June 23, 2020

The Strongest Dull Prince Battle for the Throne Bahasa Indonesia Chapter 15

Translator: Sai Kuze

Chapter 15 - Bangsawan


The Strongest Dull Prince Battle for the Throne Bahasa Indonesia Chapter 15


[ Sudut Pandang Finne ]

------------------------------------------------------------------



"Aku takut.....!"

"Tidak apa-apa Yang Mulia. Para ksatria akan segera datang."


Di dalam mansion, Finne mencoba menenangkan Christa dengan membelai rambutnya dengan lembut.

Para pelayan mendatangi Finne dengan ekspresi kebingungan.




"Fi, Finne-sama.... mmmm...."

"Ada apa?"

"Itu.... penduduk kota menuntut untuk memasuki mansion...."


Kaisar melarang mereka meninggalkan rumah.

Namun, mereka pasti cemas karena pertempuran yang terjadi di dekatnya sehingga mereka ingin mencari perlindungan di mansion sang Penguasa.

Finne tak memiliki keinginan menyalahkan mereka untuk itu.


"Bagaimana dengan Countess?"

"Beliau tidak bisa memutuskannya oleh karenanya beliau mengatakan jika keputusan harus diserahkan pada Yang Mulia Christa dan Finne-sama untuk......"

"Aku mengerti.... Yang Mulia. Apa yang ingin anda lakukan......"

"... Aku tidak tahu... tapi, aku takut..."


Christa dengan erat menggenggam pakaian Finne karena cemas.

Sembari memegang tangan kecil itu, Finne memberinya jawaban.

Sang Penguasa saat ini sedang berperang di sisi Kaisar. Countess tidak dapat mengambil keputusan karena saat ini pendapat Christa merupakan yang paling diprioritaskan.


"Saya mengerti... lalu, apakah anda akan menelantarkan orang-orang yang memiliki perasaan yang sama dengan anda?"

"Itu tidak boleh......"

"Kenapa begitu?"

"... Nii-sama pasti akan marah."

"Benar, Yang Mulia pasti akan marah kan. Sekarang, bagaimana kalau kita mengizinkan orang tua, anak-anak dan orang sakit memasuki mansion terlebih dahuluu?"

"Baik....."

"Aku akan keluar sebentar. Apakah anda tidak apa-apa sendirian? Semua orang merasa cemas, saya harus memberi mereka ketenangan pikiran."

".... Un...."


Christa masih terlihat meratap tetapi Finne mendudukannya di kursi sembari tersenyum. Dia kemudian meninggalkan ruangan setelah dia meminta pelayan untuk menjaga Christa.

Finne menuju pintu masuk.

Di sana dia melihat para penjaga menghunus pedang mereka pada para penduduk.


"Bergegaslah kembali ke rumah kalian! Apakah kalian tidak mendengar perintah Yang Mulia!?"

"Kumohon padamu! Biarkan kami masuk!"

"DASAR!"

"BERHENTI SEKARANG JUGA!"


Pada situasi berbahaya itu, Finne berteriak pada para penjaga.

Meskipun Finne sendiri merupakan putri seorang Duke, dia dikenal karena reputasinya sebagai Putri Camar Biru, nama itu diberikan oleh Kaisar sendiri dan dia diperlakukan seperti bagian dari keluarga kekaisaran.

Di sini, suara keluarga kekaisaran merupakan yang paling berat. Karena itu, para prajurit segera melepaskan pedang mereka dan berlutut.


"Fi, Finne-sama....."

"Seharusnya kalian tidak boleh menggunakan pedang untuk dihunuskan pada para penduduk kan?"

"Ya, seperti yang anda katakan. Tolong maafkan kekasaran kami....​​"


Puas dengan jawaban mereka, Finne melihat kerumunan di depan gerbang.

Jumlah mereka bukan hanya seratus atau dua ratus.

Dia bisa melihat rakyat jelata dan bangsawan yang datang untuk mengunjungi festival serta para pedagang. Masing-masing dari mereka terlihat cemas.


"Saya Finne von Kleinert. Kalian mungkin lebih mengenali saya dengan nama Blau Mowe."


