May 26, 2022

Isekai Apocalypse Mynoghra Bahasa Indonesia Chapter 6

 Translator: B-san

Chapter 5 - Negosiasi (2)


Isekai Apocalypse Mynoghra Bahasa Indonesia Chapter 6


"Ira Takuto-sama, Raja Terakhir yang berkuasa atas kehancuran. Nama yang agung dan sangat berharga. Ketika kalian memanggil beliau, kalian harus memanggil Ira-sama atau Ira Takuto-sama."

Para Dark Elf berlutut lebih rendah ketika Atou berbicara.

Untuk pertama kalinya, nama Takuto disebutkan di dunia ini, dan namanya pun teruir di hati para Dark Elf. Atou mengangguk puas melihat reaksi mereka.

Ira Takuto, Raja Terakhir, adalah nama yang disebutkan oleh Atou tanpa pertimbangan Takuto. Dia sangat sadar bahwa dia punya keuntungan untuk bisa memanggilnya dengan nama panggilannya, Takuto. Walaupun begitu, di tempat ini, dia berencana untuk memperkuat hubungannya dengan Tuannya.

Atou tidak menyadari karena dia membayangkan banyak hal. Tetapi, ketika dia menyebutkan namanya, orang tua yang sedang menundukkan kepalanya pun merinding. Takuto adalah satu-satunya yang menyadari hal itu.

"Oh, namaku Atou. Jangan gunakan gelar yang sama dengan Takuto-sama. Takuto-sama adalah Raja Agung yang akan selalu dihormati. Kedudukanku berbeda dengan beliau. Selain itu, kalian tidak perlu mengingat namaku."

"Ira Takuto-Sama, Atou-dono... Hamba telah mengukir nama-nama anda di tulang hamba yang sudah renta ini. Hamba juga akan memberitahukan kepada bangsa kami dan berjanji untuk mengukir nama anda dalam jiwa kami."

"Baiklah. Sekarang, cepat ambil makanan kalian. Sebagian makanan tidak akan bertahan lama. Rajaku bisa membuat semua itu hanya dengan mengayunkan tangannya. Tetapi, bukan berarti kalian bisa meninggalkan makanannya sampai busuk."

Dari perilakunya, terlihat Atou sangat bosan. Sebenarnya, dia telah sudah tidak tertarik untuk negosiasi dengan mereka.

Semua tentang Atou adalah milik Raja. Orang itu mengerti dan mengharapkan hal yang sama. Kalau bukan karena Takuto, dia tidak akan menghabiskan waktunya untuk berbicara dengan orang lain. Oleh karena itu, dia ingin semua ini segera berakhir dan dipuji oleh Tuannya lagi.

"Oh, mohon tunggu sebentar. Kami telah membicarakan tentang bagaimana kami bisa membalas kemurahan hati sang raja karena telah menyelamatkan kami. Apakah beliau menginginkan sesembahan dari kami?"

The Dark Elves leader's words erased her imagination of Takuto petting her head. Apparently, their negotiation hasn't over yet. Even though she looked a little annoyed, Atou is not angry. She then made an unusual offer.

"Persembahan? Hmm, bisakah kalian menyiapan sesuatu yang bisa memuaskan Sang Raja?"

"Maafkan kami! Ini sangat memalukan, kami tidak tahu apa yang Ira Takuto-sama sukai, dan kami bahkan tidak bisa membayangkannya. Bolehkah kami mendengar apa yang Raja harapkan dari kami?"
 

"Benarkah begitu? Kalau begitu, kalian tidak perlu melakukan apa-apa. Toh kalian juga tidak bisa memberikan apa-apa, kan?"

Melambaikan tangannya dengan cepat. Sambil menghembuskan nafasnya, Atou menggelengkan kepalanya. Walaupun dibilang persembahan, dia merasa bahwa pengungsi kelaparan seperti mereka tidak punya apa-apa untuk dipersembahkan.

Tentu saja, kemungkinan bahwa mereka punya benda langka seperti artifak tidak bisa disangkal. Tetapi, Atou hanya ingin menjauhkan mereka dari raja nya. Di dalam game ... pada tahap awal, ketika fondasi negara masih lemah, bahkan kesalahan kecil pun bisa fatal.

