June 24, 2020

The Strongest Dull Prince Battle for the Throne Bahasa Indonesia Chapter 18

Translator: Sai Kuze

Chapter 18 - Pembuat Skema Terjebak Dalam Skemanya Sendiri


The Strongest Dull Prince Battle for the Throne Bahasa Indonesia Chapter 18


Tiga hari setelah kejadian itu.

Aku merupakan anak terakhir Kaisar yang sampai di Kiel.

Meskipun yang lain tidak datang tepat waktu ketika pertempuran berlangsung, mereka masih bergegas kembali dengan ksatria mereka, sehingga hampir semua dari mereka tiba kembali di Kiel sekitar malam hari itu.


"Sepertinya anda akan diolok-olok lagi."

"Biarkan saja."




Ketika aku melakukan percakapan dengan Sebas, aku turun dari kereta di depan mansion.

Di tempat itu, aku menemukan sekelompok orang yang tidak biasa menunggu untuk menyambutku.


"Nii-sama.....!"

"Oh, Christa. Bagaimana keadaanmu?"

"Aku takut......"


Membawa bonekanya seperti biasa, dia datang dan memelukku dengan langkah kecilnya.

Setelah membelai kepalanya beberapa kali, aku memegang tangannya menuntunnya ke dalam.

Orang-orang yang ada di sana untuk menyambutku yaitu Finne, Leo dan.


"Selamat datang kembali. Al."

"Selamat datang kembali Yang Mulia Arnold."

"Ya, aku kembali."


Elna dan anak buahnya membentuk barisan untuk menyambutku.

Sejauh yang aku bisa lihat, tidak ada yang terluka. Menghela nafas untuk itu, aku menuju ke Leo.


"Elna kau pasti kesulitan, tetapi kau bisa melakukannya tepat waktu kan?"

"Ya, Silver membantuku."

"Seperti yang diharapkan dari seorang petualang peringkat SS. Dia pria yang cukup hebat kan?"

"Al, bagian mana dari pria itu yang terlihat seperti manusia untukmu?"


Ucap Elna dengan ekspresi tidak puas.

Aku memberinya balasan dengan mengangkat bahu.


"Bukankah dia menyelamatkan Kaisar?"

"Hanya karena iseng. Aku tahu itu hanya dengan melihatnya."

"Tidak apa-apa meskipun jika itu atas kemauannya sendiri bukan? Dia memang menyelamatkannya. Benar kan, Christa?"

"Un."

"Tuh, lihat."

"Mem, membuat Yang Mulia Christa setuju denganmu tidak adil tahu!"


Sembari berbicara seperti itu, kami memasuki mansion.

Sepanjang jalan, mataku bertemu dengan Finne dan dia membalasku dengan senyum lembut. Apakah dia mecoba mengatakan jika obrolan kami dapat ditunda? Menafsirkan senyumnya dengan pikiran postifi, aku melanjutkan memasuki mansion bersama Christa yang menolak untuk melepaskan tanganku.

Itu karena ayah mengatakan kepadaku jika dia akan memulai pertemuan segera setelah aku tiba.

Namun.


"Kau terlambat, Arnold. Apa yang kau lakukan?"

"Wah ternyata Eric-aniue. Aku sedang menunggu para pengawal karena tidak ada ksatria di sana untuk mengawalku kembali. Aku minta maaf atas kedatanganku yang terlambat."

"Aku tidak butuh permintaan maafmu. Aku yakin kau bahkan tidak merasa menyesal sejak awal bukan?"


Pria berambut biru berkacamata.

Pangeran Kedua Eric berdiri di depan kami.

Meskipun dia memakai kacamata, tatapannya tajam. Sepertinya dia selalu melakukan penilaian untuk segalanya selain dirinya sendiri.

Mungkin karena menganggap tatapan itu menakutkan, Christa bersembunyi di belakangku.


"Aku benar-benar minta maaf. Sungguh minta maaf."