Setelah mengatakan itu, dia menunjuk ornamen rambut burung camar birunya.

Ini merupakan bukti kecantikan abadi yang diberikan oleh Kaisar sendiri.

Orang-orang yang mengetahui Kaisar mencintai putri Duke seperti anaknya sendiri, semuanya berlutut serempak.

Namun, di antara mereka, ada beberapa anak muda yang maju ke depan dengan mendorong orang lain menyingkir dari jalan mereka.


"Oh! Finne-sama! Ini aku! Gied!"


Bagi Finne, itu merupakan suara yang paling tidak ingin didengarnya.

Seseorang yang memukuli Arnold, teman masa kecilnya yang tindakannya tidak mungkin dia abaikan. Gied von Horsvath dan rombongannya tersenyum ketika mereka melihat Finne.

Dia sangat egois mendorong orang lain menyingkir tanpa ragu sedikitpun dalam benaknya jika Finne akan membiarkan mereka masuk. Tanpa bergabung dalam pertempuran, dia sendiri mencari tempat yang aman untuk bersembunyi.

Melihat mereka, Finne merasa seperti darah bangsawan dalam dirinya telah ternoda.

Dia tidak pernah merasakan itu ketika dia melihat ayahnya. Bahkan kakaknya yang tidak bisa apa-apa tidak pernah membuatnya merasa seperti ini. Tindakan Gied telah mengubah sebutan bangsawan menjadi tidak berarti.

Untuk mendapatkan rasa hormat, kau harus pantas mendapatkannya.

Itu sebabnya Finne mengabaikannya.


"Kami akan menerima anak-anak, orang tua dan orang sakit. Orang-orang yang sehat silakan berkumpul bersama di gedung terbesar yang bisa kalian temukan dan barikade pintu masuk. Tsunami hanyalah pergerakan monster dengan jumlah besar. Mereka tidak tertarik dengan kehidupan manusia. Jika monster memasuki Kiel, semuanya akan baik-baik saja dan kita hanya perlu menunggunya berlalu. Saya akan membuka gerabangnya sekarang."

"Fi, Finne-sama? Ini aku! Gied! Apakah anda lupa?"

"Saya mengingatmu dengan baik. Gied-sama dari keluarga bangsawan Horsvath."

"Aah, aku senang. Lalu bisakah kami masuk?"


Dia mencoba memasuki mansion seolah-olah itu wajar saja.

Jika kau berpikir tentang Arnold, pilihan bijaknya yaitu membiarkannya masuk. Tidak perlu menciptakan musuh yang tidak perlu.

Namun, Finne memilih untuk tidak melakukannya. Bahkan itu berbeda dengan keinginan Arnold.

Itu sebabnya.


"Ketahuilah sedikit rasa malu! Anda bahkan tidak mempertimbangkan untuk bertarung di sisi Yang Mulia dan mencari tempat untuk menjamin keselamatan anda sendiri! Tidakkah anda merasa malu dengan para pendahulu yang menciptakan garis keturunan keluarga Horsvath!?"

"Apa....!? Kau! Kau pikir aku ini siapa!"

"Tidak masalah siapa diri anda. Satu-satunya yang bisa memasuki mansion hanyalah anak-anak, orang tua dan orang sakit. Sisanya tolong pergi ke tempat lain. Ini merupakan keputusan Yang Mulia Christa. Jika anda bersikeras membuang waktu lebih lama dari ini, anda dapat mengajukan permohonan kepada Yang Mulia nanti. Namun, pada saat itu saya penasaran siapa yang akan menerima hukuman setelah ini, saya pikir itu sudah sangat jelas!"

"Kuh....!! Jangan terbawa suasana hanya karena Leonard mendukungmu! Ingat ini! Aku tidak akan pernah memaafkanmu!"


Dengan itu, Gied meninggalkan mansion dengan rombongannya.

Setelah melihat Gied pergi, Finne menghembuskan napas dalam-dalam dan memerintahkan para penjaga untuk membuka gerbang sembari tersenyum.

Melihat tindakan Finne sebelumnya, orang-orang meninggalkan anak-anak mereka, orang tua dan orang sakit dalam perlindungan penjaga dan pergi tanpa mengeluh.

