July 08, 2020

The Strongest Dull Prince Battle for the Throne Bahasa Indonesia Chapter 23

Translator: Sai Kuze

Chapter 23 - Rumah Pahlawan


The Strongest Dull Prince Battle for the Throne Bahasa Indonesia Chapter 23


"Lapor! Viscount Helmer memperluas kontrolnya!"

"Bujuk mereka! Jangan biarkan pendukungku beralih sisi!"

"Lapor! Kapten Remer dari Garnisium Kekaisaran telah didapatkan oleh Yang Mulia Zandra!"

"Apa!? Kuh! Kita tidak bisa membiarkan ada pembelot lain! Gunakan semua orang yang bisa kita gerakan, kita harus melindungi pendukung kita! Aku juga akan bergerak!"




Malam, di dalam ibukota kekaisaran, pertempuran sedang berlangsung.

Sejak aku mengambil alih rencana Zandra, Zandra memulai merampas pendukung Leo sebagai balasannya.

Saat ini, Leo kuwalahan menghadapinya.


"Pasti sulit ya."

"Bantu kami menyelesaikannya, Nii-san! Seseorang yang pertama kali memulai semua ini Nii-san sendiri kan!?"

"Tidak, tidak, aku hanya menyarankan untuk membantu Earl terbebas dari penderitaannya, tetapi kaulah yang setuju untuk melakukannya kan? Aku minta maaf karena ternyata balasannya sampai sejauh ini, tetapi bahkan jika kita tetap diam, lawan entah bagaimana pasti akan mendatangi kita kan. Bukankah itu bagus."

"Tolong bantu aku......"

"Pertempuran bukan bidangku. Lagipula tidak ada yang bisa aku lakukan."

"Jika tidak ada yang bisa Nii-san lakukan maka tidak ada juga yang bisa aku lakukan."

"Oi oi, terlalu baik itu buruk lho. Jika kau secara pribadi bergerak, pendukungmu akan ragu untuk meninggalkan faksimu kan? Pada akhirnya, yang tersisa hanyalah pendukung sejatimu. Yah, pertahankanlah itu."

"Kau membuatnya terdengar seperti tidak ada hubungannya denganmu. Aku serius akan benar-benar membuatmu bekerja keras pada pekerjaan duta besar."


Leo mengenakan jaketnya dan meninggalkan ruangan.

Melihat itu, aku menghela nafas panjang.

Zandra telah melancarkan serangan ke arah kami, tetapi tokoh utama dari faksi kami masih belum bergerak. Satu-satunya yang ditarik yaitu para pendukung baru kami. Kehilangan mereka tidak akan sangat mempengaruhi pengaruh faksi kami.

Masalahnya adalah bagaimana menjaga mereka yang merupakan inti dari faksi kami. Yah, itulah tugas yang harus ditangani Leo.

Apa yang harus aku pikirkan saat ini yaitu apa yang musuh kami rencanakan di balik layar.


"Sebas."

"Ya, ada apa."

"Jika kau Zandra, apa yang akan kau lakukan? Siapa yang akan kau targetkan?"

"Jika itu saya, saya tidak akan meluncurkan serangan apa pun. Namun sudah pasti, saya bisa menggunakan trik lain untuk mencapai hasil yang sama. Selain itu, jika saya berencana untuk melakukan sesuatu, saya akan menunggu sedikit lebih lama lagi. Saya yakin jika hal yang paling penting yaitu melindungi pendukung saya sendiri terlebih dahulu."

"Aku tahu itu, tetapi kita sedang berurusan dengan Zandra yang 'darahnya sudah mengalir ke kepalanya'. Kalau begitu, menurutmu apa yang dia rencanakan?"


Setelah merenungkan sedikit pertanyaanku, Sebas melihat sekantung kue di atas meja dan bergumam.

Apakah dia menyadarinya? Benar juga. Siapa pun bisa menyadarinya hanya dengan sedikit memikirkannya.


"Itu Finne-sama kan. Jika itu saya, saya akan menargetkan Finne-sama."

"Benar. Hanya Finne yang akan mengurus faksi kami setelah kami pergi. Itu sebabnya jika mereka ingin menargetkan seseorang maka itu adalah Finne."

"Ya. Namun, bukankah itu akan menimbulkan masalah jika mereka hanya menyerang Finne-sama?"

