January 27, 2019

Tsuki ga Michibiku Isekai Douchuu Bahasa Indonesia Chapter 56 - Berbicara dengan Undead ~ Bagian 1 ~



Chapter 56 - Berbicara dengan Undead ~ Bagian 1 ~


"Yah, pertama, mari kita duduk. Kau mungkin sudah sedikit lebih mendingan, kan?" (Makoto)


Bagaimanapun juga kekuatan sihir bisa pulih ketika kau beristirahat. Aku hanya membuat darkness memakan kekuatan sihirnya. Aku tidak menyegel regenerasi kekuatan sihirnya.



Untuk pemulihan penuhnya, hanya orang itu sendiri yang akan tahu, tetapi jika itu setingkat di mana seseorang dapat berdiri dan berbicara, bahkan akupun dapat mengetahuinya dari melihat saja.


"... Fumu, apa yang akan terjadi padaku?" (Lich)


Kerangka patuh berdiri dan berbicara. Namun, dia belum mengeluarkan senjatanya, tongkatnya. Apakah senjata itu terbuat dari kekuatan sihir seperti pakaiannya?


“Aku ingin bertanya beberapa hal padamu dan aku ingin kau menjawabnya. Itu saja.” (Makoto)

"Setelah itu diriku tidak akan berguna lagi bagimu, apakah itu yang ingin kau katakan?" (Lich)

"Eh? Tidak mungkin. Aku tidak akan membutuhkan yang lain, tetapi aku tidak akan melakukan apa yang kau pikir akan aku lakukan. Aku hanya akan membiarkanmu pulang saja.” (Makoto)


Kata-kataku membuat wajah Lich berubah terganggu. Yah, bahkan jika aku mengatakan "wajah" itu sebenarnya cuma tengkorak. Aku hanya menebak dari cahaya mata dan mulutnya yang terbuka.


"Kau berpikir untuk melepaskan diriku setelah membawaku ke benteng utamamu?!" (Lich)

"Itu benar. Nah, karena kami telah menjamin keselamatanmu, mari kita mulai dengan pembicaraan.” (Makoto)


Aku melirik sekilas ke meja dan kursi lalu memberikan isyarat pada Lich.

Aku menurunkan pinggulku dan mengundangnya untuk duduk. Tomoe dan Mio berdiri di sisiku dan tetap siaga.


"Pertama-tama, mari kita perkenalankan diri kita. Namaku Misumi Makoto. Di tempat ini panggilanku Makoto Misumi. Dan kemudian yang berambut biru, Tomoe, yang hitam Mio. Keduanya adalah pelayanku. Kau juga bisa menganggap mereka berdua sebagai temanku.”(Makoto)


Aku menjelaskan sambil mencampur senyum masam.


"Apa yang kau maksud dengan 'Di tempat ini panggilanku'?" (Lich)

“Mari kita tinggalkan itu untuk nanti. Sekarang giliranmu.” (Makoto)


Aku menyingkirkan pernyataannya dengan tanganku.


"Seperti yang kau lihat, diriku lich." (Lich)


Singkatnya undead mengungkapkan rasnya sendiri. Tidak, aku sudah tahu itu.


"Tidak. Aku ingin kau memberi tahuku nama aslimu.” (Makoto)

"Diriku tidak punya nama. Namaku Lich, hanya itu. Diriku sudah lupa ingatan  ketika aku masih menjadi hyuman, dan bahkan jika diriku masih memiliki ingatan itu, diriku tidak akan cocok dipanggil dengan nama itu." (Lich)


Apakah itu yang terjadi ketika kau berubah menjadi Lich? Aku tidak memiliki kenala orang seperti itu, jadi aku tidak tahu sama sekali. Sesuatu seperti, "Salah satu temanku telah menjadi Lich ~" itu nggak asik sama sekali. Mungkin dia tidak ingin menyebut dirinya dengan nama keluarganya?


"Begitu ya, lalu Lich-san? Maaf atas kekasarannya tetapi, apakah kau pria? atau wanita? Soalnya, aku tidak bisa membedakan jenis kelamin dengan melihat tulang saja.” (Makoto)

"Tidak, hanya Lich saja tidak apa-apa. Tidak perlu menambahkan –san. Kau adalah pemenangnya, jadi tidak perlu memberi hormat padaku. Dan juga, diriku seorang pria, bukankah sudah jelas?" (Lich)

“Heh ~, aku hanya sedikit tertarik dengan jenis kelaminmu. Lalu Lich, mungkin tiba-tiba tapi ..." (Makoto)

“Kau bilang namamu itu Makoto-dono kan? Diriku mungkin tidak memiliki hak untuk mengatakan apa-apa, tetapi apakah diriku boleh mengatakannya?” (Lich)

"? ... Silakan." (Makoto)


Dia mungkin bermaksud bahwa dia menyadari dirinya adalah seorang tahanan. Aku ingin tahu apa yang akan dia katakan sekarang.


