May 20, 2022

Isekai Apocalypse Mynoghra Bahasa Indonesia Chapter 4

 Translator: B-san

Chapter 4 - Encampment


Isekai Apocalypse Mynoghra Bahasa Indonesia Chapter 4


     Di ujung Daijukai (The Great Cursed World), dimana dark elf masuk ke kamp sementara, kematian perlahan akan menghampiri.

Mungkin ada sekitar 500 angota kampnya? Kebanyakan dari mereka adalah perempuan, hanya sedikit laki-lakinya.

Hal yang umum bagi mereka adalah mereka terjebak di satu tempat, mereka sangat kurus, hanya keputus-asaan yang ada di mata mereka.

Dari waktu ke waktu, mereka mendengar suara tangisan bayi, tetapi lambat laun suaranya melemah dan menghilang.

Mereka bahkan tidak punya cukup energi untuk menangis, bahkan bayi mereka, semuanya sudah mendekati batasnya. Situasinya sangat gawat.

Tetapi takdir sepertinya lebih memilih perkembangan yang dramatik, dan akhirnya, situasinya berubah.

Tiba-tiba, ada bau aneh.

Tidak, ini adalah aroma kemanisan dari makanan.

Di waktu bersamaan, suara yag berbeda terdengar dari rerumpunan pohon di kejauhan.

Sekumpulan orang pun berkumpul. Apakah orang yang mereka tunggu, ketua yang kepadanya mereka percayakan takdir mereka, berhasil menyelesaikan misinya?

Mereka sudah hampir menyerah, tetapi takdir pun berbalik arahnya.

"Aku kembali! Lihat! Aku menemukan makanan!"

Dan keajaiban pun terjadi.

Wajah-wajah yang terlihat pucat seperti orang mati, sekarang mulai terlihat cerah dan mereka pun memulai makan sambil menyisakan makanan untuk para pejuang agung yang telah menyelesaikan misinya.

"Siapkan wadah! Siapkan makanan! Prioritaskan orang yang sakit atau orang yang kondisinya parah! Beri mereka buah-buahan ini!"
  
Suasana menjadi ramai. Semuanya pun mulai bekerja dengan energi mereka yang tersisa.

Mereka menyiapkan wadah, air, menyalakan api, dan berlarian untuk membawakan makanan pada mereka yang sakit.

Tas yang dibawa masih penuh dengan makanna.

Walaupun mereka terlihat heran, mereka tidak punya waktu untuk memikirkannya, mereka masih punya banyak hal yang harus dilakukan.

Akhirnya, kelompok yang sebelumnya sedang mengalami fase kritis pun terselamatkan.

Mereka yang sudah sekarat, akhirnya bertahan hidup karena ketua kembali membawa makanan.

Setelah semua ini, akhirnya, berita baik pun datang, dan sekarang wajah mereka terlihat bahagia.

Makanan yang berlimpah. Lebih dari cukup untuk mengisi perut semua orang.

"Dimana anda mendapatkan makanan? Selapar apapun kita, bukankah kita harus menghematnya?"

Perempuan paruh baya menanyakan ketua, tetapi dia berhasil meyakinkannya, pertanyaannya pun akhirnya terlupakan oleh keinginannya untuk mengenyangkan perutnya yang sudah kosong sejak lama dengan makanan terenak yang pernah ia makan.

◇ ◇ ◇  

Setelah beberapa saat, suasana sudah sepi.

Makanan yang masih ada ditata dan disimpan dengan sangat hati-hati.

Kebanyakan dari mereka pun tertidur pulas, seolah-olah mereka mati, hanya ada suara kertakan kayubakar di bawah panci di malam itu.

Mereka yang kelaparan telah diberi makanan, dan mereka pun bertahan hidup dari malam-malam panjang yang penuh keputus-asaan.

Akhirnya, mereka bisa beranjak ke dunia mimpi tanpa merasakan kelaparan, dan dapat tertidur pulas.

Tetapi, beberapa masih ada yang bangun ketika kebanyakan yang lain sudah tertidur.

Sedikit jauh dari perkemahan, Ketua Gia duduk di sebelah api unggun kecil dan menatap langit yang penuh bintang.

"Terima kasih atas hari ini."

"Tetua Mortar? Bagaimana kondisi saudara-saudara kita?"

Ia adalah orang yang memimpin kelompok ini, Sang bijaksana dan dark elf yang telah hidup paling lama di antara kelompok ini. Dia datang dari pepohonan yang tidak terjamah cahaya dari api.

Tubuhnya terlihat seperti ranting. Ia berjalan dengan tongkat. Lalu dia duduk di depan Ketua Gia dengan api unggun di antara mereka.