"Ya, ayahku tidak akan diam tentang itu. Tetapi, misalnya, bagaimana jika Finne diserang oleh beberapa penjahat ketika dia tengah berusaha melindungi para pendukung kita? Kemarahan ayah akan diarahkan pada kita kan?"

"Lalu haruskah kita menempatkan Finne-sama di dalam kastil? Tetapi saya tidak bisa menemukan cara bagaimana itu dapat diperbolehkan?"

"Tidak, aku sudah mengirimnya ke tempat yang aman. Meskipun aku tidak bisa mengatakan tempat ini aman, aku akan kerepotan jika mereka menggunakan seseorang dari kastil dan membawanya keluar."


Keamanan di kastil pedang Kekaisaran sangat ketat. Tetapi itu hanya berlaku untuk ancaman luar. Hal yang sama tidak berlaku untuk bagian dalamnnya. Yah, keamanan tempat kaisar tinggal sangatlah sempurna namun hanya karena ada bahaya bukan berarti aku bisa mengirim Finne kepadanya.


"Tempat yang aman? Sejauh yang saya ketahui, saya pikir tempat teraman ada di sisi anda?"

"Tidak, karena mereka mengetahui akulah yang membuat Earl Baelz bergabung dengan kita, seseorang yang paling ingin dibantai Zandra saat ini yaitu aku. Aku tidak bisa menempatkannya di sisiku karena hal itu."

"Saya mengerti. Lalu, bukankah sejak awal merupakan sebuah kesalahan membuat Earl Baelz berada di pihak kita? Mungkin saja Yang Mulia Zandra menyadari jika anda sedang menyembunyikan taring. Saya pikir mendaptkan earl tidak sepadan dengan risikonya."

"Lagipula kenyataan tak bisa terus disembunyikan, Ayah mungkin sudah memiliki ide ketika aku mengirim Elna kepadanya. Selain itu, dengan sedikit riset mereka akan menyadari jika jati dirimu sebenarnya merupakan seorang pembunuh terkenal. Saat ini, untuk sementara aku akan membiarkan mereka salah paham jika semua ini merupakan perkerjaanmu."

"Sepertinya akan sangat buruk jika anda terlalu meremehkan saudara-saudara anda. Optimisme itu tabu lho? Lagipula ketiga saudara anda juga berbagi darah ayah anda."

"Aku tahu. Jangan khawatir, aku tidak meremehkan mereka. Sebaliknya, kupikir tak ada orang lain yang mengakui kemampuan mereka lebih dariku."


Itu karena aku sangat berhati-hati sehingga aku menjauhkan Finne dariku.

Serangan Zandra ini tidak diragukan lagi bertujuan pada Finne. Jika dia tidak bisa menarik Finne dariku maka dia akan terus mengikis pendukung kami. Yah, itu akan memberikan sedikit kerusakan pada fraksi kami, tetapi itu jelas lebih baik daripada kehilangan Finne.


"Sepertinya anda benar-benar tidak memandang rendah mereka. Anda terlihat jauh lebih serius dari biasanya. Apakah itu karena keterlibatan Finne-sama?"

"Yah begitulah. Finne merupakan putri Duke Kleinert. Jika dia beralih sisi karena ini maka kau bisa menganggap kami sudah kalah dalam perang ini."

"Apakah benar memang itu masalahnya? Jika anda mengetahui tujuan lawan anda, Arnold-sama biasanya akan segera melakukan serangan balik. Tetapi kali ini bukan saja anda tidak menyiapkan counter seperti itu, tetapi anda juga sudah menyusun rencana defensif yang sempurna. Bukankah ini karena anda tidak ingin melihat Finne-sama dalam bahaya?"

"Apa yang ingin kau katakan?"

"Tidak, saya pikir itu hal yang baik. Mitsuba-sama juga pasti senang."


Ketika aku mencoba untuk mengeluh kepada Sebas, aku segera menutup mulutku ketika aku melihat wajahnya yang mengetahui segalanya.

Sudah jelas, tidak peduli apa yang aku katakan kembali pada kepala pelayan ini, dia juga masih bisa memberikan comeback yang sempurna.

Itu sebabnya aku mulai bersiap untuk pergi keluar tanpa mengatakan apa-apa.


