May 24, 2020

The Strongest Dull Prince Battle for the Throne Bahasa Indonesia Chapter 5

Translator: Sai Kuze

Chapter 5 - Tur Ibukota Kekaisaran


The Strongest Dull Prince Battle for the Throne Bahasa Indonesia Chapter 5


Segera setelah kami kembali ke ibukota, kami pergi menemui Leo.

Leo tahu mengetahui aku membuat gerakan tetapi dia tidak mengetahui tentang hubunganku dengan Silver. Karena itu, aku perlu terlebih dahulu menjawab pertanyaannya mengenai itu.


"Tak disangka Nii-san juga memiliki koneksi dengan Silver... Aku tahu kau memiliki banyak kenalan tetapi aku malah tidak mengetahui jika kau mengenal seseorang yang begitu penting."

"Dia bukan kenalanku. Dialah yang menghubungiku. Dia mengatakan kepadaku sebagai bukti kepercayaannya, dia akan membantu membuat Duke Kleinert berada pihak kita. Itu sebabnya aku membuat jalan cerita Silver kesana karena kau meminta bantuannya. Maaf karena aku malah meminta persetujuanmu setelah itu terjadi."




Setelah aku memberi Leo laporan mengenai apa yang terjadi di ruangannya, aku menjelaskan tentang Silver kepadanya.

Jika aku tidak membuatnya seperti Silver yang mengambil inisiatif, kedepannya aku akan lebih sulit untuk bergerak.

Pada akhirnya, koneksiku dengan Silver akan terungkap, aku harus mempersiapkan untu saat itu juga.


"Tidak masalah. Nii-san sendiri juga memikirkan tentang masalah itu kan?"

"Ya, aku tidak segera memberitahumu karena aku tidak sepenuhnya mempercayai Silver. Tetapi dia memenuhi apa yang dia katakan untuk dilakukan. Kupikir tidak apa-apa memercayainya untuk saat ini. Namun, dapat dipastikan jika dia merupakan seorang pria dengan penuh misteri. Kita juga tidak mengetahui alasannya menginginkan kerjasama. Yang terbaik jangan terlalu mempercayainya untuk saat ini."

"Aku mengerti... Aku juga ingin bertemu dengannya."

"Aku akan menyampaikan itu kepadanya, tetapi karena dia melakukan hal merepotkan dengan malah menemui diriku, aku tidak berpikir jika pria itu memiliki rencana untuk bertemu denganmu secara langsung saat ini. Aku tahu bagaimana cara menghubunginya tetapi masih tergantung pada dirinya apakah dia bersedia atau tidak. Karena dia tidak akan mengikuti perintah kita secara langsung, kupikir dia merupakan sesuatu seperti Joker yang hanya bergerak sesukanya, jadi jangan terlalu bergantung padanya."

"Aku mengerti. Bagaimanapun aku berterimakasih padanya, Duke Kleinert terselamatkan dan Duke juga memberikan kerjasamanya pada kita kan? Maka kupikir dia pastilah orang baik."

"Bagimu, semua orang adalah orang baik....."


Menyerah, aku menghela nafas.

Aku merasa seperti sudah sering mendesah seperti ini. Alasannya tidak perlu dikatakan karena ada orang lain dengan tipe kepribadian yang sama dengan Leo.


"Ngomong-ngomong, aku mendengar jika Duke mengirimkan seseorang untuk membantu kita tetapi, siapa yang dia kirim? Terlebih Duke tidak bisa datang ketempat ini secara pribadi...."

"Ya itu benar. Sebas, bisakah kau memanggilnya untukku?"

"Baik."


Aku meminta pada Sebas yang berdiri di sudut ruangan untuk membawa Finne yang berada di ruangan lain kesini.


"Senang bertemu dengan anda, Yang Mulia Leonard. Saya adalah putri tertua dari Duke Kleinert, Finne von Kleinert. Mohon kerjasamanya."


Finne dengan anggun menarik renda gaunnya dan melakukan penghormatan.

Tanpa terkejut, Leo menanggapinya dengan sempurna.


"Aku pangeran kedelapan, Leonard Lakes Adler. Tak kusangka akan ada kesempatan bagiku untuk berbicara dengan Blau Mowe sendiri. Kau jauh lebih cantik dari dekat. Suat kehormatan bagiku yang pada akhirnya dapat bertemu denganmu."

