June 26, 2020

Tsuki ga Michibiku Isekai Douchuu Bahasa Indonesia Chapter 64 - Gossip ~ Pahlawan Limia Bagian 2 ~





Chapter 64 - Gossip ~ Pahlawan Limia Bagian 2 ~



Pahlawan. Level 188.

Itu merupakan rekor Otonashi Hibiki saat ini. Dunia harus tahu, itulah yang dipikirkan raja. Pahlawan yang muncul di Limia berpartisipasi dalam perang skala menengah melawan ras iblis yang terjadi di kerajaan dan negara-negara di sekitarnya.

Pada kenyataannya, berpindah dari satu negara ke negara lain membutuhkan banyak waktu.

Menggunakan perlengkapan sihir untuk berteleportasi yang telah disediakan oleh kerajaan dan formasi teleportasi yang telah diizinkan untuk digunakan tanpa batas waktu baik oleh serikat pedagang maupun petualang, mereka telah mampu menyediakan metode transportasi kelas VIP untuk membuat jadwal yang mustahil.



Gadis yang mengira ras iblis merupakan monster, awalnya terkejut ketika dia melihat mereka memiliki kulit biru dan penampilan luar yang sangat mirip dengan hyuman. Awalnya dirinya ragu-ragu bertarung melawan mereka, namun setelah beberapa pertempuran dan melihat kematian rekan seperjuangannya serta tentara musuh, dia mulai menerima pertempuran terus-menerus untuk merenggut nyawa satu sama lain.

Demonic beast yang bisa memahami ucapan manusia, ras iblis, dan juga hyuman.

Dalam kekuatan, saat ini mereka semua berada pada level yang sama dan prinsip itu masih belum berubah. Dia mampu mengatasi kebrutalan ini yang biasanya akan bertentangan dengan ideologi dan keyakinannya merupakan hasil dari kesimpulan dirinya sendiri.

Dirinya yang pergi ke berbagai negara dan mencapai kesimpulan itu juga merupakan tujuan dari kerajaan. Karena tidak ada ruang untuk memanjakan diri dengan jalan-jalan di negara yang berada di garis depan pertempuran.

Di atas semua itu, para sahabat yang bertarung di sisinya sangatlah penting. Ketika semuanya menjadi kacau, nyawa mereka jauh lebih penting daripada orang lain. Lebih tepatnya, ini berlaku hanya untuk teman-teman seperjalanannya.

Yang menemani dalam pertempuran dan mengulangi pertempuran berulang-ulang...

Hal yang paling terukir dalam diri seorang prajurit ketika mereka berpartisipasi dalam sebuah pertempuran bukanlah tekad, tetapi kehausan untuk selamat dari pertempuran bersama dengan teman-teman yang kau percayai.

Lalu, kemudian...

Hibiki ada di istana kerajaan. Dia baru saja selesai melewati pertempuran yang sulit.

Bukan melawan ras iblis, tetapi dia tak terduga mendapatkan luka parah. Dia kembali menuju kastil untuk mengobati lukanya dan saat ini sedang dalam masa pemulihan.

Teman-teman partynya juga terluka parah dan menerima perawatan di ruangan terpisah. Yang mereka alami saat ini biasa kau sebut dengan kekalahan telak.

Untuk saat itu mereka berhasil berteleportasi kembali, tetapi ini tidak akan menjadi keributan seperti biasanya. Pahlawan dan partynya telah kembali dalam keadaan terluka parah dan sepertinya mereka bisa saja mati setiap saat, itu tak terlalu mengejutkan.


"Kyun~"


Suara khawatir keluar dari sabuk perak harta suci yang melilit pinggangnya.

Itu merupakan binatang penjaga yang berbentuk sabuk perak, Silver Wolf. Sama seperti gadis itu, dia juga terluka dalam pertempuran itu dan kembali mengubah bentuknya menjadi sabuk untuk memulihkan dirinya sendiri.


"Aku baik-baik saja. Kau juga harus beristirahat dengan nyaman dan lekaslah pulih. Lagipula, bahkan jika kau bisa menyembuhkan luka dengan sihir, itu juga tidak berarti staminamu bisa pulih."


Apa yang dikatakan Hibiki. Itu merupakan istirahat untuk memulihkan stamina, kekuatan sihir dan juga menyembuhkan kelelahan. Untungnya, kekalahan telak kali ini tidak memberikan salah satu anggota partynya cedera fatal.

Termasuk teman serigalanya ini.

Namun, gadis itu memikirkan markasnya.