"Apakah anda ingin pergi?"

"Ya, kepala pelayan tertentu memberitahuku untuk tidak memandang rendah musuhku jadi aku ingin pergi untuk sedikit memeriksa keamanan."

"Itu bagus. Jika anda mengatakan kepadanya, anda sangat khawatir ketika tidak bisa bertemu dengannya maka itu akan sempurna."

"Aku tak akan mengatakan itu."

"Itu memang memalukan. Meski begitu, di mana anda ingin menyembunyikan Finne-sama?"

"Itu merupakan tempat yang sangat kau kenal. Tempat teraman di ibukota kekaisaran ini dan juga tempat orang-orang terkuat di Kekaisaran tinggal."

"Saya mengerti. Mansion Amsberg ya. Tentu saja, tidak ada yang bisa melakukan hal buruk di tempat itu."


Begitulah adanya.

Meninggalkan Sebas yang merenungkan hal itu, aku menuju mansion Amsberg.



-------------------------------------------------------------------



Mansion Amsberg terletak di dekat kastil.

Ketika aku tiba di mansion itu, aku segera diizinkan masuk ke dalamnya. Di antara para pangeran, satu-satunya yang mereka izinkan untuk masuk dengan mudah seperti ini mungkin hanya diriku.

Elna, aku dan Leo merupakan teman masa kecil tetapi sejak kami masih anak-anak, yang sering menemui mereka yaitu aku.

Aku tidak tahu berapa kali Elna membuatku menangis sembari menyeretku menuju mansion besar ini.

Setelah beberapa saat, para ksatria di gerbang mulai mengatakan selamat datang kembali setiap kali mereka melihatku. Keakraban mereka saat itu cukup menyeramkan.

Meskipun ini merupakan pertama kalinya aku mengunjungi tempat ini dalam beberapa tahun, penjaga gerbang masih mengatakan selamat datang di rumah padaku. Bagi orang-orang di mansion ini, bagaimanapun juga aku merupakan teman dari putri kecil mereka yang imut.


"Jika kau benar-benar menyadarinya, mengapa kau mengatakan 'selamat datang di rumah' untuk seorang anak yang menangis tiap kali dibawa kesini......"

"Dari sudut pandang orang dewasa, itu akan terlihat seperti anak-anak yang sangat akrab kan?"

"Bagaimana denganmu?"

"Saya tahu jika Arnold-sama membencinya, tentu saja."

"......"


Kata-kata [Maka berhenti melakukan itu] hinggap di mulutku tetapi aku menelannya. Jika aku memberi mereka jawaban yang tepat, langkahku hanya akan terhanyut oleh mereka. Semuanya di masa lalu, dan berkat masa lalu itu, aku bisa mempercayakan Finne dengan begitu mudah.

Dengan pemikiran itu, aku tiba di pintu masuk. Ada seorang wanita dengan warna rambut yang sama dengan Elna di sana. Matanya biru. Dia terlihat muda dan cantik. Jika tidak ada seorangpun yang memberitahu, seseorang pasti berpikir jika dirinya merupakan kakak perempuan Elna......


"Sudah lama ya, Al."

"Maaf karena sudah lama tidak kesini, Anna-san."

"Dirimu juga tak berubah ya, Sebas?"

"Ya. Madam Amsberg."


Orang ini adalah Anna von Amsberg. Dia merupakan istri kepala keluarga Amsberg dan juga ibu Elna.

Ibuku hampir sama tetapi keawet mudaan orang ini benar-benar ajaib. Sepertinya konsep waktu tidak berlaku untuknya sedikitpun. Berkat itu aku ragu-ragu untuk memanggilnya Oba-san dan akhirnya hanya menambahkan -san ke namanya saja.

Anna-san tersenyum menuntunku ke dalam mansion.


"Sungguh disayangkan, suamiku sedang pergi sekarang. Ah, kau sudah benar-benar menjadi seorang pangeran. Berbicara denganmu seperti ini mungkin tidak sopan ya?"

"Tidak, tolong tetaplah seperti ini. Aku akan merasa tidak nyaman jika Anna-san mulai berbicara sopan denganku."

"Arara, biarkan aku mengambil kata-katamu kalau begitu. Elna dan Finne-san sedang mandi saat ini. Mau ikut mandi bareng?"