"Mungkin harus aku perjelas. Kau tidak merasa kasihan pada kami kan? Kau selalu seperti itu."

"Yah, jika kau mengatakannya seperti itu, maka aku harus mengatakan itu benar. Lagipula aku tidak mengganggu siapa pun."


Mereka yang aku mintai maaf hanya mereka yang dekat denganku.

Aku tidak merasakan sedikit pun perasaan itu terhadap Eric, saudara kandungku yang lain atau bahkan kepada ayah.

Mendengar jawaban itu, Eric tersenyum.


"Lagipula kau menarik, Arnold. Itu merupakan keputusan yang bagus bagimu untuk membiarkan Elna mengurusnya. Tetaplah membuat keputusan yang tepat juga mulai sekarang. Jika kau berharga bagiku, seperti Leonard, aku tidak akan melakukan hal buruk kepadamu."

"Kau mengatakannya seolah kau sudah menjadi seorang Kaisar?"

"Aku merupakan Kaisar berikutnya. Tentu saja, tidak peduli seberapa keras dirimu, Gordon atau Zandra mencobanya, kau tidak akan pernah dapat mengubah fakta itu. Ingat itu dengan baik."


Setelah mengatakan itu, Eric menyapu mata kami semua dan berhenti pada Leo.

Leo menatapnya langsung.

Itu benar, dia tidak takut bahkan jika lawannya adalah Eric.


"Jangan terlalu percaya diri."

"Aku akan mengingatnya. Eric Aniue."


Kami berdiri diam ketika Eric memutar tumitnya dan melangkah lebih jauh kedalam mansion.

Itu tadi merupakan deklarasi perang.

Kali ini, bisa dikatakan jika kami berdua meningkatkan kredit kami dengan aku yang mengirim Elna menuju garis depan dan Leo memimpin para ksatria ke dalam pertempuran.

Kami menerima bantuan dari Silver tetapi tindakan itu masih meningkatkan kredibilitas kami.

Apa yang Eric siratkan yaitu jika kami terlalu percaya diri maka dia akan menghancurkan kami.

Jadi kami tidak bisa mengabaikan calon kaisar yang paling berpengaruh lagi ya. Meskipun begitu, itu hanya peringatan. Tidak mungkin dia bisa dengan mudah menyentuh dan menghancurkan kami dengan aman.

Jika kami menjadi terlalu besar maka dia pasti akan bekerjasama dengan Gordon dan Zandra untuk menghancurkan kami. Itu sesuatu yang akan aku lakukan.


"Nii-sama....."

"Ada apa? Apakah kau takut?"

"Tidak usah khawatir. Dia tidak akan melakukan apa pun padamu, Christa. Tentu saja, kita juga akan baik-baik saja."


Melihat Christa mengangguk sembari tersenyum, kami melanjutkan memasuki mansion.


"Ah, Leo. jika ayah bertanya, jawab saja dia dengan ini."


Di perjalanan, aku berbisik kepada Leo.

Leo membuka matanya lebar-lebar tetapi aku terus memastikan jika dia mendengarkannya dengan jelas.


"Kau mengerti?"

"Apakah ini benar-benar baik-baik saja?"

"Ya, hanya kau yang bisa mengatakannya. Dan ini juga tidak apa-apa untuknya."



-------------------------------------------------------------------



Ayah tinggal di Kiel setelah insiden itu dan mengambil alih komando rekonstruksi. Meskipun begitu, itu hanya sikap formalnya saja. Kerusakan akibat Tsunami tidak terlalu besar.

Apa yang sebenarnya dilakukan ayah yaitu menyelidiki siapa lagi yang terlibat dalam penyebab kekacauan itu.

Dan mungkin karena penyelidikan itu mendapatkan sebuah hasil, dia menunggu kedatanganku dan mengumpulkan anak-anaknya bersama dengan ksatria kekaisaran dalam sebuah pertemuan.


"Semuanya, kerja bagus."


Ucap ayah, wajahnya terlihat jelas kelelahan.