(Pada rencana kami, aku akan melawan salah satu shogun ras iblis dalam waktu tiga bulan mendatang. Kupikir itu akan menjadi yang 'pertama'...)


Pertama yang dia maksud yaitu kekalahan, atau kemenangan tipis yang dekat dengan kekalahan. Hibiki, yang dihormati sebagai pahlawan dan memiliki kemampuan untuk sebutan itu, langsung mendapatkan pertempuran sulit pada pertempuran pertamanya.

Dalam istilah yang lebih spesifik, dia frustrasi. Perasaan semacam ini, dia bahkan belum memberi tahu anggota partynya.


(Bahkan kecepatan Naval tidak bisa menyamainya.)


Naval, sebagai tipe, yang mirip dengan Hibiki. Dia merupakan seorang swordswomen yang menggunakan kecepatannya sebagai senjata utama. Dipojokkan oleh kebenciannya pada ras iblis, dia hanya berdiri di medan perang karena balas dendam. Tetapi ketika menghadapi pertempuran sulit dengan Hibiki, dia saat ini sudah menjadi pilar party yang berdiri di garis depan bersamanya.

Dalam hal kecepatan dia melampaui Hibiki. Dia menggunakan teknik serang dan lari serta serangan kombo untuk menghabisi lawan-lawannya, seseorang yang penuh dengan kebijaksanaan. Usia dan postur tubuhnya serupa dengan Hibiki. Memiliki rambut, hampir putih, abu pirang ditambah kombinasinya dengan Hibiki membuatnya menonjol di medan perang.


(Buff Bredda-kun juga hancur.)


Kemampuan Bredda yaitu seorang knight pengomando. Awalnya, kemampuannya tidaklah cocok ditempatkan di party pahlawan. Tetapi karena hak istimewa rahasia yang disediakan Kerajaan, ia dipaksa untuk menemani mereka. Partynya tidak mengetahui jika dia merupakan seorang bangsawan dan dia juga seorang penerus sah takhta.

Namun dia tidak kompeten. Setelah bergabung dengan party ini, ia memutuskan posisinya dan mengabdikan dirinya untuk terus bertambah kuat. Akibatnya, ia kini memikul peran penting dalam partynya.

Spesialisasinya yaitu pertahanan. Kadang-kadang dia akan menghalau serangan yang diarahkan ke garda belakang dan juga maju ke depan menghalau serangan tipe kecepatan yang tidak bisa ditangani oleh para garda depan dan yang tidak bisa dihindari. Seseorang bisa menyebutnya dinding yang melindungi bagian dalam sembari menjaga bagian luar. Dalam hal kemampuan melindungi Bredda, pertahanan satu titik serta penggunaan senjata lempar dan sihir buff instan, ia lebih baik daripada Hibiki.


(Sihir Wudi tidak memberikan efek sedikitpun.)


Wudi merupakan magician yang dianggap jenius, disebut-sebut sebagai battery magician. Dia berspesialisasi dalam sihir bertenaga tinggi dan meskipun memang benar jika dirinya merupakan tipe seseorang yang memiliki kemampuan manuver terbatas, dia membuat kontrak dengan roh angin dan menggunakan kelincahan roh tersebut, dia lalu mendapatkan julukan "Limia Mobile Battery". Julukan yang harus dipertanyakan apakah mereka memujinya atau takut padanya. Ngomong-ngomong, orang itu sendiri tidak menyukai julukan itu.

Serangan sihirnya ofensif, bagi Hibiki yang belum mengetahui jika semakin banyak pengguna mantra serangan dan pengguna serangan fisik merupakan komponen paling penting dalam sebuah party pahlawan. Tetapi dalam kasus ini, kumpulan dari mereka secara garis besar tidak efektif. Dia awalnya akan menjadi penyihir kerajaan, tetapi karena usulan dari sang Raja, dia diperintahkan untuk menemani Hibiki. Dia memiliki tubuh pendek dan wajah menyerupai anak-anak, tetapi usianya 25 tahun. Dia yang tertua di dalam party.


(Kami menempatkan beban luar biasa pada Chiya-chan)


Chiya merupakan seorang healer. Memiliki jumlah kekuatan sihir yang besar, dia seorang magician yang berspesialisasi dalam penyembuhan dan sihir pendukung. Sama seperti Wudi, dia juga menjalin kontrak dengan roh. Biasanya, para magician yang tidak menggunakan sihir roh sebagai spesialisasi mereka akan dibenci oleh roh, jadi ini merupakan kasus yang tidak biasa. Dia berteman dengan roh air. Jumlah kekuatan sihir maksimumnya, secara tak terduga, sama dengan Hibiki. Dia hampir dikorbankan tetapi diselamatkan oleh Hibiki dan yang lainnya, setelah itu dia menemani mereka dan kemudian secara resmi menjadi anggota party mereka. Dalam hal sihir penyembuhan, dia menjadi sensei Hibiki. Tentu saja, saat ini karena partynya dalam keadaan kekalahan total, dia merupakan seseorang yang sudah menggunakan kekuatan sihir penyembuhan paling banyak dan saat ini dalam kondisi tidur nyenyak.