Setelah dia menerima orang-orang, Finne kembali ke dalam mansion dan memerintahkan para pelayan untuk menghalangi pintu masuk.


"Tolong ditutup sekencang mungkin! Ketika monster datang, peganglah erat-erat. Ini akan baik-baik saja selama kita bisa menahan mereka untuk beberapa saat."

"Baik! Finne-sama!"

"Finne-sama! Yang Mulia Christa memanggil anda!"

"Aku akan segera kesana. Semuanya, kalian tidak perlu takut. Para ksatria pasti akan datang untuk menyelamatkan kita."


Finne mengatakan itu kepada semua orang di dalam mansion sejelas mungkin.

Dia berpikir jika setidaknya dia harus menjadi seseorang yang tetap mempertahankan senyuman di wajahnya. Meskipun, hanya itu yang bisa dia lakukan.

Sebagai putri seorang Duke, dia bisa menggunakan beberapa sihir tetapi dia hanya pandai sihir pemulihan. Dia tidak bisa menggunakan sihir tempur yang sering digunakan dalam pertempuran.

Dia tidak bisa bertarung sehebat Elna.

Dia merasa pahit tentang itu. Dia meninggalkan wilayahnya untuk berguna bagi Arnold, tetapi sejauh ini dia tidak berguna sama sekali untuknya.

Bagi Finne, menjaga Christa merupakan tugas pertama yang diminta Arnold. Itu sebabnya dia mencoba untuk tidak meninggalkan sisinya bagaimanapun juga, tetapi.


"Jika kita tidak mengambil serulingnya, monster-monster akan terus berdatangan!!"


Melihat Christa menjerit, Finne ingat sesuatu.

Ini merupakan percakapan antara Arnold dan Christa.

Christa mengatakan jika Kiel akan dikepung oleh monster. Dan itu benar-benar terjadi.

Selama Arnold menanggapi kata-katanya dengan serius, Finne menilai jika dia juga harus mempercayainya. Karena itulah Finne memeluk Christa dengan erat.


"Yang mulia. Tidak masalah. Saya akan mencari seruling itu. Bisakah anda memberi tahu saya di mana itu?"

"Tidak.... kau bisa mati......"

"Tidak apa-apa. Bagaimanapun, saya ini orang yang selalu beruntung. Dan jika semakin berbahaya, Al-sama pasti akan datang untuk menyelamatkan saya."

"... Benarkah?"

"Ya. itu benar. Itu sebabnya tolong beri tahu saya. Di mana saya bisa menemukan seruling itu?"

"... Aku melihatnya terjatuh dari menara jam........ itu penyebabnya......"

"Saya mengerti. Saya akan kesnaa dan mengambilnya."


Setelah mengatakan itu, meskipun ada protes dari para pelayan, Finne menuju ke menara jam, gedung tertinggi di pusat kota.

Skala menara jam Kiel berbeda dari kota-kota lain.

Memiliki ketinggian puluhan meter dan merupakan daya tarik wisata Kiel, landmark yang berharga.

Finne memanjat menara jam itu dengan napas terengah-engah.

Di sisi lain, Elna berada di jalan buntu menghadapi Sam dan Dean di langit.


"Tsk! Sangat menjengkelkan!"


Dean menyerah menyerang Elna dengan lugas. Bukan tidak mungkin bagi mereka berdua untuk mengalahkannya bersamaan tetapi itu akan memakan waktu terlalu panjang.

Sudah waktunya bagi mereka untuk menggunakan cara-cara curang.

Dean mengeluarkan seruling sihir yang bisa memerintahkan monster, [ Hameln ]. Jika dia menambah jumlah monster, sebagai ksatria Elna harus melindungi Kaisar.

Jika itu yang terjadi, Dean dan Sam akan bisa menang.

Dalam upaya untuk memerintah lebih banyak monster menuju Kiel, Dean menaruh Hameln kedalam mulutnya. Namun, Elna secara intuitif merasa jika dia tidak boleh membiarkan itu terjadi sehingga dia maju untuk menyerang Dean.


"Aku tidak akan membiarkanmu!"

"Kuh!?"