"Aku tidak ingin mati, jadi izinkan aku menolak."

"Kenapa malu-malu. Kau dulu pernah mandi bersamanya kan?"

"Itu ketika aku masih kecil dan apakah kau masih ingat ketika aku hampir tenggelam karena Elna di kamar mandi di sini?"

"Kalau tidak salah memang pernah terjadi ya. Lalu apakah kau masih ingat ketika kalian berdua menangis bersamaan? Kau menangis ketika Elna melatihmu untuk mengalahkan para penindas dan akhirnya Elna juga menangis karena dirimu tidak pernah meningkat tidak peduli apa yang dia lakukan."

"Hal itu sudah tidak berlaku pada diriku yang sekarang."


Seperti yang aku pikirkan, gadis itu merupakan musuh alamiku.

Sungguh aneh jika aku belum menerima trauma serius darinya.

Jika hatiku lemah, mungkin aku akan kepikiran untuk bunuh diri lho.

Orang ini juga sangat berbahaya ketika dia tersenyum.


"Untuk saat ini, bisakah aku menyuruhmu menunggu di ruangan paling dalam?"

"Aku mengerti."

"Sebas, bisakah kau membantuku menyajikan teh?"

"Baik madam."


Kenyataan jika aku sering datang ke sini menyiratkan Sebas juga pasti ikut.

Dia mengikuti Anna-san layaknya dia seorang kepala pelayannya.

Seperti yang diberitahukan kepadaku, aku menuju ke ruang tamu terjauh dan memutar kenop pintu tanpa berpikir.

Namun, ketika aku membuka pintu sedikit, aku merasakan kehadiran manusia di dalam. Selain itu, aku juga mendengar suara seorang wanita.

Namun, aku berpikir jika ada pelayan yang sedang membereskan tempat tidur jadi aku memutuskan untuk membuka pintu.

Itu ternyata sebuah kesalahan.


"......."

"Kau sangat cocok mengenakan gaun Elna-sama, bagaimana kalau kita coba gaun putih ini selanjutnya."

"Fi, Finne..... bisakah kau berhenti mengubahku menjadi bonekamu......"


Di dalam ruangan ada sosok dua wanita mengenakan pakaian mereka. Finne mengenakan pakaian putih murni sedangkan Elna berwarna merah muda. Anehnya, yang dikenakan Elna memiliki renda imut menghiasinya.

Kulit putih mereka yang biasanya tidak akan mereka tunjukkan kepada siapa pun terlihat jelas. Mungkin, mereka berpikir jika hanya ada perempuan di ruangan ini sehingga mereka berdua merasa tidak perlu menyembunyikan tubuh mereka. Karena Finne biasanya mengenakan pakaian longgar, tak ada banyak tekanan pada dadanya, tetapi dia jauh lebih seksi daripada yang aku kira. Elna belum tumbuh banyak sejak terakhir kali aku melihatnya tetapi ada juga orang-orang yang menyukai kedataran seperti itu.

Ketika aku memikirkan hal semacam itu, mereka berdua menyadariku.

Mereka kebingungan sesaat, tetapi ekspresi mereka segera berubah menjadi merah.

Kemudian Elna meraih bantal di dekatnya dan membuat postur melempar.

Sudah tidak ada artinya mengelak, sisanya hanya menerima hukuman.

Aku lupa. Seseorang yang paling mengerikan di mansion ini adalah Anna-san. Tak kusangka dia akan membimbingku untuk mengintip putrinya yang belum menikah. Dia sudah menjadi penjahat yang menikmati reaksi orang lain terhadap kejahatannya.


"Al!? Kau!"

"Al-sama!?"


Dengan kesadaran jika aku telah terjatuh ke dalam perangkapnya, aku akhirnya menerima bantal yang dilemparkan dengan kecepatan gila ke wajahku.



----------------------


Catatan Penerjemah:
- 'Darahnya sudah mengalir ke kepalanya' menyiratkan kemarahan


Jika ada kalimat/kata/idiom yang salah di terjemah atau kurang enak dibaca, beritahu kami di kolom komentar, dilarang COPAS dalam bentuk apapun macam-macam kuhajar kau.


PREVIOUS | INDEX | NEXT

Baca doank, komen kaga !!!
Ampas sekali kalian ini

3 comments:


EmoticonEmoticon