Sebagai contoh... Mungkin saja masih ada musuh yang mengejar mereka.

"Tidak, tetapi... lalu."

"....? Sudah kubilang kan, kami tidak perlu apapun."

"Tetapi..."

"Apa-apaan dengan sikap kalian ini..?! Rajaku sangatlah sibuk. Atau... Jangan-jangan kalian merencanakan sesuatu?"

"Tidak... Tidak... Kami tidak akan melakukan hal seperti itu!"

Atou terlihat terganggu, dari sikapnya. Di sisi lain, dia sudah kehilangan kesabarannya.

Sosok hitam itu tidak mencoba untuk menyembunyikan niat membunuhnya karena terdengar geraman dari lehernya.

Kemampuan yang dimiliki Atou adalah "Pahlawan", "Jahat", dan "Fanatisme". Setiap kemampuannya punya efek untuk menggandakan kemampuan dasar bertarung dari sebuah unit.

Lalu dengan kemampuan tambahannya yang bisa mengambil alih unit yang telah hancur. Semakin banyak pertarungan yang dia lewati, semakin kuat pula Atou.

Di sisi lain, para Dark Elf yang baru saja selamat dari kelaparan, dan tentu mereka tidak bisa menang. Dengan kondisi seperti ini, Atou bisa menyelesaikan semua masalah dark elf tanpa Takuto turun tangan.

Oleh karena itu, untuk Atou membunuh seorang penyihir sangatlah mudah. Bahkan membunuh para Dark Elf dengan sisi belakang katana pun tidaklah sulit.

Kalau saja dia tidak memikirkan etika, membunuh mereka semua adalah keuntungan untuk dia dan Takuto.

(Ya, ini suasana yang buruk!)

Takuto merasa bahwa negosiasi ini tidak akan berakhir dengan cepat. Apalagi sejak awal, Atou telah salah paham terhadap mereka.

Pada awalnya, dia bahkan tidak ingin bertukar kata, tetapi dia hanya bertindak sebagai perantara untuk Tuannya. Itulah kenapa dia ingin menyelesaikan semua masalah dengan mengakhiri percakapan mereka.

Di sisi lain, bagi para Dark Elf, tujuan negosiasi ini berbeda. Untuk kelompok yang hina ini, negosiasi ini adalah opsi pertama dan terakhir mereka. Mungkin saja ini adalah titik balik dari nasib yang mereka alami.

Bahkan jika mereka berhasil bertahan hidup dari situasi ini, tidak ada yang menanti mereka di masa depan. Tidak ada makanan dan tidak ada jaminan bahwa mereka bisa menemukan tempat lain untuk hidup.

Oleh karena itu, bahkan jika mereka merasa curiga, tidak ada jalan lain selain bernegosiasi dengan Raja Kehancuran.

Takuto bisa memahami semuanya dengan perspektif yang luas. Tetapi, Atou hanya perduli terhadap Takuto, dan dia hanya berfikir untuk jangka pendek.

Tetapi, di situasinya saat ini, Takuto tidak berniat untuk membiarkan terjadi konflik.

Takuto memutuskan bahwa dia harus membantu. Ketika dia telah memutuskan hal itu, dia pun bersuara.

"Atou."

"Ya, Rajaku."

Atou segera berpaling ke Takuto dan berdiri di sisinya.

Supaya tidak dapat dilihat oleh Dark Elf, dia membelakangi mereka. Dia menunjukkan ekspresi wajah yang tidak puas, pipinya mengembang seperti anak kecil yang sedang marah.

Sepertinya dia marah karena negosiasinya tidak berjalan mulus.

Dia mendekat supaya suaranya hanya bisa didengar oleh Takuto, dan dia mulai mengeluh.

(Takuto-sama! Mereka sangatlah buruk dalam negosiasi! Sepertinya mereka merencanakan sesuatu! Mereka mencurigakan! Biarkan aku membunuh mereka!)

(Tenang. Santai. Jangan terbawa amarah)

“Kau pun tidak bisa negosiasi juga", Takuto berpikir demikian, tetapi dia tidak mengutarakannya.