"Semuanya kenyang dan mereka tertidur pulas. Si kembar yang sebelumnya kondisinya sagat parah pun sudah kembali bugar." 

"Buah-buahan yang kau bawa sangatlah luar biasa. Aku telah hidup sangat lama, tetapi aku tidak pernah melihat buah seperti itu."

Dia pun menutup matanya dan mengingat-ingat apa yang terjadi hari ini.

Hari ini terasa seperti melaut melawan laut pasang dan amukan badai.

Secercah harapan pun datang pada mereka yang sudah tidak berharap apapun. Gia yang datang dengan membawa makanan yang banyak untuk mengisi perut semua orang, adalah sang pembawa harapan bagi mereka.

Selain membawa makanan yang tidak pernah mereka lihat atau dengar, buah-buahan itu sangatlah enak sampai membuat mereka merinding.

"Ah, aku juga merasakan sedikit --- sangat enak. Ini pertama kalinya aku memakan buah yang sangat enak di dunia ini."

Setelah memastikan semua makanan telah diberikan ke semua orang. Gia pun akhirnya memakan apel yang ada di tangannya.

Mungkin ia akan lupa dengan momen ini.

Bersamaan dengan suara gigitan, rasa manis memenuhi mulutnya.

Cairan buah yang terlihat mengalir dari sumbernya.

Dia merasakan tubuhnya yang kering mulai terisi dengan kekuatan.

Bahkan kalau dibilang rasanya sangat surgawi, ini tidak berlebihan.

Ini adalah kejadian yang luar biasa.

".........Apa yang terjadi?"  

Gia tetap terdiam.

Dia bukannya ingin menutupi apa yang terjadi, tetapi dia tidak bisa menemukan kata-kata untuk menjelaskan apa yang terjadi.

Kejadian yang sangat mustahil. Selain itu, ia merasa takut akan diperdaya oleh sosok misterius itu.

Mungkin tetua Mortar telah menyadari apa yang membebani pikirannya, ia pun menunggu dengan sabar.

Melihat ekspresi wajah Gia yang terlihat bingung, Gia pasti sedang mengalami hal yang berat, ia pun memutuskan untuk tidak memaksa Gia berbicara.

Ia juga tidak ingin basa-basi.

Mungkin ini adalah masalah yang dia selesaikan dengan pengalaman dan pengetahuannya? Tetua Mortar memutuskan untuk tetap diam.

Tetapi, apa yang dikatakan Gia setelahnya sungguh di luar dugaannya dan membuat Tetua Mortar kaget.

"Di tengah hutan, aku bertemu dengan sosok yang hanya ada di legenda."

Alis panjangnya yang putih terangkat karena kaget.

Banyak hal yang disebutkan di legenda. Ada yang baik, ada juga yang buruk.

Beberapa memang ramah terhadap manusia dan elf, tetapi beberapa lainnya tidak sama sekali.

Ada banyak sosok legenda yang berbeda, tetapi satu hal yang sama dari mereka adalah kekuatan mereka yang sangat tidak masuk akal.

Di sini, Daijukai, adalah hutan yang tidak didatangi satu orang pun.

Tetua Mortar berharap bahwa kecemasan di hatinya tidak menjadi kenyataan.

"Legenda apa? Apakah aku tahu tentang itu?"

"Aku yakin rekan-rekanku pernah bilang bahwa sosok itu disegel di Daijukai?"

"Apakah kau bertemu dengan King of Ruin?!"

Dia pun terlihat pusing.

Raksasa yang berkelana.

Lautan yang hidup.

Pembawa pesan dari akhirat.

Mesin penyiksa.

Legenda yang paling berbahaya dan paling menakutkan.

Dia terdiam ketika mengingat klannya yang harus mengalami kesulitan demi kesulitan tanpa ada hentinya. Dia tetap tenang, karena pengalaman yang ia punya selama bertahun-tahun.

"Apakah kau tau, Tetua Mortar?"

"Itu adalah bagian dari literasi kuno. Ketika dunia sudah mendekati akhirnya, King of Ruin akan muncul. Dia akan menghancurkan semuanya dan memulai semuanya dari awal. Kebenarannya tidak ada yang tahu, tetapi kita juga tidak bisa membuktikan kalau itu adalah kebohongan.... Apakah ia memanggil dirinya seperti itu?"

Tidak ada banyak cerita tentang King of Ruin.

Dia disegel di Daijukai, dan dia datang dari entah berantah; Dewa telah menhancurkannya. Ada juga berbagai cerita yang berbeda mengenai sosok itu.

Hal yang sama dari semua cerita adalah bahwa tujuan dari King of Ruin adalah untuk menghancurkan dunia.