"Diriku tidak keberatan jika kau membatasi diri pada hal-hal yang bisa kau katakan. Bisakah kau membiarkan diriku menanyakan satu hal kepadamu sebagai balasan dari menjawab pertanyaanmu?" (Lich)


Jika hanya hal-hal yang bisa aku katakan, maka tidak perlu bagiku untuk menolak.


"Baik." (Makoto)

"Terima kasih." (Lich)

"Lalu, yang pertama. Kenapa kau ada di desa ogre hutan?” (Makoto)

“Demi penelitianku. Diriku, yang ingin berubah dari hyuman menjadi Graunt, pergi ke tempat yang cukup menjanjikan, desa para ogre hutan, dan menggali kekuatan mereka yang telah lama hilang. Demi itu, aku bersembunyi di tubuh salah satu dari mereka.” (Lich)


Kekuatan ogre hutan untuk mengubah hyuman. Lalu, dia adalah orang yang telah membangkitkan kekuatan itu dari si Shishou mesum?

Tomoe menyipitkan matanya dan membuat "Hoh ~" wajah kekaguman.


"Apa yang kau maksud dengan Graunt?" (Makoto)

“Seharusnya giliran diriku untuk bertanya, tapi baiklah. Diriku sudah diizinkan untuk bertanya. Graunt mengacu pada ras yang lebih tinggi dari hyuman. Itu ditulis sebagai keberadaan yang melampaui hyuman dalam segala hal. Diriku mencari jalan untuk menjadi salah satunya.” (Lich)


Aku mengerti. Sejujurnya aku tidak benar-benar mengerti semuanya, tetapi sepertinya perkiraanku ada keberadaan lain di dunia ini yang mendekati hyuman? Tetapi kastanya benar-benar berbeda, jika itu bukan yang dimaksud, itu akan berubah menjadi sesuatu yang cukup mengerikan.

Di dunia ini aku telah mendengar tentang iblis yang bertarung dengan hyuman, tetapi aku belum pernah mendengar adanya pertempuran hyuman dan Graunt.


"Aku ingin menanyakan alasanmu kenapa dirimu sangat ingin menjadi Graunt, tapi mari kita dengar dahulu pertanyaan yang ingin dirimu ajukan." (Makoto)


Mungkin aku terpengaruh oleh perilakunya, aku menggunakan kata-kata yang alami dan sopan untuk melanjutkan percakapan dengannya.


“Lalu, izinkan diriku bertanya dua hal juga. Bukankah namamu Raidou? Dan juga, kau mengatakan bahwa dirimu adalah human, tetapi human adalah ras kuno dari para hyuman. Mengapa kau bisa mengatakan dengan sangat percaya diri bahwa dirimu adalah salah satunya?" (Lich)


Ah ~, human adalah kiasan. Sebenarnya, akupun ras hyuman juga. Tapi spesifikasi tubuhku sudah cukup bagi Dewi untuk memanggilku human. Tunggu, Dewi pasti mengetahui tentang orang tuaku, namun, mengapa dia memanggilku human?

Aku melihat kerlip mata Lich yang seolah-olah menyelidikiku, dan aku mengembalikan pikiranku yang telah tenggelam dalam pikiran kembali ke kenyataan.


“Raidou adalah nama yang aku gunakan ketika aku mendaftar di Guild Petualang, dan itu adalah namaku, seperti nama sementara. Nah, dirimu bisa menganggapnya sebagai nama palsu. Nama Makoto Misumi yang aku katakan beberapa waktu lalu adalah nama asliku. Tentang kata human itu ... Aku hanya bisa memberitahumu bahwa begitulah cara Dewi memanggilku. Bahkan aku tidak terlalu mengetahui tentang detail diriku sendiri.” (Makoto)

"Dewi memanggilmu begitu?! Apakah kau sedang tidak bercanda?" (Lich)