Dean berhasil menghindari serangannya, tetapi Hameln jatuh dari tangannya dan terjatuh di kota Kiel.

Melihat itu, Dean segera mengejarnya.


"Berengsek!"

"Kembali kesini!"


Seruling itu bukan milik dekan. Itu merupakan sesuatu yang kooperator mereka berikan kepadanya. Dengan menggunakan itu, Dean membuat rencana yang melibatkan Carlos untuk membuat acara ini.

Namun, kooperator mereka mengatakan kepada mereka jika mereka harus benar-benar membuang itu sesudahnya. Itu merupakan janji mereka pada kooperator itu.

Tanpa benda dari kooperator itu, pasti sulit untuk melarikan diri atau bahkan bertahan dari tempat ini. Hancurnya seruling itu terhubung dengan kelangsungan hidup mereka.

Itu sebabnya Dean mati-matian mengejarnya. Melihat Dean seperti itu, Elna juga merasa ada yang tidak beres dan mengejar seruling.

Keduanya beradu di langit berkali-kali, di mana seruling dengan cepat terjatuh ke tanah.

Dan ketika mendekati menara jam, sebuah tangan putih menjulur darinya dan menangkap seruling.


"!!?"


Menerima seruling yang jatuh dengan momentum kuat, Finne entah bagaimana berhasil tetap berada di dalam menara jam.

Dia menghela napas lega karena dia berhasil menangkapnya tetapi segera dia mendengar suara tajam dari Elna.


"Larilah! Finne!!"


Ketika dia mengangkat wajahnya, Dean menembakkan kekuatan sihir ke arah menara jam.

Akibatnya, dia kehilangan pijakan dan terjatuh.

Namun, Finne mengabaikan itu.

Dia tahu bahayanya sejak awal. Inilah sebabnya Finne melemparkan seruling ke arah Elna yang sedang menuju ke arahnya. Lalu ketika dia melihat Elna menangkap seruling itu dengan ekspresi terkejut di wajahnya, dia tersenyum.


"Aah.... Akhirnya aku berguna."

"Dasar sialan!!"


Karena amarahnya, Dean menembakkan kekuatan sihir lain ke arah Finne yang terjatuh.

Dia tidak memiliki cara untuk menghindari gumpalan sihir di udara.


"FIIINNNNEEEEE!!??"


Teriak Elna.

Mempercayakan Arnold pada Elna, Finne menutup matanya.

Saat dia melakukan itu, dia merasakan ada sesuatu yang berkedip dari langit tetapi Finne tidak punya waktu untuk mengkhawatirkan itu.

Meskipun dia sudah bersiap untuk menghadapi kematian dan menutup matanya, rasa sakit dan kejutan yang dia harapkan tidak pernah datang.

Sebaliknya, dia merasakan kehangatan.

Ketika dia dengan ketakutan membuka matanya, Finne dipeluk oleh seorang petualang mengenakan topeng perak.

Kata-katanya direnggut oleh keterkejutannya. Dia hanya memberitahu Christa jika Al akan datang untuk membantunya hanya untuk menenangkan Christa. Dia tidak pernah menyangka Al benar-benar akan datang untuk menyelamatkannya.

Pada saat yang sama, ada seseorang yang sama terkejutnya dengan Finne.

Itulah Dean.


"Dasar bajingan...... bisa-bisanya membatalkan peluru sihirku, siapa kau......? Beritahu aku namamu!!"

".... Petualang dari serikat petualang ibukota kekaisaran, petualang peringkat SS, Silver.... Aku datang untuk mengalahkanmu."


Topeng perak yang khas dan jubah hitam.

Petualang yang dikenal sebagai petualang terkuat dalam seluruh sejarah kekaisaran telah muncul.



----------------------


Catatan Penerjemah:
- Countess merupakan istrinya Count


Jika ada kalimat/kata/idiom yang salah di terjemah atau kurang enak dibaca, beritahu kami di kolom komentar, dilarang COPAS dalam bentuk apapun macam-macam kuhajar kau.


PREVIOUS | INDEX | NEXT

Baca doank, komen kaga !!!
Ampas sekali kalian ini

3 comments:


EmoticonEmoticon