"Sungguh seseorang yang terpuji. Suatu kehormatan bagi saya untuk dapat bertemu dengan adik lelaki Arnold-sama. Saya lega karena Yang Mulia merupakan seseorang yang lembut seperti yang dikatakan Arnold-sama."

"Nii-san mengatakan sesuatu tentangku? Sungguh menarik. Bisakah aku mendengar apa yang dia katakan?"

"Ya, dengan senang akan saya beritahu. Ah, saya akan menyiapkan teh."

"Terima kasih."


Mereka membutuhkan waktu kurang dari satu menit untuk berbicara dari hati ke hati. Saudaraku sangat menakutkan. Kemampuannya untuk menyentuh nurani orang lain sudah menjadi bakat.

Ada beberapa topik umum yang mereka bahas. Tentu saja, karena mereka tidak memiliki banyak koneksi, mereka sering mengangkat topik mengenai diriku.

Aku hanya bisa membuat ekspresi masam ketika mereka membicarakanku. Leo pasti menyadari itu dan mengarahkan pembicaraan ke arahku.


"Ngomong-ngomong, Nii-san. Kerjasama seperti apa dari Finne-san yang sudah kau pikirkan?"

"Pada dasarnya, aku akan menjadikannya negosiator kita. Dan nanti, aku akan sering membawanya dari mansionnya di ibukota ke tempat kita. Itu akan menunjukkan jika Duke Kleinert ada di pihak kita. Itu saja untuk sekarang. Ah, aku sudah memberitahunya mengenai Silver. Kau tidak perlu khawatir mengenai itu. Dia sudah tahu jika aku menipu keluarganya dan masih bekerja sama dengan kita."

"Anda membuatnya terdengar seperti anda orang jahatnya....... permasalahan mengenai keluarga kami yang telah membuat marah Silver-sama merupakan sebuah kebenaran, tetapi sebuah kebenaran juga Arnold-sama telah melakukan mediasi untuk kami. Bukankah tidak apa-apa jika kita melupakannya begitu saja?"

"Itu bagus. Kupikir juga begitu. Kelemahan Nii-san yaitu ia cenderung terlalu banyak merendahkan dirinya."

"Haa....."


Sepertinya ada dua Leo.

Yah, jika kami ingin mengumpulkan lebih banyak sekutu maka akan lebih bagus untuk mengumpulkan lebih banyak orang-orang seperti ini. Masalahku akan meningkat.


"Ini gayaku jadi jangan khawatirkan diriku. Lebih penting lagi, Leo, apakah kau sudah mengumpulkan sekutu di ibukota?"

"Unnnn, sulit untuk mengatakannya. Orang-orang berpengaruh di ibukota sudah diambil oleh mereka bertiga."


Aku mencoba mengubah topik dengan menanyakan bagaimana Leo menanganinya tetapi itu seperti yang sudah kuduga.

Bahkan jika mereka mengetahui Duke Kleinert mendukung Leo, satu-satunya yang akan bergabung adalah faksi netral. Di tempat pertama, mereka yang sudah diambil oleh ketiga rival itu tidak bisa bergerak. Itu seharusnya yang terjadi ketika mereka tidak mengetahui jika Duke mendukung kami.


"Mm... Saya tidak mengetahui terlalu banyak mengenai keadaan ibukota kekaisaran maka... bisakah anda memberitahu saya mengenai tiga rival yang sedang anda bicarakan?"

"Apakah kau belum memberitahunya?"

"Dia terus mengajukan pertanyaan yang tidak ada hubungannya dengan perjalanan ketempat ini jadi aku tidak punya cukup waktu untuk menejelaskannya."

"Saya sungguh menyesal....."

"Tidak apa-apa, sangatlah normal dia mengatakan seperti itu. Dia pada dasarnya merupakan seseorang yang selalu membelokkan pembicaraan seperti ini."

"Benarkah!?"

"Itu karena ini terlalu sulit untuk dibelokkan."

"Ah......"


Aku melirik Finne yang terlihat sedih dan mengambil tiga permata di dalam ruangan, lalu mengaturnya di atas meja agar penjelasannya mudah dimengerti.