"Aku hanya bisa memberitahumu itulah kebenarannya. Mengesampingkan jika ini benar-benar berfungsi sebagai bukti atau tidak, aku tidak bisa berbicara bahasa yang disebut bahasa umum. Sepertinya itu karena aku belum menerima berkat. Tetapi sebagai gantinya, aku menerima kemampuan untuk berbicara dengan makhluk yang bukan hyuman. Itulah alasan mengapa aku dapat berbicara dengan dirimu tanpa masalah." (Makoto)

“Sekarang setelah kau menyebutkannya, kita berbicara begitu alami sehingga diriku tidak memperhatikannya sama sekali. Mengesampingkan jika itu berfungsi sebagai bukti, diriku telah menerima jawaban dari pertanyaanku. Jika kau memiliki pertanyaan lain, silakan lanjutkan.” (Lich)


Hm, sepertinya untuk saat ini ia bermaksud menjawab pertanyaanku dengan niat baik. Mungkin itu hanya karena dirinya ingin bertanya lebih banyak.

Mari kita tanyakan alasannya yang ingin menjadi seorang graunt.

Tidak, sebelum itu, ada satu hal juga yang penting.


“Sebelum melakukan pertarungan denganku, kau membunuh salah satu ogre hutan kan? Jika aku ingat dengan benar, pria yang menyebut dirinya putra salah satu elder. Aku mengingat Lich mengatakan sesuatu tentang "wanita itu" kepada mayat yang telah roboh ditanah. Bisakah aku bertanya apa artinya itu?" (Makoto)


Itu benar, satu-satunya korban dalam pertempuran itu. Orang itulah yang menurutku dan Mio memiliki kulit yang pucat.

Itu juga orang yang dikhawatirkan oleh combi AkuaEris. Siapa namanya? Wanda? Tidak, Adonou.


"Orang itu, ya. Untuk berpikir bahwa kau ingat satu kata yang diriku katakan, sepertinya aku telah sepenuhnya meremehkan Makoto-dono. Diriku tidak merasa sedih untuk menggunakannya seolah-olah menarik tangan bayi. Tahukah kau jika orang itu seorang mata-mata?” (Lich)

"Mata-mata?" (Makoto)


Tanpa sadar aku mengulangi perkataan itu.

Sampai seorang mata-mata menyusup ke desa ogre hutan, siapa sih dia dan untuk alasan apa?


"Itu benar, seorang mata-mata, tidak tunggu sebentar, mungkin lebih tepatnya seorang anggota manuver. Orang itu sedang melakukan diplomasi dengan ogre hutan, melakukan pertukaran dengan ras lain. Tetapi pada satu titik, ia mendapat simpati dari satu kekuatan dan mulai bergerak sedemikian rupa sehingga para ogre hutan akan menguntungkan mereka.” (Lich)


Jika dia berada di pos di mana dia bisa terus-menerus bernegosiasi dengan ras dari luar, tentu mudah untuk meningkatkan berapa kali mereka bertemu. Apakah mereka yang menemukan keberadaan ogre hutan dan mengawasi kekuatan tempur mereka?

Dari segi penampilan Adonou-kun mungkin telah berfungsi sebagai tanda bagi mereka. Itu menciptakan rasa keraguan bagi AB.


"... Ketika kau mengatakan,"wanita itu", apakah kau mengacu pada kekuatan yang ada di belakangnya?" (Makoto)

"Benar. Ini mungkin setumpuk jawaban yang kau cari. Wanita itu mengacu pada jenderal ras iblis. Tidak perlu bagiku untuk mengatakan siapa kekuatan di baliknya, itu adalah pasukan iblis.”  (Lich)


Wow. Ras iblis yang seharusnya memiliki basis utama mereka di bagian utara benua, bahkan telah mengulurkan tangan mereka ke  perbatasan dunia. Bukankah informasi ini cukup berbahaya?

Ah, tapi salah satu yang berada di gerbang Shen juga berasal dari ras iblis. Mereka mungkin bukan orang-orang yang kesana untuk berlatih seperti para warrior, tetapi kemungkinan besar orang-orang yang terkait dengan pasukan iblis.


“... Dia adalah wanita yang diriku tidak bisa sukai. Sepertinyanya dia mengirim 5 tentara ke pusat gurun dan semua komunikasi dengan mereka terputus. Mereka sepertinya buru-buru mengumpulkan individu-individu yang memiliki potensi untuk perang. Karena perang sepertinya akan datang sebentar lagi.” (Lich)


5? Mungkinkah itu? Apakah mereka orangnya?


