakukan hingga mendapatkan semua ini.

Sementara itu, Elna menutup pintu.

Pada saat yang sama, Anna dan Sebas tiba dengan membawa teh dan kue.




"Apa yang terjadi? Al? Apakah kau sedang mengingat masa lalu yang memalukan?"

"Tidak, bukan itu! Elna dan Finne sedang berganti baju di dalam. oleh karena itu mereka menyerangku!"


Aku mengatakan itu kepada dalang kriminal, Anna-san tetapi dia masih berlagak polos menanggapinya.

Orang ini benar-benar.....!

Apa yang kau rencanakan?


"Aku sudah bilang padamu jika mereka berdua sedang mandi........ yah, terserahlah. Daripada itu, bagaimana Elna? Apakah kau terpesona olehnya?"

"Bukan pengalaman yang menyenangkan, sebelum terpesona kupikir aku akan dibunuh......"


Kenapa kau hanya menanggapinya [Yah, terserahlah] dan menanyakan hal seperti itu? Apakah kau bodoh.

Jika bukan bantal maka aku akan mati.

Aku mengelus wajahku yang masih sakit. Bahkan bantal yang lembut bisa menyebabkan rasa sakit seperti ini. Apa yang akan terjadi jika itu sebuah benda keras?

Sementara aku gemetar ketika memikirkannya, pintu terbuka dengan paksa.

Seseorang yang keluar dari ruangan itu, tentu saja, Elna.


"Al ~? Kau tidak melarikan diri ya. Aku akan memujimu untuk itu. Itu sebabnya aku akan memberimu kesempatan untuk menjelaskannya. Sekarang, jelaskan kenapa dirimu mengintip kami."

"O, Oi! Itu bukan pedang latihan kan!? Tenanglah! Tentu saja Anna-san yang–!"

"Jangan menyalahkan ibuku untuk itu! Ini salahmu karena kau tidak mengetuk pintu!"

"Kau juga tidak pernah mengetuk pintu ketika memasuki ruanganku kan!?"

"Tak apa-apa kalau itu aku!"

"Bukankah itu tidak masuk akal!?"


Elna mengayunkan pedangnya karena itu aku mulai berguling untuk menghindarinya.

Seperti yang kupikirkan, dia tidak serius tetapi jika itu Elna meskipun itu pedang latihan yang tidak tajam, pedang itu bisa cukup mengancam jiwa. Kupikir aku tidak akan mati, jika aku tertebas pedang itu. Tetapi ada kemungkinan aku bisa bisa mnengalami amnesia.


"Elna. itu tidak pantas lho."

"Ta, Tapi Okaa-sama! Al–!"

"Seharusnya itu bukan sebuah masalah kan, hanya karena pakaian dalammu terlihat olehnya, semasa kecil kalian pernah mandi bersama kan?"

"I, itu kan dahulu! Sekarang kami berdua sudah dewasa!"

"Jika kalian sudah dewasa maka atasi sesuatu dengan tenang."


Meski begitu, Elna terus mengacungkan pedangnya padaku.

Kenapa aku........

Dalam sekejap perkataan spontan terlintas di pikiranku. Benar sekali. Dulu juga pernah seperti ini, ketika kami masih anak-anak. Setiap kali aku bersama Elna, perkataan spontan seperti itu selalu muncul di benakku.


"Untuk saat ini, bagaimana dengan teh."


Setelah mengatakan itu, Anna-san memasuki ruangan dengan senyum di wajahnya.

Elna mengikutinya dan menutup pintu dengan keras untuk beberapa alasan. Wanita itu.........

Yang tertinggal hanyalah aku dan Sebas.


"Itu pasti sulit."

"Oi, Sebas....."

"Ada apa? Ah, izinkan saya mengatakan ini terlebih dahulu, saya tidak mengetahui tentang ini lho. Saya tidak menyangka mereka sedang berganti pakaian di dalam ruangan. Saya memang telah menduga beliau merencanakan sesuatu."


Jika kau tahu kalau dia merencanakan sesuatu maka beri tahu aku, aku menelan suara teriakan hatiku.

Ini juga sama dengan masa kecilku. Sebas tidak akan pernah mengatakan atau melakukan apa pun kecuali ada bahaya.


"Aku sendiri terkejut... tak kusangka aku bertumbuh terlalu kaku."

"Kaku? Bukankah anda pernah mengatakan itu hanya sebuah lelucon."