"Aku tidak mendengar namanya. Dia tidak mengatakannya. Tetapi aku yakin... Dia sangatlah menakutkan dan dia pantas kalau disebut King of Ruin."

"Apakah kau berbicara dengan sang raja"

"Tidak, Sang Raja... adalah sesuatu yang kita tidak bisa pahami, tetapi ada satu perempuan yang mengikutinya, dia mengutarakan apa yang dikatakan oleh Sang Raja."

Gia mengingat semuanya.

Siapa perempuan itu?

Tetapi dia bisa bilang kalau sosok itu tidak membawa perempuan itu.

Karena dia adalah iblis. Iblis murni.

Bahkan dia sendiri pun membawa ancaman yang bahaya untuk dunia ini.

Walaupun Gia mencob mengingat, perempuan itu selalu tertutup oleh keglapan.

Rambut abu-abu polos. Pakaian dengan design yang unik. Kulitnya yang putih seperti orang yang sudah mati.

Dan matanya yang memuja kegelapan yang membenci dunia ini.

Dia mengingat ketika perempuan itu melihatnya, seluruh tubuhnya merinding.

"Aku tidak tahu kalau sosok yang kau temui adalah King of Ruin."

Tetapi ini bukanlah hal yang baik.

Karena aku sudah kenyang, dan manaku juga sudah sedikit pulih. Aku bisa merasakan bahwa hutan ini tidaklah normal. Mungkin seharusnya aku sudah menyadarinya sejak lama.

Kalau mereka sadar akan bahaya dari hutan ini, mungkin mereka bisa menghindari situasi ini.

Bahkan jika dia memasuki Daijukai, mereka seharusnya memilih tempat di mana dia tidak akan menemui mereka.

Tetapi, hal itu tidak terjadi.

Karena yang terjadi justru sebaliknya, sebuah ancaman menghadang mereka.

Bukan hanya menghadang, bahkan menghampiri mereka.

"Apa yang kau tawarkan padanya untuk semua makanan itu?"

"Aku tidak menawarkan apapun. Makanan itu diberikan pada kami secara cuma-cuma."

"Apakah sosok jahat akan memberikan sesuatu secara cuma-cuma?"

"Aku tidak tahu. Kami hanya ditanyakan tentang kondisi kami. Itu saja."

"Lalu, kenapa King of Ruin melakukan tindakan seperti itu?"

Mereka berdua terdiam.

Gia juga tidak bisa memahaminya. Setidaknya mereka tahu bahwa dia sangat berbeda dengan apa yang mereka pikirkan.

Sosok jahat yang membenci semua bentuk kehidupan.

Karena kebeciannya itu, dia tidak akan melakukan tindakan yang menguntungkan makhluk hidup lainnya.

Kecuali jika ada kontrak dengan harga yang harus dibayar, atau mungkin itu semua hanyalah jebakan.

Tetapi, Gia berpikir tentang hal yang sangat berbeda. Dia justru percaya bahwa ada kemungkinan lain.

Itulah mengapa ia menjelaskannya kepada tetua tentang ketakutannya bahwa ia telah ditipu dan apa yang ada di pikirannya ia simpan sendiri.

"Itu adalah bentuk belas kasih."

"Belas kasih...?"

Mata Mortar menunjukkan kewaspadaan.

Tatapannya seolah menunjukan kemarahan,

Bahkan tanpa disadari oleh Gia, dia mengambil tongkat yang tergeletak di tanah.

"Ya, itu adalah belas kasih. Tuan itu merasa kasihan pada kita karena apa yang telah kita alami, dan memberikan semua itu pada kita."

"Bajingan! Apakah kau barusan memanggilnya "Tuan"? Apakah kau telah dicuci otakmu?!"

"Tidak, aku tidak sama sekali diperdaya olehnya."

"Lalu kenapa kau menyebutnya "Tuan"? Itu adalah sebutan untuk menunjukkan rasa hormatmu!"

Kemarahannya meldak. Tongkat Tetua Mortar terlempar dari tanah dan mengenai Gia.

Walaupun dia sudah tua, dia adalah penyihir yang berhasil bertahan hidup setelah banyak pertarungan, Gia pun melompat menghindar, mungkin lebih cepat untuknya kalau dia mengunakan sihir.

Tetapi, bahkan ketika Gia menghadapi kematiannya,

Tanpa rasa takut, dia menjawab kata-kata penyihir yang sedang marah tu.

"Tuan itu! Dia memberikan kita makanan! Kita yang kelaparan dan hampir mati! Tentu saja aku menghormatinya!"

"Tapi mereka adalah sosok jahat! Apakah kau tidak merasakan hawa kehancuran yang tersebar di hutan ini?!"

