May 27, 2020

The Strongest Dull Prince Battle for the Throne Bahasa Indonesia Chapter 8

Translator: Sai Kuze

Chapter 8 - Pahlawan Terkuat dan Petualang Terkuat


The Strongest Dull Prince Battle for the Throne Bahasa Indonesia Chapter 8


Beberapa hari setelah aku kembali ke ibukota kekaisaran.

Hari yang menentukan telah tiba karena banyak orang sibuk mempersiapkan festival.


"Menurutmu siapa yang akan datang?"

"Itu pasti beberapa kapten peringkat tinggi."




Aku sedang menunggu seseorang di ruanganku yang berada di kastil.

Hari ini merupakan hari dimana anak-anak Kaisar akan diberitahu korp ksatria mana akan menjadi milik mereka untuk digunakan pada festival. Metodenya sederhana. Setiap kapten ksatria akan mengunjungi ruangan anak-anak kaisar.

Setiap korp dari ordo ksatria kekaisaran memiliki nomor sendiri. Semakin kecil angkanya maka semakin elit. Terutama tiga besarnya, mereka dipimpin oleh kapten dari kelas terkuat. Untuk mendistribusikan potensi perang secara merata, mereka pasti memiliki beberapa mantan tentara yang dimasukkan pada jajarannya.


"Siapapun boleh saja asalkan bukan Elna....."

"Mengatakan sesuatu seperti itu lagi... Kau tahu kan, dia merupakan anak luar biasa keluarga Brave Amsberg yang bergabung dengan ordo kesatria kekaisaran pada usia 11 tahun dan menjadi kapten pada usia 14 tahun? Bukankah lebih bagus jika kita bisa menariknya ke pihak kita?"

"Kemampuannya sendiri memang nyata. Hanya secara pribadi aku tak bisa berurusan dengannya."

"Dia terkenal karena moral yang tinggi dan disebut-sebut sebagai pemimpin ordo ksatria kekaisaran berikutnya?"

"Itu hanya di luarnya. Baik para penduduk dan para ksatria tidak mengetahui sifat aslinya. Aku tidak akan pernah melupakan pertemuan pertamaku dengannya. IKetika aku berusia 7 tahun. Apakah kau tahu apa yang dia katakan kepadaku setelah dia menyelamatkanku dari para pengganggu?"

"Yah, saya agak penasaran."

"Dia menyebutku 'lemah' parah kan? Apakah itu ucapan yang akan kau lontarkan pada seorang anak yang terintimidasi? Dan setelah itu, dia memberiku pedang kayu dan mulai 'berlatih' bersamaku. Aku dihajar secara sepihak dan setelah hari itu aku mulai mengurung diri di ruanganku sehingga aku tidak perlu lagi bertemu dengannya. Alam bawah sadarku mengatakan aku tak bisa berurusan dengannya! Ini merupakan kisah yang mengerikan, entah bagaimana kau melihatnya kan? Wanita itu sendiri aslinya seorang iblis."


Aku dengan antusias menjelaskan mengenai dirinya kepada Sebas tetapi Sebas hanya mengangkat bahunya seolah-olah dia mengabaikan ratapanku.

Sial! Kenapa dia tidak mengerti!

Ketika aku mulai gelisah, pintu tiba-tiba terbuka.

Muncul di sana,


"Memangnya kenapa dengan wanita iblis ini?"


Iblis (Elna) mengatakannya sendiri sembari tersenyum.

Saat aku melihat sosoknya, wajahku segera memucat. Lalu.


"SEBAS! PANGGIL PARA KSATRIA! ADA IBLIS DI SINI!!"

"Sayang sekali Yang Mulia, saya pikir tidak akan ada yang datang. Ksatria terkuat sudah ada di sini."

"Seperti yang diharapkan darimu, Sebas. Yang Mulia Pangeran, Arnold Lake Adler. Aku, Elna von Amsberg, kapten korp ke-3 dari ordo kesatria kekaisaran, melapor untuk bertugas. Sudah beberapa tahun sejak kita terakhir bertemu, tetapi sepertinya kau masih belum berubah, Yang Mulia."

"Ck....! Apakah itu sarkasme?"

"Ya, tentu saja. Sepertinya kau menjadi cukup populer di ibukota ya. Kudengar mereka menyebutmu pangeran ampas. Bukankah itu hebat?"

"Ya, terima kasih. Aku sangat menikmati hidupku."


Kami saling menertawakan.