"Ini adalah ketiga rival kita. Yang pertama permata biru ini. Pangeran kedua, Eric Lakes Adler, berusia 28 tahun. Di sisinya sebagaian besar menteri kabinet dan dikenal sebagai pangeran yang cerdas. Yang kedua permata merah ini. Pangeran ketiga, Gordon Lakes Adler, berusia 26 tahun. Dia menuju ke medan perang sebagai aset paling kuat dari pasukan kita, dia berada di faksi militer. Dan yang ketiga permata hijau ini. Putri kedua, Zandra Lakes Adler, berusia 22 tahun. Dia sangat bagus dalam sihir dan memiliki banyak dukungan dari para penyihir di seluruh kekaisaran. Ketiganya bertujuan memperebutkan tahta sembari memperluas kekuatan mereka. Ada anggota lain dari keluarga kekaisaran yang mengincar takhta tetapi kau tidak dapat membandingkan mereka dengan ketiganya."

"Para pejabat sipil, militer dan penyihir. Mereka memiliki basis dukungan yang solid. Negara yang para bangsawannya mengambil keuntungan dari ini dan membangun kekuatan mereka sendiri, itulah perang suksesi saat ini. Ini dimulai tiga tahun yang lalu... ketika saudara tertua kami, putra mahkota tewas di medan perang."

"Saya telah mendengarnya... ayah saya dahulu mengatakan jika Pangeran Pertama yang bijaksana masih hidup, sesuatu seperti perang suksesi tidak akan pernah terjadi."

"Aku sangat setuju. Jika orang itu masih hidup maka hal yang menjengkelkan ini tidak akan pernah ada sejak awal."


Sebaliknya, justru karena orang itu mati maka yang lain mendapat kesempatan.

Aku ingat sesuatu yang janggal. Dia bermartabat dan berani. Kepribadiannya juga sangat baik seperti versi lebih tinggi dari Leo, akankah orang seperti itu pergi dan mati di medan perang?

Dilakukan penyelidikan dan kaisar sendiri merupakan seseorang yang secara pribadi menyelidiki kasus ini hingga terbukti itu tidak direncanakan oleh seseorang tetapi aku tidak dapat menghilangkan perasaan jika ada beberapa rencana licik yang tersembunyi jauh di dalam semua itu.

Namun, menyebut-nyebut orang mati tidak akan membantu kami.


"Orang itu sudah tidak ada lagi di sini dan tiga saudara kandung kita yang tanpa ampun terhadap musuh mereka. Leo, jika kau  tidak menggantikan kakak laki-laki tertua kita dan menjadi seorang kaisar, masa depan kekaisaran akan suram."

"Aku tahu. Tapi, apakah aku bisa melakukannya.....​​"

"Yakinlah. Aku jamin kau bisa melakukannya."


Setelah aku mengatakan itu, aku menepuk kencang punggung Leo.

Melihat Leo terbatuk-batuk, aku dan Finne tertawa.



------------------------------------------------------------------



Jalan-jalan di Ibukota selalu sibuk.

Finne melihat ke jalan yang seperti itu dan berbalik ke arahku.


"Arnold-sama. Apa itu?"

"Itu toko penilaian. Tempat itu memiliki sertifikat sehingga biayanya cukup tinggi. Dan kau bisa memanggilku Al."

"Apakah tidak apa-apa? Menggunakan nama panggilan?"

"Aku akan kerepotan jika seseorang mengetahui identitasku secara kebetulan jadi panggil saja aku Al."

".... Bahkan jika saya memanggil anda dengan itu setelah ini selesai?"


Finne menoleh dan menatapku dengan penuh harap.

Hanya ada beberapa orang yang memanggilku Al. Namun, jika dia ingin memanggilku seperti itu, tak ada alasan untuk menghentikannya.


"Lakukanlah sesukamu."

"Baik! Al-sama!"


Kenapa kau terlihat bahagia karna itu?

Sementara aku terkesan hal kecil seperti ini dapat membuatnya bahagia, aku terus memandunya menyusuri ibukota.

Dalam perjalanan, kami makan malam di restoran lokal. Setelah itu, aku menunjukkan kepadanya fasilitas penting ibukota.

Kami tidak punya banyak waktu, jadi hanya memandunya berkeliling ibukota saja sudah menghabiskan banyak waktu.


Ketika waktu itu tiba, Kupikir kami harus segera kembali, Finne menemukan toko aksesori.


"Ha~ a... jangan lama-lama ya?"

"Baik!"


Karena dia menatapku seolah-olah dia memohon untuk melihat isinya, aku memberinya izin.