Hibiki, Naval, Bredda, Wudi dan Chiya.

Itu merupakan party pahlawan Limia. Keseluruhannya berasal dari ras hyuman. Hanya satu bulan sejak Hibiki tiba di dunia ini. Sudah seberapa banyak kejadian yang dia hadapi? Sampai-sampai seseorang bisa menyebutnya kehadiran sang badai.

Pada saat dia mendaftar di Serikat Petualang, dia berada di level 120. Itu merupakan hari ketiganya berada di dunia ini.

Dalam pertempuran terus menerus, dia meningkatkan levelnya.

Namun, dia kalah telak kali ini.

Bibirnya menutup rapat.

Dari dalam hatinya, dia bisa merasakan denyutan aneh yang mirip dengan getaran mengalir ke sekujur tubuhnya.

Gaya bertarung yang dipilih Hibiki ketika dia tiba di dunia ini yaitu memadukan pedang dengan kecepatan sebagai serangan utamanya.

Kekuatan fisiknya cukup meningkat karena dunianya sebelumnya, jadi dia mampu menggunakan pedang besar, tetapi dengan mempertimbangkan teman-teman di sekelilingnya dan sirkulasi senjata itu sendiri, pada akhirnya, dia memilih pedang panjang.

Senjata yang tidak banyak digunakan di kerajaan. Katana tidak ada sehingga dia cukup kebingungan. Maka dari itu, dia memilih senjata ini yang diterjemahkan oleh guru sejarahnya di dunia sebelumnya sebagai "illegitimate child sword".

Biasanya dia menggunakan pedang ini dengan satu tangan, tetapi ketika dia ingin melakukan serangan yang kuat, dia menggunakannya dengan kedua tangan. Ketika dia mencoba menggunakannya, rasanya benar-benar nyaman dan Hibiki semakin melekat padanya.

Kendo yang dia pelajari lebih berkonsentrasi pada jarak antara lawan dan mencegah lawan mengayunkan pedangnya. Sebagai sarana untuk mengatasinya, pedang ini sangat cocok untuknya. Gadis itu senang meskipun pedang yang dia gunakan berakhir seperti pedang barat, bukan berarti semua keterampilan yang dia pelajari menjadi sia-sia.

Saat ini pedang itu sudah rusak, karena itu dia sedang mencari penggantinya. Melihat gagang pedang yang bilahnya patah, dia merasa sedikit menyesal.

Pada awalnya, Hibiki berpikir menggunakan kekuatan sihirnya yang gila untuk mempelajari mantra serangan, tetapi ketika memikirkan konsentrasi yang harus dibutuhkan dalam membuat sebuah aria sementara berada di tengah-tengah medan perang membuatnya meninggalkan ide itu.

Pada akhirnya, dia memutuskan untuk hanya mempelajari mantra yang melapisi senjatanya dengan kekuatan sihir, buff yang memiliki aria pendek dan mudah digunakan, dan mantra penyembuhan.

Dia selalu memikirkan situasi di mana dirinya akan menjadi satu-satunya orang yang masih berdiri, kekuatan untuk mempertahankan dirinya sendiri. Dan pada kenyataannya, Hibiki tidak pernah kalah dalam pertarungan satu lawan satu. Dia selalu berpikir kalau dirinya kalah, itu pasti karena dia dikepung.

Tetapi kenyataannya berbeda.

Dia dan teman-temannya dikalahkan oleh satu makhluk. Dan mahluk itu terang-terangan muncul di hadapan mereka.

Mahluk itu tidak membuat rencana dengan hati-hati, atau taktik membaca gerakan mereka selanjutnya. Tidak ada sama sekali.

Tiba-tiba muncul, dan membuat Hibiki frustasi.

Hanya insting. Kekuatan serangannya yang luar biasa dan kekuatan pertahanan yang gila.

Naval tentu saja lebih cepat dari mahluk itu. Dia melakukan serangan terus menerus seperti angin kencang, dan pada saat lawan bereaksi dan melakukan serangan, dia diterbangkan menjauh.

Lalu, mengapa dia bisa kalah?