"Apakah tidak apa-apa? Sampai-sampai kau memberikan informasi begitu banyak.” (Makoto)

“Diriku bukan anggota ras iblis, jadi diriku tidak keberatan. Ini hanyalah dendam kecil yang diriku miliki. Bukankah diriku sudah memberitahumu? Bahwa wanita itu memiliki kepribadian yang tidak diriku sukai.” (Lich)

"Terima kasih banyak. Lalu, silakan, giliranmu.” (Makoto)

"Yah, diriku punya dua pertanyaan yang ingin kutanyakan pada saat yang sama, jadi silakan duluan bertanya." (Lich)


Dia adalah orang yang secara tak terduga setia. Mungkin dia adalah seorang sarjana dalam kehidupan dimasa lalunya.


“Hm, bahkan jika dirimu mengatakan itu, apa yang ingin aku tanyakan kepadamu adalah tentang alasanmu ingin menjadi seorang Graunt. Dan setelah itu, aku juga minta tolong padamu.” (Makoto)


Meski aku merasa dia tidak mau menjawab.


"Hngh, itu ... pertanyaan yang tidak bisa diriku jawab. Aku minta maaf. Lalu, tentang bantuan itu?" (Lich)


Njiiirrrr? Ya, ini hanya ketertarikan pribadiku. Bisa-bisanya, mengatakan "Aku tidak bisa menjawab" dalam situasi di mana tidak aneh untuk dibunuh kapan saja.


“Aku yakin dirimu merupakan seseorang yang memiliki pengetahuan sihir yang mendalam. Aku akan membayar harganya, jadi aku ingin kau memberikan beberapa buku sihir itu kepadaku.” (Makoto)


Begitulah adanya.

Aku sudah merasakan batas mempelajari aria dan daftar ejaan Ema-san. Jika memungkinkan, aku ingin belajar pengetahuan lain.

Juga, bahasa yang digunakan Lich merupakan bahasa yang belum pernah kudengar sebelumnya. Dia kemungkinan besar memiliki banyak buku. Aku tidak keberatan jika itu hal-hal dasarnya saja, aku ingin beberapa di antaranya.


"... Apakah kau mengolok-olokku?" (Lich)

"Eh?" (Makoto)

“Makoto-dono mampu membentuk sihir yang sangat efisien dan tidak normal. Itu adalah aria yang melampaui milikku dengan kecepatan dan penyegelan dalam efisiensi dan panjang kata. Ketika kau bahkan dapat menggunakan hal seperti itu, apa yang ingin kau ketahui tentang mantra dan pengetahuanku?" (Lich)


Oh, suasana hatinya sangat buruk. Cahaya merah di matanya sedikit berfluktuasi, bagaimana mengatakannya, rasanya seperti melihat goyang dumang.

Tidak tidak Tidak. Aku sama sekali tidak berniat seperti itu, oke? Aku hanya ingin buku baru lho.

Tomoe sepertinya tidak bisa menahannya dan mengeluarkan suara "bufu". Untuk apa kau tertawa ?!

Mio juga sepertinya menganggapnya lucu, bahunya bergetar.


"T-Tidak. Sejujurnya aku hanya ingin belajar. Buku sihirku cuma sekedar selembar kertas." (Makoto)

"... Ap?" (Lich)

"Seperti yang aku katakan. Buku sihirku hanya satu kertas! Aku hanya ingin yang baru!” (Makoto)

“... Lalu, apa yang ingin kau katakan padaku? Apakah mantera aria itu juga tertulis di kertan itu? Apakah kau mengatakan kepada diriku bahwa kau mendapatkan sepotong buku mantra terlarang?" (Lich)

“Tidak, itu adalah sesuatu yang aku minta dituliskan untuk dipelajari, itu bukanlah sesuatu yang istimewa. Jika tidak apa-apa denganmu, aku bisa memberimu satu kertas yang sama. Itu benar, bagaimana kalau bertukar buku?" (Makoto)


Aku hanya perlu meminta Ema-san untuk menulisnya satu lagi. Bukankah itu super menguntungkan?


“Diriku tidak keberatan, jika kau tidak keberatan, diriku akan menerima negosiasi itu. Meskipun diriku pikir aku jelas akan menjadi orang yang diuntungkan dari negosiasi itu.” (Lich)


Oh, akhirnya dah kelar.


“Lalu, sekarang muncul pertanyaan yang ingin diriku tanyakan. Yang pertama, kau sudah menjawab setengahnya, tapi diriku ingin bertanya lagi. Mantra apa yang kau gunakan untuk mengalahkanku? Apa yang kau lakukan agar kekuatan sihirku dimakan?” (Lich)


Ah, dia pasti sedang membicarakan hal yang tidak dimengerti orang pintar ya.