Karena dia sendiri tidak mengatakan apa-apa, aku tidak bisa mengatakan dia menginginkannya. Namun, karena mata seseorang dapat menyampaikan perasaannya sebanyak mulutnya, keinginan yang dia katakan dengan matanya bukanlah perasaan setengah hati.

Sudah berapa lama ini?

Karena aku lelah, aku tidak memasuki toko. Aku menyandarkan punggungku di pilar di depan toko dan menunggu.

Namun, salah satu pelanggan tidak membiarkanku beristirahat sebentar saja.


"Wah wah? Bukankah ini Pangeran Ampas?"


Mendengar suara tidak menyenangkan yang sarat dengan sarkasme, aku merajut alisku.

Jujur saja, dia merupakan pria yang tidak ingin aku temui.

Orang yang ada dihadapanku adalah seorang pria muda dengan rambut cokelat yang berbentuk menyerupai gaya rambut bob sedang dikelilingi oleh rombongannya.

Pakaian serba panjangnya dan selera gaya rambut, buruk. Namun, sepertinya dia meyakini itu terlihat keren sehingga dia terlihat sangat percaya diri mengenakannya.

Namanya Gied von Horsvath. Dia keturunan keluarga Horsvath yang merupakan keluarga peringkat No. Dua dari keluarga bangsawan tertua di kekaisaran. Dan terlepas dari ketidaksukaanku, dia merupakan teman masa kecilku.

Keluarga Horsvath memiliki wilayah dekat ibukota kekaisaran. Dengan begitu, dia memiliki tempat tinggal di ibukota kekaisaran dan sering mengunjungi kastil. Karena kami seumuran, orang-orang dewasa di sekitar kami menjebakku dan Leo bersamanya. Dia sering menemani kami ketika belajar dan berlatih, itulah hubungan yang kami miliki.

Namun, dia hanya memasang wajah baik di depan Leo dan mengejekku di belakangnya. Rombongannya juga teman-teman seperbullyannya sejak saat itu. Aku tidak pernah membalas dendam atau memberitahu orang dewasa. Selain itu, orang-orang dewasa yang menyadarinya juga mengabaikannya. Itu mungkin pemandagan yang mereka inginkan.

Melihat seorang pangeran dengan status yang jauh lebih tinggi daripada yang mereka miliki terbully mungkin akan memberi mereka rasa superioritas.

Setelah kami tumbuh dewasa, dia sering terlibat denganku seperti ini.


"Gied.... sudah lama tak melihatmu ditempat seperti ini."

"Yah karena aku melihat wajah lusuh yang bahkan tidak seharusnya dianggap sebagai pangeran ketika aku menaiki kereta. Kupikir aku harus menyapamu sebagai salah satu bangsawan kekaisaran."

"Yah, terima kasih."

"Balasan macam apa itu?"


Gied menodong wajahku dengan tongkat di tangannya dan berbicara dengan ekspresi kesal.


"Apakah kau pikir aku tidak bisa memukulmu karena kita ada di depan umum? Kau tahu kan, tidak ada yang akan mengungkitnya bahkan jika aku memukulmu? Lagipula tidak ada yang peduli dengan wajahmu."

"Wah bikin penasaran. Leo menjadi terkenal baru-baru ini, seseorang mungkin sudah mengenali wajahku kan?"


Ini tidak seperti setiap warga negara dapat mengingat wajah semua anggota keluarga kekaisaran. Bahkan dengan ketenaranku, mereka seharusnya hanya mengetahui jika aku hanya memiliki rambut hitam dan mata hitam. Aku menunjukkan diri di depan orang-orang pada beberapa upacara tetapi karena mereka jauh, tidak mungkin mereka dapat melihat muka kami dengan jelas.

Namun, baru-baru ini Leo menjadi terkenal. Tak diragukan lagi itu akan menjadi masalah besar jika dirinya memukulku yang memiliki wajah yang sama.


"Kau bukan Leonard. Seseorang bisa mengetahuinya hanya dengan melihat penampilanmu. Kau selalu berpakaian acak-acakan dan matamu selalu memandang ke bawah. Ini menandakan ketidakpercayaan dirimu. Siapa yang akan mengira jika kau merupakan anggota keluarga kekaisaran? Tingkah lakumu sendiri tidak jauh dari itu!"


Setelah mengatakan itu, Gied memukul tulang keringku dengan tongkatnya. Wajahku meringis dengan rasa sakit yang tajam tetapi aku tidak jatuh.