Yah, itu bisa dimengerti karena dia secara pribadi menuju medan perang, meskipun dia tidak semuda itu lagi dan terus bekerja tanpa istirahat sesudahnya. Selain itu, dia pasti mengetahui jika putranya yang bodoh juga terlibat dalam insiden itu.


"Kali ini aku hanya mengumpulkan orang-orang yang perlu tahu. Apa yang akan aku katakan merupakan rahasia. Tadi malam, Carlos yang terluka parah, terbangun. Setelah memeriksa bukti yang dikumpulkan selama beberapa hari terakhir, aku memutuskan jika dirinya terlibat dengan dua vampir itu. Carlos memburu para monster yang terpikat oleh seruling yang dimiliki oleh mereka berdua oleh karenanya dia bisa mencapai posisi pertama. Selain itu, dia bekerjasama dengan mereka untuk penyerangan ibukota Kiel dengan syarat jika mereka akan mundur ketika dia tiba, dan sebagai imbalannya dia akan menarik kembali bounty untuk kepala mereka berdua. Benar-benar bodoh!"

"Dengan kata lain...... sejak awal Carlos berencana memancing monster-monster itu keluar kan?"

"Benar sekali. Dia pada akhirnya dimanfaatkan oleh para vampir itu, tetapi dia juga melakukannya untuk keuntungannya sendiri, menempatkanku, dan tentu saja, kekaisaran dalam bahaya. Aku benar-benar tidak bisa memaafkan itu!"


Mata Ayah memerah. Aku menduga dia tidak bisa menahan amarahnya.

Lalu, melihat ayah yang seperti itu, Eric berlutut.


"Yang Mulia. Tolong ringankan hukumannya. Betapapun bodohnya dia, dia masih saudaraku."


Itu hanyalah omong kosong.

Gordon dan Zandra juga mengikutinya.

Tentu saja, mereka tidak memohon mengampuni Carlos karena empati. Dan ya, tidak masalah jika ada yang menyadari hal ini.

Karena semua orang sangatlah mengetahui jika inilah yang diinginkan Kaisar.

Jika dia ingin mengeksekusi Carlos dia pasti sudah melakukannya. Tidak perlu baginya untuk mengumpulkan kami dan menunjukkan kemarahannya seperti ini. Itu karena Kaisar tidak bisa memaafkan dirinya atas kehendaknya sendiri.

Dia membutuhkan Eric dan yang lainnya untuk membuatnya memaafkan Carlos. Kalau tidak, dia tidak bisa mempertahankan martabatnya sebagai seorang Kaisar.

Yah, lagipula tidak perlu membunuhnya.

Setelah menerima serangan Sam, Carlos kehilangan tangan kanannya dan bagian bawah tubuhnya lumpuh. Dia akan terbaring di tempat tidur seumur hidup. Melihat putranya seperti itu, bahkan jika itu ayahnya, dia tidak akan bisa membunuh putranya sendiri.

Namun, tidak baik untuk terus seperti ini.

Jika semua orang memohon hidup Carlos maka itu akan terlihat seperti Kaisar kalah dalam sebuah petisi. Itu akan berdampak buruk bagi reputasinya.


"Leonard. Dapat dikatakan jika ini merupakan pencapaian pertamamu. Apa yang kau pikirkan tentang ini?"

"Kalau begitu izinkan saya mengatakannya. Yang Mulia seharusnya tidak memaafkannya. Dia seharusnya dieksekusi."


Pada saat itu, wajah semua orang membeku.

Itu karena ucapan yang paling tidak mungkin keluar dari seseorang yang paling tidak mungkin mengatakan hal seperti itu.

Ayah sendiri tampaknya cukup terkejut.


".... .Mengapa kau mengatakan itu? Dia kakakmu kan?"

"Dilain sisi merupakan saudaraku, namun di sisi lain dia merupakan pemberontak yang membahayakan kekaisaran. Jika Yang Mulia mengampuni dia di sini, itu akan menjadi teladan yang buruk. Bagaimana saya bisa menjelaskan itu kepada para ksatria yang telah menumpahkan darah mereka melindungi kita?"