"Mantra itu dibuat murni dari sihir atribut kegelapan. Target aslinya adalah gumpalan mantra, lalu Lich, yang baru saja dirimu sebutkan itu.” (Makoto)

"... Aku tidak mengerti apa yang kau katakan." (Lich)

"Bukankah kau mengatakan spesialisasi sihir kegelapan sedetik yang lalu?" (Makoto)

"Penyerapan ... tidak. Yang aku katakan? Memakan sihir, apakah kau merujuk itu?" (Lich)

"Ya itu benar. Itulah jawabannya.” (Makoto)

"Tapi bukankah tidak ada artinya menggunakan kekuatan sihir pada mantra yang telah diaktifkan? Jika kau mencoba untuk menyebarkan sihir seperti itu, itu akan berakhir dengan penggunaan kekuatan sihir yang berlebihan. Selain itu, kekuatan sihir yang dibalut pada pengguna, menggunakan hanya kegelapan untuk menghapusnya akan membuat efektivitasnya lebih rendah.” (Lich)

"Kau benar." (Makoto)

“Paling tidak, aku perkirakan penggunaanya lebih boros dari 10 kali menjadi 15 kali lebih banyak. Itu sia-sia untuk dilakukan.” (Lich)

"Ya, itu sia-sia." (Makoto)

"... Apakah Makoto-dono idiot?" (Lich)

“Lidahmu jahat sekali (tertawa). Namun, kenyataannya kau kalah.” (Makoto)

"Melakukan apa pun yang kau inginkan, menyia-nyiakan kekuatan sihir seolah-olah menuangkan air dan bahkan bisa memakan kekuatan sihir yang sudah aku buat." (Lich)

"Ya, itu benar." (Makoto)


Keheningan aneh muncul. Ini adalah suasana aneh pertama sejak pembicaraan ini dimulai.

Tapi ini semua benar.


"Fu ... fu fufufu. Hahaahahahahahahaaha !!” (Lich)


Dia mulai tertawa karena suatu alasan? Tulang-tulangnya *krakrakrak* tetapi aku tidak bisa membalas karena tawanya terdengar seperti dia patah.

Apa? Kenapa dia bisa tertawa? Karena dia terbuat dari tulang murni kupikir dia tidak bisa tertawa.

Ah, dia berhenti.


“Jangan main-main denganku, huh! Anak nakal, apakah kau menyatakan bahwa kau adalah inkarnasi dari roh atau sesuatu seperti itu?!" (Lich)

“Diam kerangka. Kau berani menyebut Waka sebagai anak nakal? " (Tomoe)

"Untuk menempatkan Waka-sama pada tingkat yang sama dengan roh kecil, haruskah aku mencincang seluruh tubuhmu dan menggunakannya sebagai umpan?" (Mio)


Ketika aku berpikir bahwa Lich berdiri pada saat yang sama ketika dia mengeluarkan suara marah, detik berikutnya, gerakannya membeku.

Mengesampingkan jika itu benar-benar tempat yang vital, pedang Tomoe yang terhunus menunjuk ke leher Lich.

Mio sudah berada di punggungnya dan dari vertebra serviks ke tulang belakangnya, dia memegang kipas lipatnya yang tertutup dan menempelkannya.

Luar biasa kecepatannya, bukankah kerja tim mereka sempurna? Sejak kapan mereka melatihnya?

Mata mereka sangat menyeramkan, tetapi mereka belum tersentak. Untuk saat ini mereka menarik serangan mereka.

... Mungkin mereka juga menekan banyak hal yang terpendam? Eh, rasa dingin mengalir di punggungku.

Bagaimanapun, kita tidak bisa begitu saja membiarkan situasi seperti ini.

Aku mendesak mereka berdua untuk menyingkir.


"Yah, aku minta maaf atas kekasaran para pelayanku." (Makoto)


Setelah meminta maaf, aku ingin mengundang Lich untuk duduk sekali lagi, tetapi sebelum aku bisa melakukan itu, punggungnya jatuh dengan *su ton*. Alih-alih menyebutnya duduk, itu lebih seperti dia jatuh dan kursi itu ada di sana.


"Kau!" (Mio)


Tampaknya Mio marah sekali lagi dengan tindakan itu dan hendak menyerang. Tapi, seperti yang diharapkan, itu tidak akan bisa dianggap sebagai lelucon jadi aku menahannya. Aku benar-benar senang kau sangat memikirkanku tetapi ...