Aku tidak bisa membuat keributan di sini. Para bangsawan mungkin tidak terlalu mempermasalahkannya tetapi jika ada orang biasa yang mengenali wajahku sebagai anggota keluarga kekaisaran maka itu akan menyebabkan keributan. Jika menjadi seperti itu, maka akan merepotkan tidak peduli hasilnya.

Sekarang, apa yang harus dilakukan?


"Apa yang terjadi?"


Aku hampir mendecakkan lidahku.

Tak diduga dia malah muncul saat seperti ini.

Bisakah kau tidak mengacaukan situasinya?

Finne memandangi tongkat yang digunakan Gied untuk memukulku dan secara terbuka menunjukkan kemarahannya.


"Dasar tak tahu diri!!"

"Nn? Siapa itu? Pengikutmu?

"Aku mengerti, jadi kau orang yang seperti itu."


Setelah mengatakan itu Finne melepas tudungnya.

Untuk sesaat, Gied dengan linglung mengagumi kecantikannya, tetapi begitu dia menyadari siapa lawan bicaranya, dia melompat terkejut.


"Ka, kau ... Fii, Nona Finne!?"

"Ya, saya Finne von Kleinert. Dan anda?"

"Aku, aku Gied von Horsvath. Putra tertua dari Duke Horsvath."

"Putra Duke Horsvath yang terhormat? Sungguh disayangkan. Saya pikir anda merupakan seseorang yang berperilaku lebih terhormat."


Gied mulai membuat alasan untuk menanggapi Finne yang memiliki ekspresi kecewa.

Dia terlihat sangat tidak sedap dipandang. Tak terduga Gied yang selalu meributkan martabatnya menunjukkan ekspresi seperti itu. Dikritik di depan orang banyak seperti ini, itu mungkin sesuatu yang tidak dibolehkan oleh kesombongannya.


"Ini, ini salah paham! Pria ini..."

"Pangeran Arnold Lakes Adler. Kau pikir apa yang baru saja kau lakukan dapat dibenarkan untuk dilakukan bahkan pada Pangeran Arnold? Apakah kau tidak memiliki rasa hormat atau loyalitas terhadap keluarga kekaisaran?"

"Bu, bukan, bukan seperti itu....."


Aku memandang Finne.

Hal yang buruk jika Finne membuat Gied kehilangan muka di sini. Finne merupakan Blaue Mowe. Selain kenyataan dirinya sangat terkenal di ibukota, dia juga favorit kaisar. Mudah baginya untuk menyelamatkanku di sini, tetapi aku tidak bisa membiarkannya memusuhi Gied.

Tidak perlu membuat musuh yang tidak berguna seperti ini. Jika aku membiarkannya melakukan apa yang diinginkannya, maka Gied akan puas dan jika dia secara sepihak memukulku maka hanya reputasinya yang akan jatuh.

Aku mencoba memberitahunya untuk menghentikannya dengan mataku, tetapi Finne tidak memedulikannya.

Lalu dia mengatakan sesuatu yang diluar batas.


"Pada dasarnya... apakah kau pikir aku sedang menemani Pangeran Arnold?"

"Eh......?"


Finne menatap lurus ke arahku.

Menyadari apa yang ingin dia lakukan, aku menghela nafas.

Jika seperti ini maka aku tidak bisa melakukan apa-apa selain menindaklanjuti dengan rencana Finne.


"Ini merepotkan, Finne-san. Karena dirimu tidak menginingkan ini menjadi rumor, aku berpura-pura menjadi Nii-san..."

"Saya sungguh meminta maaf. Leo-sama."

"Eh, ah, eh, Leonard......?"

"Ya itu benar. Gied-san."


Aku memperbaiki rambutku dan berdiri tegak. Aku meniru nada suara Leo dan mengubah ekspresiku menjadi lembut.

Melihat perubahanku, wajah Gied segera memucat setelah dia mengingat apa yang telah dia lakukan.


"Le, Leonard..... ini tidak seperti itu. Ini umm....."

"Tidak apa-apa Gied-san. Aku tahu kau telah melakukan hal seperti itu pada Nii-san, selama Nii-san tidak mengatakan apa-apa, aku juga tidak memiliki keinginan untuk menindaklanjutinya. Tetapi kami akan melupakannya untuk hari ini. Lagipula untuk saat ini aku sedang memandu Finne-san."