Bahkan jika kami belum bertemu selama beberapa tahun, kami masihlah berteman sejak kecil. Meskipun aku seorang pangeran dan dia seroang putri keluarga Brave, kami saling mengenal dengan baik.

Kami saling menatap dengan senyum, tetapi akulah yang memalingkan muka terlebih dahulu.


"Apa yang kau lakukan di sini? Aku tidak ingat memanggilmu kan?"

"Tentu saja aku di sini karena festival itu. Apakah kau tidak mengetahuinya?"

"Aku tidak percaya itu..."

"Kasarnya. Tahu tidak, aku cukup banyak mendapatkan masalah? Aku bahkan memohon pada Kaisar untuk mengizinkanku untuk bekerjasama denganmu."

"Jangan lakukan hal yang tidak perlu!? Apakah kau meminta untuk menjadi target kakak laki-laki dan kakak perempuanku!?"

"Bukannya aku tidak memikirkannya. Namun sejak awal kau memang tidak mengincar tahta kan, Al?"

"Bukan itu masalahnya! Sialan! Kenapa kau harus selalu seperti ini bahkan sejak saat itu!?"


Aku tahu dirinya melakukan ini sembari memikirkanku tetapi itu tidak membantuku mencapai tujuanku sendiri.

Untuk saat seperti ini, aku ingin dia meminta ayah untuk membiarkan dirinya bekerjasama dengan Leo. Yah, aku tidak tahu apakah dia akan melakukannya jika aku menyuruhnya pergi ke sisi Leo.

Paling tidak karena Elna saat ini bekerjasama denganku, statusku telah berubah dari 'bukan siapa-siapa' menjadi salah satu ace. Ini membuatku lebih sulit untuk bergerak. Elna merupakan seseorang yang secara alami menarik perhatian. Lebih aman untuk dikatakan, gerakan rahasiaku saat ini tidaklah memungkinkan.

Jika dia bergabung dengan tim lain, aku akan mendapatkan masalah tetapi masalahnya makin besar karena dia bergabung dengan timku. Itu semua karenamu Elna. Bukan hanya masalah mengenai kompatibilitas kami, aku sejujurnya hanya tidak menginginkannya bekerja dibawahku.


"Aku akan memastikan dirimu memenangkan ini. Ayo kita buat semua orang yang menyebutmu pangeran ampas memakan kata-kata mereka sendiri!"

"Aku tidak menginginkan itu..."

"Jangan begitu. Aku sudah mengatakan itu kepada Yang Mulia sehingga kita harus menjalani pelatihan khusus! Untuk sekarang, ayo kita lihat seberapa banyak peningkatanmu dalam menunggangi kuda. Ayo kita pergi ke tempat latihan."

"......Sebas. Aku sedang sakit kepala. Kupikir ini penyakit serius...."

"Terdengar sangat buruk. Itu pasti semacam penyakit mental yang serius. Jika kau melatih pikiran dan tubuhmu, kau mungkin bisa sembuh, Yang Mulia."


Dengan enggan aku menatap Sebas tetapi dia benar-benar mengabaikanku.

Tak ada banyak waktu tersisa sampai festival Berburu Ksatria dimulai. Tidak ada yang berubah bahkan jika aku berlatih selama beberapa hari.

Sembari memikirkan hal itu, aku diseret ke tempat latihan.



------------------------------------------------------------------



"!!?? Sakit woy...."

"Aku benar-benar minta maaf! Aku akan melakukannya dengan lebih lembut."


Hari berikutnya.

Aku tidak bisa bergerak dari tempat tidur karena seluruh ototku sakit semua sampai-sampai Finne mengoleskan salep padaku. Bahkan, punggungku benar-benar tidak bisa digerakan. Sangat menyakitkan sehingga aku tidak ingin bergerak sedikitpun.

Ini karena Elna benar-benar mencambukku ketika pelajaran berkuda. Itu merupakan pertama kalinya bagiku untuk mengayunkan pedang atau tombak di atas kuda. Sangat sulit. Aku terjatuh dari kuda dan punggungku diserang berkali-kali.

Jika ini terus berlanjut setiap hari aku pasti akan mati.


"Arnold-sama. Elna-sama memberitahu saya jika beliau menjadwalkan latihan lainnya untuk anda sore ini."

"Apakah di dalam kamusnya tidak ada kata 'istirahat'...?"

