June 09, 2020

The Strongest Dull Prince Battle for the Throne Bahasa Indonesia Chapter 10

Translator: Sai Kuze

Chapter 10 - Memulai


The Strongest Dull Prince Battle for the Throne Bahasa Indonesia Chapter 10


Kota terbesar di wilayah timur kekaisaran: Kiel

Kota yang menjadi pusat festival Berburu Ksatria, saat ini sudah sesak dengan kerumunan orang-orang.

Para pedagang mengerahkan seluruh strategi mereka dan membuka berbagai macam kios di jalanan Kiel. Hanya dengan berjalan kaki kau akan menemukan banyak hal aneh yang belum pernah kau lihat sebelumnya terjual di pinggiran jalan.

Setelah membeli dan memakan berbagai macam makanan, aku dan Leo saat ini berdiri di tembok Kiel.




"Itu benar-benar kerumunan yang besar ya."

"Benar, itu sesuatu yang bagus. Selama ini penduduk wilayah timur selalu hidup dalam bayang-bayang ancaman para monster, kupikir sesuatu seperti ini sangat dibutuhkan oleh mereka."

"Ya benar. Mereka sepertinya berpikir itu semua merupakan kesalahan ayah karena masalahnya tidak diselesaikan lebih awal. Dan kelihatannya, ayah menggunakan uangnya untuk menyuap mereka. Seperti: Nikmati saja festival ini, atau sesuatu seperti itu."


Dia pasti sudah menduga ketidakpuasan penduduk tidak akan menghilang hanya dengan mengadakan festival ini.

Tidak ada artinya mengadakan festival jika para penduduk tidak rela menghamburkan isi dompetnya. Dia hanya menghabiskan uangnya sebagai pemicu untuk mereka agar melakukannya.

Penduduk wilayah timur yang selalu berurusan dengan monster sangat berhati-hati. Mereka tidak akan menghabiskan uang mereka kecuali kami melakukannya terlebih dahulu.

Dalam arti tertentu, dia merupakan seseorang yang cukup hebat.


"Jadi, kalian di sini?"


Ketika kami mendengar suara yang datang dari belakang, kami berbalik pada saat yang sama.

Ketika melakukannya, kami melihat Elna berdiri di sana.


"Hei, Elna. Apa kabar?"

"Unn, seperti biasa, kurasa. Bagaimana denganmu?"

"Aku juga, seperti biasa. Tetapi saat ini aku merasa lebih baik."

"Ara? Kenapa bisa begitu?"


Tidak biasa bagi Leo untuk mengatakan sesuatu seperti ini.

Dia merupakan pria yang selalu bermain dengan aman.

Aku merasakan hal-hal merepotkan datang lagi.


"Dalam perjalanan ke sini, aku mengunjungi desa-desa yang dihancurkan monster. Kupikir itu merupakan tugas kita sebagai anggota keluarga kekaisaran untuk membantu mereka. Jika aku menang, aku pasti mendapatkan hadiah uangnya. Maka uang itu akan aku sumbangkan kepada para penduduk yang desa-desanya hancur."

"... Jadi kau sudah melakukan hal seperti itu........"

"Haa... dan memangnya apa yang kau lakukan, Al?"

"Berbelanja di berbagai macam kios."


Elna menyentuh dahinya dan menghela nafas ketika aku menunjukkan padanya jarahan perangku, kadal tanah bakar.

Kau tidak perlu menghela nafas sedalam itu.


"Jika Al memiliki setidaknya salah satu poin bagus Leo maka aku bisa merasa lega sebagai teman masa kecilmu..."

"Nii-san memiliki banyak poin bagus lho? Hanya saja mereka tidak ada yang menyadarinya."

"Jawaban yang bagus. Seperti yang diharapkan darimu, Leo. Sebagai hadiahnya, aku akan membiarkanmu mencicipinya."

"Terima kasih. Nn? Tak disangkat ternyata enak juga."

"Benarkan? Aku memiliki bakat menemukan makanan-makanan enak dari berbagai macam kios lho."

"Bakat seperti itu, kupikir tidak perlu dimiliki seorang pangeran........ Baiklah, kita pergi. Leo juga, festival ini akan segera dimulai, kau juga harus kembali."


Didorong oleh Elna, aku dengan cepat memasukkan kadal tanah bakar ke dalam mulutku.

Perburuan Ksatria akan segera dimulai.



------------------------------------------------------------------



"Kekaisaran kita merupakan negara yang tidak memiliki cukup pengalaman menangani monster. Karena itu, respons kami terlambat. Kali ini penduduk wilayah timur sudah menderita karena kurangnya kemampuan di pihakku. Aku benar-benar minta maaf. Aku ingin kalian memaafkan kaisar bodohmu ini."