Sederhana.

Karena serangan Naval bahkan tidak membuat lawan tersentak. Pedangnya mungkin terlihat lebih lemah dibandingkan dengan pedang panjang Hibiki, tetapi pedang itu diberi sihir buff dan itu merupakan pedang yang cukup tajam. Sudah dikombinasikan dengan kecepatannya dan daya potong yang telah meningkat drastis. Namun itu tidaklah cukup.

Sembari menahan kelelahan mereka, mereka terus meningkatkan damage sedikit demi sedikit. Dan akhirnya mereka bisa memotong salah satu kakinya.

Melihat itu, meskipun setelah sekian lama, mereka tentu saja mengambil satu langkah maju dan perasaan mendapatkan suatu pencapain meningnkat di seluruh anggota party.

Tetapi pada saat berikutnya, kaki itu beregenerasi dan melanjutkan serangannya seolah-olah tidak ada yang terjadi.

Pada saat itu, retakan muncul pada party yang sudah bekerjasama dengan sempurna.

Naval terperangkap dalam benang hitam dan dengan gerakannya yang tersegel, dia menerima serangan langsung. Chiya berusaha mati-matian untuk memotong benang hitam dan menyembuhkannya, tetapi mereka semua mengerti jika dia sudah keluar dari pertempuran. Itulah akhir dari seorang swordswomen, serupa jika dia terkena serangan langsung namun masih tetap berdiri tegak (tak sadarkan diri).

Karena salah satu anggotanya kalah, jumlah serangan yang harus dihindari Hibiki meningkat, dan itu juga menambah beban Bredda. Bahkan jika spesialisasinya merupakan pertahanan, itu bukan berarti dia tidak menerima damage seiring waktu. Gerakan Bredda menjadi lamban dan akhirnya dia terjatuh pingsan. Setelah itu, hal itu terjadi...

Karena Chiya berkonsentrasi menyembuhkan satu orang, Wudi berakhir tidak bisa mengatasinya karena dia hanya mampu menggunakan kekuatan sihir saja. Mengesampingkan jika sihir ofensif lebih efektif, melihat serangan itu tidak membuat gerakan musuh berubah menciptakan rasa takut pada diri mereka.

Bahkan ketika Hibiki berdiri sendiri sebagai garda depan yang mana bisa menyembuhkan dirinya sendiri dan juga menciptakan sebuah barrier, jika satu orang melakukan pekerjaan yang semula dilakukan oleh tiga orang, sudah jelas apa yang akan terjadi cepat atau lambat. Karena saat mereka memahami serangan mereka tidak memiliki efek, serigala yang bekerja sebagai binatang penjaga, menangkis banyak serangan yang tidak bisa dihentikan oleh barrier. Serigala perak itu menerima banyak serangan dan setelah gerakannya menjadi lamban, ia menerima beberapa serangan lagi dan kemudian tumbang.

Chiya berpindah menyembuhkan Hibiki. Walaupun dengan itu, dia tidak bisa mengikutinya. Sihir pendukung dari Wudi terputus. Dan mahluk itu menyerang dengan santai, terus memuntahkan benang hitam dari bagian belakang tubuhnya.

Penyembuhan dan sihir pendukung berhenti.

Keringat dingin dan ketidaksabaran menumpuk.

Dihujani hanya dengan kekuatan pertahanan dan ofensif mahluk itu, mereka akan dihancurkan. Rekan-rekannya sudah tumbang. Dia bahkan tidak tahu apakah mereka semua masih hidup.

Salah satu kaki yang dia potong dengan kedua tangannya hampir lepas, dan kemudian tanpa menyia-nyiakan kesempatan ini, dia memotongnya dengan pedangnya.

Kemudian sama seperti sebelumnya, lengan itu menyebar menjadi partikel hitam.

Dan... Sama seperti sebelumnya, lengannya teregenerasi..


"Fufu... fu..."


Apa yang menguburnya saat ini yaitu keputusasaan. Dia tidak bisa menang. Tak diragukan lagi jika dia tidak bisa menang. Tidak, ini bahkan bukan lagi pertarungan. Dia tidak mengerti mengapa tawa keluar dari mulutnya.

Kekuatan sihir yang dipuji semua orang sudah benar-benar mengering. Kelelahan dan rasa kantuk yang belum pernah dia rasakan sebelumnya menyerang tubuhnya.

Hibiki, dengan upaya putus asanya, memperkuat tubuhnya dan cahaya merah membungkus tubuhnya.

Aku bisa menang.

Tanpa kehilangan cahaya di matanya.


"Aku masih bisa bertarung! Kemarilah!"