Awalnya sih bagus, tapi kemudian semuanya tidak berjalan lancar.

Tetapi, dia juga merasa malu karena dia tidak bisa berkomunikasi sendiri, dan menyerahkan semuanya pada perempuan ini.

Faktanya, negosiasi antara Atou dan Dark Elf tidak ada perkembangan sama sekali.

Tentu saja karena Atou mengatakan untuk tidak pernah mendekati dia dan Takuto lagi, tetapi sikapnya yang seenaknya mengakhiri pertemuan itu membuat para Dark Elf semakin frustasi.

Dia tidak ingin Takuto merasa terganggu, tetapi justru itulah yang menambah kesalahpahaman diantara Atou dan Mortar.

(Kalau kita biarkan mereka, mereka bisa menjadi ancaman untuk Takuto-sama. Kita harus membunuh mereka mumpung leher mereka terbuka, Takuto-sama!!)

(Masalah persembahan. Kau ingat kalau kita punya atribut "Jahat", kan? ... Itulah mengapa mereka khawatir kalau kita merencanakan sesuatu di belakang mereka. Bukankah itu wajar?)

"Oh!? Jadi begitu! Eh, lalu..."

"Kita harus mencari kompensasi yang mana mereka juga merasa puas. Itu akan membuat mereka lebih tenang dan bisa berbicara lebih dalam. Selain itu, orang tua itu cukup menarik."

Takuto masih ingin menikmati negosiasi dengan mereka. Dia tidak pernah punya kesempatan untuk berbicara dengan orang lain, dan dia sekarang tertarik.

(Bagus sekali! Seperti dugaanku, Rajaku! Anda bisa memandang sejauh itu! Aku mengerti. Serahkan padaku untuk sisanya!)

(Aah, tunggu!)

Atou segera membalikkan badannya dan melanjutkan negosiasi.

Sudah pasti dia tidak paham maksud Takuto.

Itu firasat Takuto, tetapi Takuto juga punya gangguan komunikasi dan tidak punya pilihan lain selain menyerahkannya pada Atou.

"Jadi, aku paham. Seperti itu ya..."

Atou berbisik dengan suara yang tenang dan menggoda.

"Ya, kalian memang orang-orang bodoh yang merepotkan."

Apakah mereka merasa sesuatu yang aneh di suaranya? Sekelompok elf itu hanya bisa merendahkan kepalanya lebih dalam.

"Aku bahkan tidak bisa menyadarinya tanpa diberitahu oleh Raja ku. Jeez, kalian berpikiran bahwa Takuto-sama adalah roh jahat rendahan yang berkelana di gunung-gunung."

"Oh tidak, tidak! Kami tidak berpikiran begitu! Beliau adalah sosok yang Agung!"

"Diam! Kata-kata Rajaku adalah mutlak. Dan berbahagialah. Takuto-sama tidak menganggap kalian para Dark Elf punya pikiran yang dangkal. Beliau menunjukkan belas kasihan tanpa kontrak apapun. Dengan kata lain, kami akan menerima persembahan yang dari tadi kalian inginkan. Tidak apa-apa, kan? Kalian harus tau mutlaknya hukum kontrak. Kalian puas?"

"Ah, ya, ya! Terima kasih atas pertimbangannya."

Tetua Mortar tidak ingin menambah spekulasi Atou, ia hanya menunjukkan rasa terima kasihnya.

Menanyakan tentang persembahan yang diminta adalah hal yang buruk karena bisa dianggap sebagai meremehkan sang Raja. Ketika berbicara dengan Atou, dia menyadari bahwa Atou tidak punya simpati pada mereka.

"Kalau begitu, kompensasi apa yang kami minta.. Hmm, kompensasi, kompensasi..."

Atou melirik ke arah Takuto. Dengan mata sedih seperti anak kecil. Bahkan walaupun dia tidak mengatakannya, Takuto paham apa itu artinya.

Artinya adalah "Takuto-sama, bantu aku"

(Ponkotsu ...) *TL NOTE : Ceroboh*

Walaupun dia berbicara dengan percaya diri sebelum negosiasi, kalau Takuto membantunya sekarang, itu hanya akan membuat reputasi Atou jatuh. Atou adalah favorit Takuto, jadi semua kesalahannya dimaafkan.