"Seperti yang diharapkan dari seseorang yang disebut sebagai pahlawan kedua. Namun, Al-sama merupakan Silver-sama, seharunya kemampuan anda setara dengannya kan? Apakah anda sengaja bertindak seolah-olah tidak bisa menunggangi kuda?"

"Arnold-sama berspesialis di sihir kuno. Kekuatan fisik dasarnya bahkan lebih rendah daripada orang normal. Menunggang kuda, ilmu berpedang, sihir modern semua yang berkaitan dengan itu sudah dibuang sehingga kemampuannya dalam hal itu tidak ada yang istimewa, Finne-sama."

"Begitukah? Saya pikir setiap petualang memiliki kekuatan fisik yang kuat."

"Kebanyakan dari mereka seperti itu... tetapi aku menggunakan sihir kuno untuk menutupi kemampuan fisikku yang buruk dan sejak awal aku tidak berminat melatih kemampuan fisikku."

"Yang Mulia selalu berpergian menggunakan sihir transfer. Sangatlah jarang Yang Mulia berpergian tanpa menggunakan sihir transfer, namun itu pernah terjadi ketika beliau mengunjungi Wilayah Kekuasaan Duke Kleinert. Meskipun begitu, beliaupun menggunakan sihir kuno untuk memperkuat tubuhnya. Tanpa sihir kuno, beliau 'lemah' seperti yang dikatakan Elna-sama."


Aku tidak memiliki energi yang tersisa untuk menyangkal lidah beracun Sebas.

Aku menghela nafas sembari berbaring di ranjang.

Namun, Sebas menanggapiku dengan suara yang lebih cerah.


"Tapi tergantung pada bagaimana anda melihatnya, bahkan jika ini menjadi keadaan yang sulit bagi Yang Mulia, ini telah menjadi kesempatan yang bagus untuk Leo-sama."

"Benar....."

"Eh? Apa maksudmu?"


Aku memutuskan untuk memberikan penjelasan singkat kepada Finne yang sepertinya tidak mengerti situasinya.

Meski begitu, aku juga tidak harus memberikan penjelasan sangat rinci padanya.


"Elna disebut-sebut sebagai ksatria terkuat. Jadi, bahkan jika aku menang, tidak ada yang akan berpikir jika itu merupakan pencapaianku."

"Itu benar. Seperti yang beliau katakan Finne-sama, jika kita tidak bisa menjadikan Leonard-sama sebagai pemenang, metode yang paling pasti yaitu menjadikan Arnold-sama sebagai pemenang. Namun, sangatlah tidak masuk akal jika Arnold-sama tiba-tiba dapat memenangkan kompetisi.... tetapi sekarang kita memiliki kartu terkuat yang bisa dimainkan."

"Saya mengerti! Arnold-sama bisa melakukannya dengan serius ya!"

"Yah, bahkan jika aku tidak melakukan apa-apa, Elna pasti yang akan melakukannya sendiri. Bagaimanapun, kupikir kita akan memenangkannya. Elna sangat terampil. Jika aku tidak menghalanginya, hampir pasti kita yang akan menang."

"Itu pastilah mengapa Yang Mulia Kaisar memasangkan Arnold-sama dengan Elna-sama. Beliau pasti mengharapkan Arnold-sama mengikuti kompetisi ini menggunakan Elna-sama."

"Kaisar pasti tidak menduga jika beliau baru saja menciptakan tim tag antara ksatria terkuat kekaisaran dan petualang terkuat!"


Terkagum pada Finne yang terlihat bahagia, aku mengenakan jubahku.

Masih tersisa beberpaa hari lagi sebelum festival Berburu Ksatria dimulai. Aku harus melakukan apa yang kubisa sebelum itu.


"Bahkan dalam keadaan terburuk, aku akan memenangkannya dan mendapatkan posisi duta besar dari peserta lainnya. Namun hasil terbaik untuk saat ini yaitu kemenangan Leo."

"Kenapa seperti itu? Bahkan jika Al-sama menjadi duta besar berkuasa penuh dan membangun hubungan dengan negara lain, bukankah pada akhirnya akan menjadi milik Leo-sama?"

"Meski begitu, akan lebih bagus jika Leo yang memenangkan ini. Terdapat banyak orang berpengaruh yang datang untuk melihat festival."

"Anda mengatakan hal yang bermartabat tetapi bukankah anda sebenarnya melihat posisi itu sebagai sesuatu yang merepotkan?"


Aku terkejut.

Menyadari dirinya tepat sasaran Sebas menghela napas, Finne, di sisi lain, memanggilku.