"Aku larang kau mengatakannya lagi."


Aku memasuki ruangan sembari dengan ringan menatap Sebas.

Kali ini aku tidak lupa mengetuk.



-------------------------------------------------------------------




"Maaf tentang hal itu Al. Aku tidak menduga jika mereka sedang mencoba pakaian di ruangan ini."

"Tidak, kumohon, sudah cukup......"

"Saya benar-benar meminta maaf...... itu karena saya melakukan sesuatu yang tidak perlu."

"Itu bukan salahmu, Finne. Ini semua salah Al."


Finne meminta maaf sementara Elna tetap bertahan dengan kesimpulannya. Kepribadian mereka benar-benar berlawanan ya.

Untuk meringkas cerita:

Karena terdapat begitu banyak pakaian untuk tamu, Elna dan Finne mampir untuk memilihnya sebelum mandi. Dan untuk beberapa alasan, mereka memulai peragaan busana dan waktu berlalu begitu cepat ketika mereka melakukannya.

Secara alami, Anna-san berpikir jika mereka berdua sudah memasuki kamar mandi lalu mengarahkanku ke ruangan ini.

Begitulah kejadian tragedi itu.

Yah, tidak ada yang mencurigakan mengenai itu tetapi aku masih merasa jika cerita itu buatan. Mengapa dia dengan sengaja mengarahkanku ke ruangan ini? Mau tak mau aku masih menduga jika dia bertujuan untuk ini terjadi. Namun, tidak ada gunanya memperpanjang masalah ini. Aku tidak mungkin mengalahkan Anna-san dalam suatu percakapan.


"Yah, karena aku sudah membayar dosaku, kita akhiri saja, Elna."

"Apa kau pikir aku bisa memaafkanmu hanya dengan itu!? Kau itu mengintip dua wanita yang belum menikah lho!? Selain itu, kami juga merupakan putri dari keluarga Brave dan Duke!"

"Lalu kau ingin dia bertanggung jawab? Baiklah, aku tidak keberatan."

"Apa!?"

"Eehhhhhh!!??"

"Haa........."


Elna memalingkan wajahnya yang memerah ke Anna-san yang dengan tenang menjatuhkan bom itu ke dalam percakapan kami sementara Finne benar-benar tidak sadar dan tidak tahu harus berbuat apa.

Serius, orang ini......


"Jika itu Al, maka orang itu juga tidak akan keberatan kan? Lalu apa yang ingin kau lakukan?"

"A, apa yang ingin aku lakukan? ...... i, itu... aku, aku seorang ksatria jadi mengenai itu......"

"Jika kau masih tetap tidak bisa memaafkannya karena melihatmu memakai pakaian dalam, maka, tentu saja, solusinya melakukan itu kan? Tetapi masalah ini juga membutuhkan Duke Kleinert untuk mencapai sebuah penyelesaian ya. Kau benar-benar populer, Al."

"Tentu saja, kita juga harus menghubungi keluarga Finne-sama mengenai ini."

"Hawawawa!? Me, menghubungi Otou-sama!? I, itu....."

"Tolong jangan memutuskan masa depan kehidupanku seperti itu. Aku benar-benar meminta maaf tetapi aku belum memiliki keinginan untuk menikahi siapa pun."

"Jadi kau tidak mau bertanggung jawab?"

"Ya benar sekali."

"Ara, itu memalukan."


Setelah dia mengatakan itu, Anna-san menaruh camilan ke mulutnya.

Pada saat itu, Elna menyadari jika dirinya tengah dipermainkan selama ini sehingga dia memalingkan wajahnya yang memerah dariku.

Finne pasti menyadari juga itu sebuah lelucon karena wajahnya juga memerah.


"Yah, Al. Bukankah sudah saatnya kau mengatakan tujuan utamamu? Kau kesini bukan hanya untuk bermain kan?"


Seperti yang diharapkan dari Madam Amsberg. Dia menyadarinya ya.

Aku berbalik menghadap Anna-san.


"Ini mungkin permintaan yang tidak tahu malu, tetapi bisakah aku menitipkan Finne untuk sementara waktu? Dan, aku ingin dia tetap bersama Elna sebanyak mungkin."

"Ini berhubungan dengan perang suksesi kan? Maka itu tidak mungkin. Kami keluarga Brave. Kami tidak akan melibatkan diri dalam perang suksesi."


Ya tentu saja.

Aku tahu dia akan memberiku jawaban itu.