Karena bagaimanapun, Atou akan membantunya saat negosiasi. Tetapi, pada akhirnya, tetap saja Takuto yang harus mengambil keputusan.

"Tentang dunia luar."

"Rajaku tertarik dengan dunia luar. Kalian datang dari jauh, kan?"

"Ceritakan apa yang kalian pahami tentang dunia luar. Itu adalah harga dari makanan yang kami berikan dan bayaran dari kontraknya. Apakah kalian puas dengan ini?"

"Ooh! Lalu, hamba, Mortar yang telah hidup 200 tahun, akan memberitahukan apa yang telah hamba dengar dan hamba lihat!"

ini bukanlah masalah yang rumit; semua ini terjadi karena kesalahpahaman saja.

(walaupun sejauh ini Atou bisa menebak apa yang ada dipikirannya, ketika semuanya diserahkan padanya, justru negosiasinya jadi masalah)

Takuto berpikir tentang alasan Atou merasa terganggu, tetapi sekeras apapun dia menggaruk kepalanya, jawabannya tidak ia temukan.

Akhirnya, dia membujuk dirinya sendiri bahwa itu memang sifat Atou.

Dengan begini, negosiasi hampir berakhir.

Tetapi, ada satu kejadian yang mengganggu hatinya.

"Jadi, tinggalkan hutan ini ketika kontraknya selesai."

"Baik. Kami mengerti!"

(Hmm, suaranya bergetar. Tubuhnya terlihat gemetar)

Seperti biasa, Atou masih tidak menyadarinya, tetapi Takuto bisa melihat kebingungan Tetua Mortar.

Di saat bersamaan, otaknya mulai menyusun informasi. Sejauh yang ia amati dari gerak-gerik para elf, tebakan Takuto hampir benar.

Tidak sulit untuk menerka apa yang mereka inginkan dari sikap mereka.

(Kami akan membiarkan kalian tinggal untuk sementara waktu. Kalian butuh waktu istirahat. Tapi ingat, hanya sementara"

(Tentu saja hidup dalam pelarian itu sulit, apalagi dengan sumber makanan yang terbatas, ketika makanan mereka habis, tidak ada harapan bagi mereka)

Para Dark Elf bilang kalau mereka "diusir dari kampung halaman mereka" di pertemuan sebelumnya.

Berdasarkan laporan dari Seranggaku, anggota kelompok ini ada sekitar 500 orang. Perjalanan tanpa arah dengan jumlah kelompok sebesar itu sangatlah sulit. Persembahan yang mereka tawarkan sebenarnya bertujuan untuk membuat Raja Kehancuran senang. Mungkin saja dengan negosiasi ini mereka ingin meminta izin untuk tinggal disini dan mengamankan sumber makanan mereka.

(Tetapi, aku tidak ingin mereka tinggal di sini terlalu lama. Pengungsi dengan latar belakang yang berbeda bisa mengganggu proses pembentukan negara. Mungkin malah membuat lebih banyak masalah.)

Ras yang berbeda akan membuat banyak masalah di Eternal Nations.

Tentu saja, sama halnya dengan di dunia nyata, orang-orang yang memiliki kebudayaan dan pikiran yang berbeda. Kejahatan dan Kebaikan cenderung akan bertarung satu sama lain.

Pun mereka tidak punya niatan untuk melakukan sesuatu yang bodoh seperti memulai sebuah konflik.

"Seandainya sang Raja memperbolehkan kami untuk tinggal di hutan ini, sungguh, tidak ada kebahagiaan yang dapat menandingi hal tersebut....."

"Kami tidak bisa membiarkan itu. Tanah ini adalah milik Sang Raja, Ira Takuto-sama, dan Rajaku ingin kedamaian. Jika kalian tidak ingin membuang nyawa yang barusan kami selamatkan, tutup mulut kalian dan tinggalkan tempat ini."