"Al-sama.... tidakkah anda terlalu merendahkan diri untuk Leo-sama?"

"Nn? Merendah?"

"Al-sama mengatakan sesuatu seperti itu untuk memberikan segalanya pada Leo-sama. Itulah yang saya pahami."

"Haa... Finne-sama. Sepertinya anda salah paham mengenai Yang Mulia, pangeran di depan mata anda benar-benar seseorang yang merepotkan benar?"

"Aku tidak bisa menyembunyikannya dari Finne ya.... itu kebiasaanku sejak dulu, kau nanti juga akan mengerti. Aku benar-benar ingin memberikan segalanya pada Leo. singgasana misalnya."

"Benar sekali! Sebagai kakak laki-laki, itu merupakan sesuatu yang hebat tetapi bukan sesuatu yang bagus untuk dilakukan secara berlebihan. Saya pikir Leo-sama juga akan merasa sedih."


Aku berhasil menggunakan kesalahpahaman Finne untuk menghindari ceramah Sebas.

Melihatku dengan terampil menipu Finne, Sebas mengerutkan kening.


"Menipu seorang wanita bukanlah sesuatu yang bisa saya setujui."

"Aku tidak menipunya. Aku baru saja membuatnya salah paham."

"Mengatakan sesuatu seperti itu lagi. Elna-sama mungkin akan marah lagi pada anda lho?"

"Memangnya dia ibuku......"

"Saya iri pada anda karena memiliki teman masa kecil yang penuh perhatian. Lagipula saya tidak memiliki seorangpun teman sejak kecil."

"Kupikir lebih baik tidak memilikinya, itu hanya akan mengganggu. Terutama karena dia juga sering melakukan banyak sesuatu yang tidak perlu."

"Ara? Sesuatu yang tidak perlu, katamu?"


Sebuah suara menggema kedalam ruangan.

Ketika aku menatapnya, aku melihat Elna berdiri di pintu.

Dia terlihat tersenum, tetapi kurasa aku bisa melihat kerutan marah di dahinya.

Untuk sesaat, ketakutan mendalam yang ia tanam dalam diriku membuatku memalingkan wajah, tetapi karena itu tidak menunjukkan tanda-tanda akan sirna, aku dengan enggan membuka mulut.


"Kau kesini bahkan ketika aku tidak memanggilmu, kau sangat sibuk ya...?"

"Kasarnya. Aku bahkan dengan sukarela membawakan salep untuk seseorang yang tidak bisa bergerak karena otot-ototnya terasa sakit lho?"

"Aku sudah sembuh. Aku sudah mendapatkanya dari seseorang yang seratus kali lebih baik darimu."

"Ara? Apakah mungkin yang kau maksud adalah Nona Blaue Mowe di sana?"

"Ah, ya. Senang bertemu dengan anda. saya Finne von Kleinert."

"Aku Elna von Amsberg. Jika di ruangan Leo itu mungkin saja bisa terjadi, tetapi aku tidak pernah berpikir bisa menemuimu di ruangan pangeran ampas ini."


Setelah mengatakan itu, Elna memberi Finne senyum lembut.

Senyumannya itu benar-benar berbeda dari yang dia berikan padaku. Senyum untuk memanipulasi kesan orang lain.


"Al, kurasa barusan kau sedang menjelek-jelekkanku?"

"Hanya imajinasimu saja."

"Baiklah. Bisakah kita mendengar rinciannya."


Setelah mengatakan itu, Elna menarik kerahku dari atas ranjang.

Melihatku panik, Elna memberiku penjelasan dengan senyumnya yang biasa.


"Baru saja kau mengatakan dirimu sudah sembuh kan? Maka, ayo kita pergi ke tempat latihan."

"Apa!? Bukan itu yang aku maksud! Aduh! Ini menyakitkan!? Hentikan-!! Aku ini sedang terluka!?"

"Nyeri otot bukanlah sebuah luka. Gerakkan tubuhmu dan itu akan hilang dengan sendirinya."


Setelah mengatakan itu, Elna menyeretku ke tempat latihan dan kami mulai berlatih seperti kemarin.



----------------------


Jika ada kalimat/kata/idiom yang salah di terjemah atau kurang enak dibaca, beritahu kami di kolom komentar, dilarang COPAS dalam bentuk apapun macam-macam kuhajar kau.


PREVIOUS | INDEX | NEXT

Baca doank, komen kaga !!!
Ampas sekali kalian ini

8 comments:


EmoticonEmoticon