Ayah berpidato di depan banyak orang.

Giliran kami akan tiba sebentar lagi.

Aku menggunakan sebuah ruangan di dalam mansion bangsawan sebagai tempat menunggu ketika seorang tamu berkunjung.

Kupikir itu Elna atau Finne, tetapi seseorang yang muncul di sana sedikit tak terduga.


"Christa....? Ada apa?"

"Nii-sama....."


Orang itu adalah Christa Lakes Adler, putri ketiga kekaisaran yang berusia 12 tahun.

Adik perempuanku dengan rambut pirang mengkilap dan mata ungu. Di masa depan, kecantikannya pasti bisa menyaingi Finne. Banyak orang mengatakan kecantikannya seperti sebuah boneka. Itu dikarenakan Christa merupakan seorang yang jarang sekali menunjukkan ekspresi di wajahnya.

Membawa boneka kelinci favoritnya, dia tanpa ekspresi menatapku. Melihat penampilannya, dia benar-benar seperti boneka. Namun, matanya sedikit terguncang. Ini pertanda jika dia merasa cemas.


"Masuklah. Ada apa? Apa ada yang mengganggumu?"

"UUn ... Christa tidak mengalami masalah... orang-orang di sini yang menjadi masalahnya."


Jawaban yang membingungkan.

Kebanyakan orang hanya akan mengabaikan jawaban itu, tetapi aku tidak bisa melakukannya pada Christa.

Aku mendudukkan Christa di kursi dan berjongkok agar mata kami bisa selaras.

Anak ini merupakan eksistensi khusus di antara keluarga kekaisaran.

Tidak ada yang menyadarinya. Tidak, mereka mungkin berpura-pura tidak menyadarinya tetapi anak ini dilahirkan dengan sihir bawaan.

Biasanya, sihir merupakan sesuatu yang harus kau latih untuk menggunakannya tetapi ada beberapa orang di dunia ini yang secara alami dapat menggunakan sihir. Mereka yang bisa menggunakan sihir bawaan sangat berharga dan kuat. Alasannya yaitu karena orang itu merupakan satu-satunya yang dapat menggunakan sihir bawaan itu. Sihir yang tidak pernah bisa digunakan oleh orang lain.

Christa adalah salah satunya.

Kemampuannya mungkin memprediksi masa depan atau sesuatu yang serupa. Ketika Putra Mahkota tewas, dia menangis di depanku dan mengatakan jika saudara kami sudah mati.

Jika dirinya yang memiliki kemampuan seperti itu terungkap, seseorang seperti Zandra akan dengan senang hati memanfaatkannya. Itu sebabnya aku mengatakan kepadanya untuk tidak mengatakannya pada siapa pun dan jika dia melihat sesuatu, dia harus menemuiku. Kenyataan karena dia mendatangi tempat ini, itu pasti menandakan sesuatu akan terjadi.


"Apa yang kau lihat kali ini?"

".... Kota ini dikelilingi para monster......."


Kemampuan Christa masih belum stabil.

Terkadang dia akan melihat gambaran masa depan, tetapi bagi Christa gambar-gambar itu merupakan sesuatu yang mirip dengan mimpi buruk.

Selain itu, bukan berarti apa yang dilihatnya akan selalu menjadi kenyataan. Tetapi, ada kalanya yang dilihatnya juga benar.

Itu sebabnya aku tidak bisa membiarkannya sendirian.


"Kau tidak melihat dengan jelas kematian seseorang kan?"

"Tidak....."

"Aku mengerti. Kau anak pintar karena sudah memberitahukan ini padaku. Kau membuatku lebih mudah untuk bergerak."

"... Nii-sama juga akan pergi?"

"Ya. Aku tidak bisa menemanimu."

"......."


Christa memiliki ekspresi yang tidak puas.

Dia mungkin tidak senang ditinggal sendirian dengan kecemasannya. Meski begitu, aku harus pergi.

Pertama-tama, jika kota ini dikepung monster, akan lebih mudah untuk ditangani jika aku berada di luar.


"Permisi. Saya Finne."


Finne memasuki ruangan di waktu yang tepat.

Dia juga membawa manisan.

Bagus.


"Christa, aku akan memperkenalkanmu. Ini temanku, Finne."

"Se, Senang bertemu dengan anda, Yang Mulia Christa. Saya Finne von Kleinert."

"Aku tahu. Blaue Mowe. Wanita paling cantik di seluruh kekaisaran.

"Anak pintar."