(Ternyata mereka ingin meminta izin untuk tinggal disini? Tetapi, wilayah ini adalah wilayah terkutuk, daerah 'jahat', yang merupakan karakteristik Mynogra di dalam game. Dampaknya adalah status pada atribut yang netral akan menjadi negatif, walaupun aku juga tidak tahu apa yang akan terjadi)

Tanah yang terkutuk cenderung menguntungkan untuk ras yang jahat. Walaupun ada berbagai keuntungan untuk ras jahat, ada juga kerugian yang dialami oleh mereka yang netra. Itulah kenapa dia tidak menghentikan Atou yang ingin menyingkirkan Dark Elf dari hutan ini.

Tentu saja, dia tidak tahu apakah sistemnya akan sama persis dengan di dalam game. Mungkin tidak ada masalah sama sekali. Berbagai aspek perlu dipastikan lebih lanjut. Tetapi untuk beberapa alasan, Takuto yakin bahwa peraturan di dalam game akan berlaku di dunia ini. Itulah kenapa, walaupun disayangkan, mereka harus pergi dari sini.

(Tetapi, meninggalkan mereka setelah aku memberi mereka makan akan membuatku merasa tidak nyaman, mereka akan mati cepat atau lambat.)

Walaupun Takuto memberi mereka makanan yang dibuat dengan sihirnya yang saat ini tidak dapat terisi kembali. Walaupun hidup mereka telah terselamatkan, apakah mereka harus melanjutkan perjalanan mereka yang tanpa tujuan dan akhirnya mati? Takuto tidak puas dengan hal itu. Bukan belas kasihan yang ia rasakan, tetapi Takuto merasa frustasi bahwa tindakannya menyelamatkan mereka akan berakhir sia sia.

"Raja yang Agung, Ira Takuto-sama. Hamba berterima kasih karena telah memberikan kami kesempatan untuk bertemu dengan anda kali ini."

"---Semuanya, berlutut pada Raja, dan bawa makanannya dengan perlahan."

Apakah ada cara untuk mengatasinya?

Pertemuan ini akan berakhir.

Sepertinya Tetua Mortar dan Pejuang Dark Elf tidak berani bertanya lebih lanjut karena takut akan membuat Atou marah.

Ekspresi wajah mereka terlihat kelelahan.

Raja Mynoghra seharusnya punya kekuatan tak terbatas. Takuto disebut pemain legendaris di "Eternal Nations". Karena itulah, dia merasa tidak pantas.

"Hey, kalian semua."

Kata-kata itu keluar dari Takuto.

Dengan kekuatannya dan Kekuatan Peradaban Mynoghra, permasalahan ini bisa diselesaikan kalau dia memutuskan untuk menyelesaikannya.

"Jadilah rakyatku!"

  Dia pun menemukan cara untuk menyelesaikan semuanya.

Justru karena itulah, dia berpikir kenapa dia tidak melakukannya sejak awal.

Tetapi, senyuman dan kata-kata yang dikatakan Takuto dengan percaya diri justru dibalas oleh semua yang ada dengan mulut yang menganga dan pandangan yang seolah-olah mengatakan "Apa yang ada di pikiran anda?!"

Pada saat itu, Takuto menyadari bahwa dia telah membuat kesalahan besar dalam menyampaikannya. Dia meyakinkan dirinya dan mati-matian menahan airmatanya yang sudah hampir mengalir dari matanya.

=Eterpedia============

[Mage (Elder Mortar)] Unit Sihir

Kemampuan Bertarung: 3

Kemampuan Bergerak : 1

《Sage》《Dark Magic Lv1》《Kelaparan》

―――――――――――――――――

~~ Seorang ksatria yang ahli akan betindak seperti ratusan prajurit.

Tetapi, penyihir yang ahli akan bekerja seperti ratusan ksatria~

Mage adalah unit sihir yang ahli dan unit level tinggi dari [Penyihir]

Dengan sumber mana yang besar, kau akan bisa mempelajari sihir taktis Lv 2 dan membuat pertarungan menjadi menguntungkan. Di sisi lain, kemampuan bertarungnya tidak terlalu tinggi, jadi Mage harus didampingi. Dan juga, beberapa unit Mage juga bisa mendapatkan kemampuan [Sage].



----------------------
PREVIOUS | INDEX | NEXT

Baca doank, komen kaga !!!
Ampas sekali kalian ini


EmoticonEmoticon