"Ini tidak akan disampaikan kepada para penduduk atau ksatria. Hanya ada kita di sini. Kau tidak perlu mengkhawatirkan hal itu."

"Meskipun begitu, itu masih belum bisa diterima. Yang Mulia harus jujur ​​dan memberi mereka kepala pemberontak untuk menunjukkan kepada mereka jika Yang Mulia adil dan tegas. Bahkan jika dia merupakan putra anda, anda akan menghakimi dia karena dosanya. Itu akan memberikan penduduk ketenangan pikiran."


Leo mengucapkannya dengan nada yang kuat.

Saat ini ada perbedaan pendapat. Pilihan apa pun yang diambilnya, ia akan memiliki pembenaran.

Dengan kata lain, saat ini ayah bisa menganggapnya sebagai alasan.

Jika dia menyelamatkan Carlos, itu tidak berarti dia menghina Leo. Itu sebabnya bahkan jika Leo terikat dengan Gordon, alurnya telah disesuaikan untuk menjadikan Leo sebagai duta besar berkuasa penuh.

Semuanya untuk perkembangan yang diinginkan ayah.

Puas, ayah melirikku. Dia melihat ekspresi riangku dan membuat ekspresi agak cemberut.


"Apakah itu saranmu?"

"Apa maksudmu?"

"Haa..... baiklah. Aku akan menghormati pendapat Eric dan yang lainnya untuk mengampuni Carlos. Namun, Leonard. Prestasimu tidak bisa lagi diabaikan."


Setelah mengatakan itu, ayah memanggil Leo untuk berdiri di depannya.

Leo dengan anggun menuju ke sana dan berlutut.

Ayah mengambil pedangnya dan menyerahkannya kepada Leo.

Leo menerimanya.


"Dengarkanlah ini karena aku tidak bersiap untuk melakukan ini sebelumnya. Leonard, aku akan menjadikanmu pemenang festival ini. Carlos didiskualifikasi, Arnold yang ada di posisi kedua juga didiskualifikasi. Yang tersisa di puncak yaitu dirimu yang berada di posisi ketiga bersama dengan Gordon. Namun, Leonard memimpin para ksatria untuk menyelamatkan Kiel. Kau sekarang memiliki popularitas di wilayah timur. Leonard harus menjadi pemenang di sini untuk meredakan ketidakpuasan masyarakat. Kau mengerti itu? Gordon."

"...... Saya dengan senang hati menerimanya Yang Mulia."


Gordon membungkuk dengan ekspresi kesal.

Karena suaranya bergetar, ia pasti benar-benar frustrasi.

Namun, dia tidak bisa membantah keputusan Kaisar. Tidak ada dasar untuk melakukan itu.

Pada saat itu, Elna melangkah maju menuju hadapan Kaisar.


"Yang Mulia. Tolong izinkan saya untuk mengajukan permohonan."

"Apa itu?"

"Tolong batalkan diskualifikasi Yang Mulia Arnold. Dia melakukannya untuk mengirim kami para ksatria menuju Kiel. Tindakannya patut dipuji. Stigma didiskualifikasi tidak cocok untuknya."

"Kami memohon pada anda, Yang Mulia!"


Mengikuti Elna, anak buahnya berlutut.

Ayah menutup matanya.

Kemudian.


"Arnold .... kau memecahkan gelangmu karena [ TAK SENGAJA ] kan?"

"Ya. Aku tidak sengaja memecahkannya."

"Maka diskualifikasi tidak bisa dibatalkan. Ini merupakan suatu hal yang berbeda jika kau sengaja melanggarnya dan mengirim Elna padaku atas perintahmu, tetapi aturan merupakan aturan. Kemenangan akan menjadi milik Leonard."


Elna menatapku seolah dia tidak bisa mempercayai tindakanku tetapi aku mengabaikannya.