Aku membelai kepalanya tetapi ekspresi Christa tidak berubah. Sepertinya dia tidak menyukainya.

Christa hanya terikat secara emosional denganku, Leo dan saudara perempuan tertua kami yang saat ini berada di perbatasan. Dia tidak membiarkan penjagaannya turun bahkan kepada ayah kandung kami, oleh sebab itu orang-orang disekitarnya tidak tahu bagaimana cara memperlakukannya.

Tentu saja, kali ini dia harus tetap di sini, tetapi aku tidak bisa meninggalkannya sendirian seperti ini.


"Finne. Maaf, tetapi bisakah kau menemani Christa untukku?"

"Nii-sama sudah cukup...."

"Finne bisa dipercaya. Tentu saja, lebih dari pria sepertiku. Apalagi manisannya luar biasa lho? Kau suka itu kan?"


Sembari mengatakan itu, aku mengambil manisan dari kantung permen yang dibawa Finne dan menunjukkannya kepada Christa.

Ini kue berbentuk kelinci.

Christa yang mulutnya saat ini gemetar ketakutan menatap tajam ke arah Finne.

Melihat itu, aku membuat senyum pahit.


"Selamat. Sepertinya dia menyukaimu."

"Eh? Menyukaiku?"

"Ketika anak ini tidak menyukai seseorang, dia tidak akan menatap mereka seperti itu. Bagaimanapun, dia tidak tertarik pada orang lain. Christa. Sampai aku dan Leo kembali, kau harus disini bersama Finne oke?"

"Un......"

"Jadi begitulah. Maaf, tapi bisakah kau menemani Christa selama mungkin?"

"Saya mengerti. Jika itu keinginan Al-sama maka saya akan dengan senang hati menurutinya."


Setelah mengatakan itu, Finne tersenyum dan mulai memberikan lebih banyak manisan kepada Christa.

Untuk sesaat, kata 'memberi makan' muncul di benakku, tetapi jika aku mengatakannya itu tidaklah sopan, maka aku menyingkirkannya.

Lalu aku mendengar sorakan nyaring dari luar.

Mungkin pidato ayah sudah berakhir.

Dari sini, kami harus memainkan peran utama.


"Sekarang, ayo pergi. Christa. Kita harus menunjukkan wajah kita kepada semua orang."

"......"

"Jangan membuat wajah seperti itu. Mau bagaimana lagi kan? Bagaimanapun, kita merupakan anggota keluarga kekaisaran."

".... Nii-sama biasanya selalu tidak peduli dengan hal seperti ini."

"Aku tidak melakukannya kali ini kan? Ayo, ayo pergi."


Aku menarik tangan Christa dan meninggalkan ruangan. Finne mengikuti di belakang kami.

Kemudian pada saat yang sama, seseorang yang bermasalah juga keluar dari ruangannya.


"Ara? Mengasuh bayi, kau bahagia seperti biasanya Arnold. Apakah itu karena kau bekerjasama dengan keluarga Amsberg?"


Putri Kedua Zandra.

Christa segera bersembunyi di belakangku. Melihat itu, ekspresi Zandra berubah tidak senang.


"Kak. Bukankah menyebut mengasuh itu sedikit kasar. Kakak laki-laki menemani adik perempuannya itu hal yang wajar kan?"

"Sungguh menjengkelkan, sepertinya kau masih memiliki banyak waktu luang sampai bisa memberiku jawaban seperti itu ya."

"Kau kelihatannya kesal kak. Memangnya ada apa? Apakah ada sesuatu yang tidak berjalan sesuai rencanamu?"


Mendengar serangan balasanku, ekspresi Zandra berubah murka untuk sesaat tetapi segera kembali normal. Dia pasti menyadari menggunakan kekerasan di sini hanya akan menunjukkan kelemahannya yang tidak perlu.

Yah, bahkan jika dia tidak marah, aku sudah mengetahui jika dialah yang mengirim pembunuh itu. Tetapi aku tidak harus mengatakan itu.


"Persiapkan dirimu. Aku akan mengajarimu bahwa tidak peduli seberapa kuat sebuah pedang, tidak ada artinya jika kau tidak dapat menggunakannya."

"Fuhn! Memangnya orang sepertimu bisa mengajari orang lain?"


Mendengar pembicaraan kami, Gordon muncul.

Seriusan, setiap kali berpapasan keduanya pasti saling bertengkar ya.

Namun, tatapan tajam Gordon mendarat padaku. Sejenak, aku merasa jantungku berhenti.

Seperti yang diharapkan dari seseorang yang telah begitu sukses di medan perang. Haus darahnya sungguh 'sesuatu'. Jika aku tidak menggunakan sihirku maka dia pasti akan langsung membunuhku.