"A, Aa.... Ak, aku mengerti...."


Gied membalikkan kepalanya dengan ekspresi suram.

Jika itu aku, seandainya sesuatu terjadi pada Leo maka aku mungkin akan menunjukkan rasa hormat dan kesetiaan terhadap keluarga kekaisaran seperti yang dilakukan Finne. Paling tidak, Leo merupakan faksi keempat dalam perang suksesi. Tidak seperti diriku, dia merupakan seorang pangeran yang mungkin menjadi seorang kaisar.

Gied pasti mengerti hal ini akan menjadi buruk jika dia masih bersikeras tetap disini. Aku buru-buru mengembalikan penampilan normalku.

Namun.


"Apakah kau harus melakukan itu?"

"Saya menyesal...."

"Ha~ a.... Ayo pergi."


Pertama, kami harus pergi dari tempat ini. Kami mengumpulkan terlalu banyak perhatian.

Kami berjalan menuju kastil dengan langkah cepat. Aku berhenti ketika kami sudah di dekat kastil dan memandang Finne.

Finne menatapku dengan wajah seolah dia ingin menangis.


"... Kau sengaja melakukan itu kan?"

"Saya benar-benar meminta maaf....."

"Jika kau biarkan saja, itu hanya akan menurunkan reputasi orang itu. Tapi dengan ini, pria itu setidaknya akan memusuhimu dan Leo. Selain itu, karena mereka memiliki informasi Leo mungkin bergerak sembari berpura-pura menjadi diriku, informasi itu akan membuatku lebih sulit untuk bergerak."

"........."


Jika aku terus seperti ini maka dia mungkin benar-benar menangis karena air mata sudah menumpuk di mata Finne.

Melihat itu, aku memalingkan wajah.

Tidak peduli apa yang aku katakan kepada Finne untuk saat ini, takkan ada yang berubah. Aku tidak bisa menyalahkannya atas apa yang terjadi.


"Jika kau sudah mengetahuinya maka lain kali jangan lakukan hal seperti itu atas kemauanmu sendiri. Ini juga bisa membahayakan dirimu sendiri, jadi jangan lakukan itu lagi."

"Baik."


Dia masih terlihat seperti akan menangis.

Melihat Finne menggantung kepalanya, aku bingung. Pada akhirnya, karena aku tidak bisa melakukan apa-apa, aku membuka mulutku.


"Tapi... aku mengerti jika kau melakukan itu demi diriku. Terima kasih."

".... Al-sama...."

"Maaf itu harus diakhiri dengan peristiwa buruk ketika kau sedang bersenang-senang."

"Ti, Tidak! Itu bukan salah Al-sama! Itu semua karena kecerobohan saya! Lain kali saya akan lebih berhati-hati! O, Oleh karena itu..... ​​bisakah anda lain hari memandu saya berkeliling lagi?"

"Ya, di lain hari aku juga akan menyamar."


Mendengar itu, ekspresi Finne segera berubah lebih cerah dan dia tersenyum.

Tak rugi juga keluar dari gayaku memandunya mengelilingi ibukota untuk melihat senyum itu. Sembari memikirkan itu, aku membawa Finne kembali ke kastil.




----------------------


Komentar Penerjemah :

Finne-san !!!! AI ROBU YUUUU !!!

Dalam 2 hari 1 volume kelar, mantap soul~
Btw di novel ini, untuk chapter yg seperti ini, penggunaan monolog akan selalu menggunakan 'KAMI' bukan 'KITA'


Jika ada kalimat/kata/idiom yang salah di terjemah atau kurang enak dibaca, beritahu kami di kolom komentar, dilarang COPAS dalam bentuk apapun macam-macam kuhajar kau.


PREVIOUS | INDEX | NEXT

Baca doank, komen kaga !!!
Ampas sekali kalian ini

7 comments:

  1. Minal aidzin wal fa'idzin min, dan temen" yg suka baca novel 😁

    ReplyDelete
  2. Lanjut min dan juga Minal aidin wal faidzin mohon maaf lahir batin,
    😊😊🙏

    ReplyDelete
  3. Selamat Hari Raya Idul Fitri, Minal Aidin Walfaizin. Untuk admin Dan temen-temen ��

    ReplyDelete
  4. W ngebayangin mukanya finne pas pen nangis kek aqua wqwqwq

    ReplyDelete


EmoticonEmoticon