"Itu tidak ada hubungannya dengan hawa kehancuran! Tuan itu bilang "Sungguh kasihan kalian" kepada kami yang sedang kelaparan! Itulah kenyataannya!"

"Itu hanya tipuan! Dia mencoba menipumu dengan kata-kata manis!"

"Lalu!? Apa yang harus aku lakukan?!..... Kita bisa beradu argumen saat ini juga karena tuan itu cukup baik untuk memberikan kita makanan!"

Dengan kata-kata itu, sengitnya adu argumen pun berhenti.

Tetua Mortar akhirnya menyadarinya. Apa yang akan terjadi kalau King of Ruin tidak memberikan makanan...?

Tetapi, kecemasan dan ketakutan akan apa yang akan terjadi di masa depan membuatnya marah.

Di waktu bersamaan, mereka pun mengakui bahwa mereka tidak ada pilihan lain dan bernegosiasi dengan sosok yang dipercaya sebagai King of RUin.

Dia tidak punya pilihan lain untuk mengakuinya.

"Tetua Mortar, apa yang harus kita lakukan...?"

"Aku juga tidak tahu..."

Seolah-olah dia sangat lelah, dia menjawab dengan suara yang kecil, dengan kata lain, musuhnya menjawab dengan suara yang pelan. Sejauh ini, dimanapun mereka berada, mereka tidak punya tujuan hidup.

Tidak ada yang tahu apa yang harus dilakukan.

Mereka tidak bisa melakukan apapun, sehingga mereka tidak punya pilihan selain menerima kenyataan yang ada di depan mata mereka.

Begitulah.

"Maafkan aku. Gia, pejuang yang berani. Kau telah melakukan hal yang sangat luar biasa."

Gia mengangguk dan menerima permintaan maafnya.

Sebagai kandidat untuk kepala klan ini, dia juga memahami tekanan yang dialami oleh pemimpin klan.

"Aku akan negosiasi dengan Sang Raja sebagai pemimpin klan. Aku tidak tahu apa yang ia pikirkan, Walaupun aku terlihat seperti ini, aku telah hidup selama 200 tahun. Ayo kita coba lakukan sesuatu."

"Mohon bantuannya, kami semua bergantung padamu."

Diskusinya pun selesai.

Hanya suara retakan kayu bakar yang terdengar.

"Kapan aku bisa menghabiskan malam dengan pikiran yang damai...."

Ada banyak makanan yang bisa dibuat oleh Sang Raja dengan santai.

Dia telah membawa sebanyak yang ia bisa, tetapi itu semua bahkan tidak sampai 10% dari semuanya, perempuan itu meminta untuk membawa pulang sisanya sesegera mungkin.

Dia akan harus menemui mereka lagi di esok hari.

Gia mengatakannya pada pemimpin dan berdiskusi tentang rencana mereka.

King of Ruin yang muncul di legenda. Setidaknya, kita yakin bahwa sosok itu adalah dirinya.

Tetua Mortar memandang bintang yang ada di langit malam, menahan perasaan-perasaan takut yang telah lama ia lupakan.

………  

……  

…  

Sementara itu....

Sosok yang ditakuti oleh Tetua Mortar dan para Dark Elf, King of Ruin, adalah...

"Takuto-sama, SEIZA! Kenapa kau menggunakan sihirmu untuk hal seperti itu?!"

"Te-Tetapi... Aku merasa kasihan pada mereka. Jadi..."

"Tidak ada tapi-tapian!!!"

"Heeee!!!"  

Dia pun dimarahi oleh rekannya karena membuang-buang energi.


***SEIZA (Bersujud)

=Eterpedia============  

[Dark Elf] Ras

《Race Compensation》  

Bonus Area (Hutan) +15%  

Bonus Penglihatan Malam +5%  

Bonus Ketahanan terhadap Dingin +10%

Bonus Kesuburan -5%

Bonus Produksi Makanan -5%

―――――――――――――――――  

~~ Cahaya yang kuat akan menghasilkan kegelapan yang sama kuatnya.

Light Fairy pun begitu ~

Dark Elf adalah ras dengan tipe Netral, turunan dari Elf Kuno.

Biasanya spesialis sihir dan pembunuhan yang dikategorikan dengan atribut kegelapan, bonus di area hutan, ketahanan terhadap dingin, dan penlihatan malam sebagai karakteristik ras Dark Elf.

Di sisi lain, kecocokan sihir dan panah yang dimiliki elf pada umumnya tidak mereka miliki, dan gaya bermain yang berbeda sangat dibutuhkan untuk Dark Elf.

――――――――――――――――― 

 



----------------------
PREVIOUS | INDEX | NEXT

Baca doank, komen kaga !!!
Ampas sekali kalian ini


EmoticonEmoticon