"Bagaimana itu? Arnold. Apakah kau tidak ingin menyerahkan pedangmu kepadaku? Masih ada waktu lho? Mintalah pada ayah kita, menangis dan memohon padanya jika kau tidak pantas untuknya dan katakan kepadanya seseorang yang pantas untuknya hanyalah aku."

"Sayangnya, aku tidak memiliki keinginan seperti itu kak. Itu akan membuatku terlihat seperti aku tidak senang dengan keputusan ayah. Ayah benar-benar menakutkan."

"Hmph, kau tidak ingin berbagi harta dengan orang lain ya. Harta itu akhirnya membusuk. Baiklah. Aku akan menghancurkanmu bersama dengan wanita di sana."

"Itu kalimatku."


Zandra menatap tajam ke arah Gordon.

Kami menggunakan kesempatan itu untuk menyelinap pergi dari tempat itu.

Tidak ada yang berakhir dengan baik jika aku terlibat di dalam pertengkaran seperti itu.


"Nii-sama.... Aku takut..."

"Tidak masalah. Finne bersamamu. Apalagi jika terjadi sesuatu, aku akan datang dan menyelamatkanmu. Aku berjanji."

"Sungguh?"

"Ya, sungguh."


Sembari mengatakan itu, aku meremas tangan kecil Christa.

Mungkin dia diyakinkan oleh tindakanku, Christa menunjukkan senyuman kecilnya padaku.

Kemudian setelah semua anak-anak Kaisar berkumpul di balkon, Kaisar mengumumkan dengan suara nyaring.


"Untuk festival ini! Para ksatria dari ordo kesatria kekaisaran kita bersumpah kesetiaan mereka kepada masing-masing anak-anakku! Anak-anakku menghormati para ksatria dan para ksatria menghormati anak-anakku, bersama-sama mereka akan bekerjasama dan menghadapi monster yang kuat! Kami merupakan keluarga kekaisaran! Jika ada musuh kekaisaran, itulah tugas kami untuk memusnahkan mereka! Pergilah! Anak-anakku! Para ksatriaku! Mulai saat ini, aku dengan ini memulai festival Berburu Ksatria!!!"

"OOHHHHH! ! ! !"

"BERJUANGLAH, PANGERAN ERIC!!"

"Tidak, kali ini saatnya Pangeran Gordon bersinar kan?"

"Putri Zandra pasti akan menunjukkan kepada kita strategi luar biasanya!"

"Aku akan mendukung Pangeran Leonard! Ini pertama kalinya aku bertemu seseorang sepertinya!"


Para ksatria yang dipimpin oleh masing-masing anak meninggalkan mansion dan pergi menuju garis depan.

Kali ini, hanya Christa yang tersisa di mansion sementara semua orang pergi dengan ksatria mereka untuk berburu monster.

Anak-anak itu mengibarkan bendera mereka sendiri yang dibuat hanya untuk hari ini.

Benderaku bergambar salib putih dengan latar hitam. Sebaliknya, Leo bergambar salib hitam dengan latar putih. Maknanya cukup mudah dimengerti. Warnanya benar-benar berlawanan dengan bendera Leo, sangat mudah untuk mengetahui bendera mana yang menjadi milikku.

Tetapi itu tidak seperti aku membenci desainnya.


"Apakah kau siap?"

"Tentu saja, ayo pergi."


Setelah mengatakan itu, aku menyuruh kudaku berjalan.

Di belakangku merupakan barisan ksatria ketiga yang dipimpin oleh Elna.

Satu-satunya yang menerima sorakan hanyalah Elna tetapi itu tidak masalah bagiku.

Lagipula aku hanyalah bayangan yang bekerja di belakang layar.

Jika ada seseorang yang merencanakan sesuatu dari bayang-bayang maka aku bisa memunggunginya dan memusnahkan mereka.



----------------------


Komentar Penerjemah:
Huwah akhirnya kelar juga volume 2, selanjutnya volume 3 yang berisi 8 chapter.
Niatnya sih pengen nerjemah tiap hari, tapi akhir-akhir ini saya lagi sibuk-sibuknya jualan rakitan komputer jadi nggak ada waktu 😂


Jika ada kalimat/kata/idiom yang salah di terjemah atau kurang enak dibaca, beritahu kami di kolom komentar, dilarang COPAS dalam bentuk apapun macam-macam kuhajar kau.


PREVIOUS | INDEX | NEXT

Baca doank, komen kaga !!!
Ampas sekali kalian ini

6 comments:


EmoticonEmoticon