Energi untuk bergerak sudah lama meninggalkannya. Dia hanya bisa membalas serangan.


"Shyagya gya gya gya!"


Membuat teriakan perang atau apa pun dengan suara aneh, delapan kakinya semakin cepat ketika dia semakin dekat dengan Hibiki dan ketika salah satu kaki depannya mencoba untuk memotong Hibiki.

Yang bisa dia lakukan untuk melawannya yaitu...

Maju satu langkah ke depan dan bergeser lalu melakukan serangan overhead.

Tidak ada yang tahu apakah Hibiki benar-benar bertujuan untuk itu. Serangan itu merupakan tebasan dari atas kepalanya dan langsung mengarah matanya yang seperti berlian.

Biasanya, Hibiki akan selalu memperhitungkan serangannya. Tetapi kali ini dia melakukannya tanpa perhitungan. Saat ini, dia sudah yakin jika cara satu-satunya yaitu dengan melakukan serangan bunuh diri bersama mahluk itu.


"Gufu."


Organnya mungkin sudah tertusuk, dia bisa merasakan darah mengalir deras menuju tenggorokannya.

Itu tentu saja. Karena Hibiki, bukannya menghindari serangan yang diarahkan ke perutnya, dia malah mengambil langkah ke depan dan menerimanya.

Apakah aku akan mati?

Sembari memikirkan ini dalam kehampaannya, hal terakhir yang dilihat Hibiki ketika dia mengangkat kepalanya adalah ...

Bukan medan pertempuran yang kacau balau, melainkan dataran yang tenang.


"Bagaimana...?"


Dengan pertanyaannya sebagai pemicunya, darah mulai menetes dari mulutnya. Dia tidak bisa mempertahankan kesadarannya yang berangsur-angsur menghilang.

Pahlawan, Otonashi Hibiki, telah mengalami untuk pertama kalinya rasa kekalahan. Kekalahan total yang saat ini tidak bisa dilupakan sama sekali.

Musuh itu bukan ras iblis maupun demonic beast.

Musuh itu merupakan bencana. Laba-laba hitam malapetaka yang berpetualang di seluruh dunia untuk melahap segalanya.

Saat ini, dia tidak mengetahui identitas mahluk itu. Tentu saja, dia juga tidak tahu serangan terakhirnya yang diarahkan ke mata mahluk itu telah mengisi rasa lapar laba-laba untuk sementara dan membuatnya pergi.

Tetapi Hibiki, yang mengingat kembali pertarungannya, terbangun di tempat tidur dan menarik napas panjang. Tubuhnya diselimuti kegembiraan seolah-olah dia telah kembali ke medan perang itu. Mengambil napas dalam-dalam, dia akhirnya bisa tenang.


"Aku akan menang. Benar. Terima kasih atas kekalahannya... Tunggu saja."


Kekalahannya mungkin membuat reputasinya jatuh, tetapi dia tidak peduli tentang hal seperti itu.


(Aku akan menyelidiki mahluk itu dan mengalahkannya.)


Saat ini dia telah mendapatkan satu tujuan yang sangat jelas.

Dunia ini akhirnya memberikan perasaan kekalahan dan frustrasi yang tidak bisa dia dapatkan sebelumnya bahkan ketika dia menginginkannya. Itu sebabnya dia berterima kasih pada laba-laba itu.

Seekor laba-laba hitam yang mengalahkan 5 orang mendekati level 200.

Reputasi Hibiki, bukannya jatuh, malah semakin naik. Biasanya ketika kau bertemu dengan laba-laba hitam, itu akan menjadi akhir dari hidupmu. Mahluk itu merupakan ancaman tingkat tinggi, sampai-sampai serikat petualang mengumpulkan petualang peringkat tinggi yang berafiliasi dengan negara untuk membuat divisi sihir dan membombardirnya dengan serangan jarak jauh hingga mahluk itu melarikan diri.

Pembahasan ini mengejutkan kerajaan dan mendorong nama pahlawan Otonashi Hibiki lebih tinggi.

Semua ini terjadi sehari sebelum Makoto membebaskan laba-laba hitam itu dari rasa laparnya.



---------------------------------------------


Jika ada kalimat/kata/idiom yang salah di terjemah atau kurang enak dibaca, beritahu kami di kolom komentar, dilarang COPAS dalam bentuk apapun macam-macam kuhajar kau.




Baca doank, komen kaga !!!
Ampas sekali kalian ini


 Jangan lupa Like Fanspage kami & Share terjemahan ini ya !!!  

1 comment:


EmoticonEmoticon