Bahkan jika aku mengatakan aku mengirim Elna ke sini dengan sengaja, aku tidak akan dijadikan duta besar berkuasa penuh.

Paling-paling, aku akan menerima pujian tetapi seperti ucapan ayah sebelumnya, Leonard harus menjadi pemenang karena popularitasnya di timur.

Tidak ada yang akan menerima kemenanganku.

Itu sebabnya tidak apa-apa mengecap diriku sebagai pangeran bodoh yang tak sengaja memecahkan gelangnya.

Kupikir begitu tetapi.


"Namun, sebuah kebenaran jika aku diselamatkan Elna. Dengan kata lain, aku diselamatkan oleh kesalahan Arnold. Dan aku akan membalasmu atas kesalahan itu."

"Ya?"

"Aku akan menugaskan Arnold sebagai wakil duta besar. Pergilah dengan Leonard dan bantu dirinya."

"... A, Ayah?"

"Saat ini aku Yang Mulia, Arnold."

"Umm.... Aku... kupikir aku tidak memiliki kemampuan seperti itu."

"Kau bisa menyerahkan semuanya kepada Leonard. Setidaknya temukan pekerjaan yang bisa kau lakukan dan buktikan kepadaku jika kau bisa melakukannya. Pembicaraan ini selesai. Aku akan mengumumkan ini secara resmi besok. Semuanya, beristirahatlah."


Setelah mengatakan itu, ayah bangkit dari kursinya.

Kemudian ketika dia pergi, dia berbalik ke arahku dengan senyum nakal.

Ayah sialan itu, dia sengaja melakukannya.....!

Sial! Dia menghancurkan rencanaku!?

Jika aku dan Leo meninggalkan kekaisaran, siapa yang akan memimpin faksi kami!?

Serius dah!?

Aku terpana dengan kejadian yang tidak terduga itu. Di sisi lain, rivalku memiliki ekspresi [ Bentulah dengan benar ] di wajah mereka.

Ini buruk..... Jika kami tidak melakukan apa-apa, faksi kami akan dihancurkan saat kami pergi.


"Hebat kan! Al."

"....."

"Ada apa? Al?"

"Seperti yang kuduga, jangan terlibat denganku lagi......"

"MENGAPA?"


Aku menahan dahiku dan mengusir Elna yang merasa bahagia.

Namun aku mengerti. Itu bukan kesalahan Elna.

Sudah kuduga dia akan memohon agar diskualifikasiku dibatalkan. Yang membuatku terkejut adalah respon ayah.

Alasan mengapa ayah bertindak seperti itu pasti karena dia melihat kerianganku sebelumnya. Dia pasti kesal karena merasa dirinya seperti sedang menari di telapak tanganku.

Ini sepenuhnya kesalahanku.....

Pertemuan berakhir dengan diriku yang memegangi kepalaku karena kekonyolan situasi yang telah terjadi.



----------------------


Komentar Penerjemah:
Akhirnya volume 3 Pangeran Ampas selesai !!!!
Setelah ini mungkin saya mau fokus ke TsukiMichi sembari mikirin ide untuk novel original saya sendiri yang berjudul The Eternel One

Ditunggu aja ya kelanjutannya !!!!
👐👏👐👏


Jika ada kalimat/kata/idiom yang salah di terjemah atau kurang enak dibaca, beritahu kami di kolom komentar, dilarang COPAS dalam bentuk apapun macam-macam kuhajar kau.


PREVIOUS | INDEX | NEXT

Baca doank, komen kaga !!!
Ampas sekali kalian ini

5 comments:

  1. Ditunggu deh min kelanjutan nya. Udah Terlanjur ngikutin soalnya

    ReplyDelete
  2. ni novel terlalu bertele"...ibarat sinetron lah,pantes ja sepi peminat

    ReplyDelete
  3. sorry comment pake anonim...
    soalnya lebih cepat dan gampang :)

    ReplyDelete


EmoticonEmoticon