Jika memungkinkan, aku ingin kau menunjukkan kemarahan pada musuh atau niat membunuh dan bukan pada ketidaksopanan ini. Aku akan senang jika kau bisa menanggapi berbagai hal dengan tenang.


"Waka, boleh aku bicara?" (Tomoe)

"Tomoe ya. Aku ingin kau tetap patuh sebentar?” (Makoto)

"Tidak, itu ada hubungannya dengan masalah buku sihir." (Tomoe)


Itu ya. Bukankah pembicaraan sudah selesai? Aku akan meminta Ema-san menulis salinan dan memberikan kepadanya. Dan sebagai gantinya, aku akan meminta dia meminjamkanku sejumlah buku sihir. Apa masalahnya?


"Kenapa?" (Makoto)


Sambil menahan sedikit kekesalanku, aku memintanya untuk melanjutkan. Saat ini aku ingin menenangkan Lich.


“Aku pikir daripada meminta beberapa saja, anda bisa mengambil semuanya. Dari seseorang seperti dirinya.” (Tome)

“? Hah ?!” (Lich)


Jangan mengatakan hal-hal yang dapat menyebabkan efek sebaliknya! Tidak bisakah kau melihat Lich terkejut?!


"Apa, aku pikir dia akan dengan senang hati menyerahkannya." (Tomoe)

"Kau, bisakah kau diam saja—" (Makoto)

“Tidak, Waka. Aku pikir apa yang dia ingin tahu, aku mungkin tahu itu. Aku minta maaf karena terlambat mengatakannya tetapi jika anda dapat mengizinkan Tomoe ini berbicara, aku akan menunjukkan kepada anda bahwa aku dapat mengabulkan permintaan Waka dan lebih dari itu.” (Tomoe)

"... Sungguh, apakah kau serius mengatakannya?" (Makoto)


Lagipula dia ini sudah sering kali melanggar perintahku. Dan kemarahannya sedetik yang lalu juga sedikit mengingatkanku pada Mio.

Pada saat berhadapan dengan para ogre hutan kau cukup cuek namun ... aku benar-benar tidak tahu titik didih kemarahan Tomoe.

Pada saat dia melepaskan pedangnya juga.

Ketika itu tidak terkait dengan drama sejarah, dia benar-benar cepat marah. Meskipun mereka melakukan banyak hal lebih buruk dibandingkan dengan ketidaksopanan Lich ...

Jangan bilang padaku bahwa mereka akan melakukannya seperti Korps Marinir tempat dimana mereka menggunakan racun manis untuk mengintrogasi, kan? Ya, tidak mungkin itu terjadi.

Secara umum, bahkan jika seseorang sedang sangat marah, entah bagaimana aku dapat mengatasinya, tetapi jika ada evolusi yang lebih buruk daripada si cabul itu, aku akan mati. AB merupakan orang-orang polos. Terkecuali yang gila itu.
(TL Note: si Eris)

Apakah ada alasan mengapa dia sangat ingin merekrut mereka? Aku pikir dia hanya ingin memiliki ninja, tetapi mungkinkah dia masih memikirkan sesuatu? Bagaimanapun, dia adalah pelayanku, tetapi dia masih seekor naga. Waktu yang dihabiskannya menjalani kehidupan berada pada level yang sama sekali berbeda.

Masih terlalu dini bagiku untuk memahami semua pola pikirnya dan membuatnya mematuhiku. Mengenai hobinya, aku secara lucu memahaminya.


"Tentu saja. Aku adalah pelayan Waka. Aku tidak akan mengkhianati Koumon-sama, dan bahkan dalam sejuta tahun aku tidak akan membunuh masterku. Aku seseorang yang akan melayani Shougun sampai akhir. Jadi kumohon.” (Tomoe)


Tomoe menunduk.

... Jika kau sampai sejauh itu.

Aku mengangguk dan mempercayakan kelanjutannya. Tomoe mungkin berbicara tentang sesuatu yang tidak aku ketahui. Dengan harapan seperitu itu dipikiranku ...



[ Chapter 56 Selesai ]





 Jangan lupa Like Fanspage kami & Share terjemahan ini ya !!!  



2 comments:

  1. Tolong min yg 55 , link gak bisa. Terima kasih.

    ReplyDelete
  2. 57 bagian 2 juga min , terima kasih.

    ReplyDelete


EmoticonEmoticon