Jika Finne menginap di sini selama beberapa hari sepertinya tidak masalah tetapi jika aku meninggalkannya di sini untuk jangka waktu tertentu maka tak akan aneh jika orang-orang mulai mencuriga keluarga Brave mendukung faksi kami.

Mereka tidak bisa membiarkan hal seperti itu terjadi.

Namun.


"Blau Mowe merupakan favorit Kaisar. Jika sesuatu terjadi padanya, Yang Mulia bisa marah. Kupikir tidaklah aneh untuk keluarga Brave melindungi orang seperti itu."

"Ara? Kau akan melanjutkannya dengan cerita semacam itu?"

"Bisakah kau menerimanya seperti itu?"

"Bahkan jika kau tidak mengatakan itu, jika kau hanya mengatakan 'tolong lakukan untukku', aku akan menerima permintaan itu. Seperti biasa, kau ini tidak bisa menarik simpati orang lain. Yang kau lakukan jadi sia-sia kan?"


Anna-san dengan acuh tak acuh mengatakannya.

Dengan kata lain, dia menerima permintaanku.

Ini akan menjamin keselamatan Finne sampai Zandra menghentikan serangannya. Selama keluarga Brave bersamanya, tidak mungkin apa pun bisa terjadi padanya.


"Aku akan mengingatnya. Dan terima kasih banyak atas bantuannya. Aku akan memastikan untuk mengembalikan rasa terima kasih ini suatu hari nanti."

"Ya, aku akan membuatmu melakukan itu. Tetapi.... waktu benar-benar cepat berlalu ya. Tak kusangka Al ingin terlibat dengan perang suksesi.... kau biasanya cengeng, tetapi, sekarang tidak seperti itu lagi kan?"

"Lagipula aku tidak bisa terus menangis. Lalu, Finne. Kumohon tinggallah di sini untuk sementara. Jangan khawatir, ini akan berakhir dalam beberapa hari."

"Ya.... Uhm, apakah anda sendiri tidak dalam bahaya Al-sama?"

"Itu karena kau akan berada dalam bahaya di sisiku sehingga aku ingin kau tinggal di mansion keluarga Brave. Jujur saja, sangat mungkin Zandra akan mengabaikan segala alasan dan datang untuk menyerangku. Saat ini, dia sangat ingin membunuhku."

Kepribadian Zandra brutal. Emosinya juga liar. Seperti serangannya kali ini, pihak lain tidak memiliki siapa pun yang dapat sepenuhnya mengendalikan Zandra. Setidaknya orang seperti itu tidak bersama dia saat ini.

Dengan itu, aku tidak bisa berharap dia bergerak sesuai dengan harapanku.

Beberapa hari ini sangat berbahaya. Pada periode ini Gordon pasti akan menyerang faksi Zandra. Itu akan melemahkan serangan Zandra kepada kami, tetapi tidak peduli seberapa kuatnya Gordon, kami tidak memiliki pilihan selain menunggu beberapa hari lagi.

Ini merupakan sebuah tantangan, apakah kami bisa bertahan sampai saat itu.


"Ka, kalau begitu bukankah lebih baik Al-sama bersembunyi juga......."

"Jika aku bersembunyi, Leo akan menjadi sasarannya. Aku tidak bisa bersembunyi karena aku harus menarik perhatian Zandra kepada diriku sendiri. Yah, aku menduga dia akan mengirim beberapa pembunuh untuk menjemputku setidaknya sekali."

"Tetapi itu!?"

"Jangan khawatir. Aku memiliki Sebas dan ada seseorang yang akan membantu kami jika kami mendapat masalah."


Mendengar itu, Finne akhirnya menyerah.

Maaf kau harus membuat wajah khawatir seperti itu namun aku tidak akan terbunuh.

Mereka mungkin berpikir bisa membunuhku jika mereka dapat menembus penjagaan Sebas tetapi aku juga memiliki pertahananku sendiri.

Kecuali mereka menyadari jika aku merupakan Silver, maka tak ada seorangpun yang dapat membunuhku.



----------------------


Jika ada kalimat/kata/idiom yang salah di terjemah atau kurang enak dibaca, beritahu kami di kolom komentar, dilarang COPAS dalam bentuk apapun macam-macam kuhajar kau.


PREVIOUS | INDEX | NEXT

Baca doank, komen kaga !!!
Ampas sekali kalian ini

8 comments:


EmoticonEmoticon