March 26, 2020

OVERLORD Bahasa Indonesia Volume 14 Chapter 1 - Part 7

Translator: Sai Kuze

Chapter 1 - Langkah Yang Tak Terduga


 Meskipun dia menganjurkan untuk mencari seseorang yang berbakat melalui sektor pendidikan, Sorcerous Kingdom belum menerapkan kebijakan pendidikan universal untuk saat ini karena tidak realistis.

Jika tingkat pendidikan naik, maka berdampak juga pada kemajuan teknologi dan budaya, tetapi juga bisa memperkuat kelemahan. Meskipun kebijakan mereka saat ini dapat menyebabkan beberapa orang dengan bakat yang belum ditemukan untuk tetap menjadi petani selama sisa hidup mereka, Pax Nazarica merupakan prioritas utama.
(TLer: Pax Nazarica plesetan dari Pax Netherlandica yaitu motto Belanda yang ingin menguasai seluruh Hindia Belanda dan menjalankan sebagai satu kesatuan dengan negeri Induk Kerajaan Hindia Belanda.)




"Aku tidak berpikir itu ide yang buruk."


Setelah Pandora Actor menyetujuinya, ketiganya mulai berjalan ke arah lain yang dipimpin oleh Narberal.

Dua menit telah berlalu sebelum Ainz menerima [ Message ].


"-Ainz-sama."

“-Entoma? Apa yang terjadi?"


Ainz berjalan sembari berbicara dan memiliki firasat buruk.

Dia tidak bisa mengingat kapan terakhir kali dirinya menerima [ Message ] seperti ini tahun ini, ini pasti merupakan semacam keadaan darurat.

Tapi - Senyum tak kenal takut Ainz tidak pernah goyah.

Seluruh cobaan berat di Holy Kingdom begitu menyakitkan sehingga tidak ada yang lebih buruk dibandingkan itu.


{Dibandingkan dengan neraka yang harus aku lalui dulu, tidak ada lagi yang lebih buruk di dunia selain itu.}


Permintaan itu, seperti yang dia duga, yaitu memintanya segera kembali ke Nazarick. Setelah menjawab jika dirinya akan melakukannya, Ainz juga menginstruksikan Narberal untuk membawa sisa maid kembali ke Nazarick. Dia membuka [ Gate ] setelah mengucapkan selamat tinggal kepada keduanya, lalu menyiratkan para Hanzo yang telah menjaga mereka untuk segera pergi.

Saat itulah Ainz kembali ke Nazarick sendirian.

Setelah membubarkan Hanzo, dia mengambil Cincin Ainz Ooal Gown dari Solution, yang menyambutnya pulang. Menggunakan cincin itu, dia berteleportasi ke lantai sepuluh dan mulai berjalan menuju ruangan yang menjadi tujuannya.

Ruangan-ruangan penting atau istimewa di Nazarick semuanya telah ditandai sehingga seseorang dapat berteleportasi langsung ke pintu ruangan tujuan dengan cincin itu. Ini tidak berlaku untuk ruangan yang telah dianggap 'biasa', karena itu seseorang tak akan dapat berteleportasi ke ruangan-ruangan tersebut.

Ini bisa dilihat sebagai satu-satunya kelemahan dari cincin yang memungkinkan penggunanya untuk berteleportasi secara bebas di dalam Nazarick tetapi tidak mungkin lagi bagi mereka untuk memodifikasi fungsinya. Jika mereka masih memiliki Yggdrasil creator kits di sini itu mungkin saja, tetapi di penyimpanan Ainz maupun Nazarick sudah tak ada lagi.

Albedo berdiri di depan pintu yang menjadi tujuan Ainz, menunggu kedatangannya. Ainz tidak perlu mengetahui berapa lama dia telah menunggunya di sana, yang terpenting baginya yaitu progress pekerjaan yang telah dirinya berikan padanya.


"-Kau sudah bekerja keras, terima kasih."

"Saya tidak layak menerima pujian anda!"


Ainz menghela nafas dalam pikirannya ketika dia menyaksikan Albedo menundukkan kepalanya.

Meskipun dia mengatakan dirinya akan segera kembali, dia belum memberi tahu mereka kapan dirinya kembali. Memikirkan dirinya yang menghabiskan waktu Albedo untuk munuggu kepulangannya, membuat Ainz tidak tenang. Dia tidak bisa membiarkan pemikiran itu terpatri di wajahnya.

Hal seperti ini sudah terjadi beberapa kali sebelumnya. Meskipun dirinya sudah memberitahu Albedo untuk tidak usah selalu menunggu kepulangannya, Albedo selalu bersikeras, dan mengatakan itu hal yang wajar bagi seorang pelayan menyambut kembalinya master mereka.

Bahkan, dia telah membicarakan hal ini dengan tidak hanya Floor Guardian, tetapi juga Area Guardian dan bahkan para maid. Setiap kali dia membahasnya, respons mereka akan sama dengan yang diberikan Albedo padanya saat ini. Para pelayan sangat antusias dengan jawaban mereka, menunjukkan tingkat tekad yang bahkan bisa membuat seseorang seperti Ainz meringkuk dan meminta maaf.

Jika ini merupakan konsensus umum maka Ainz, sebagai raja mereka, harus melupakan pendapat pribadinya tentang masalah ini.
(TLer: konsensus umum = persetujuan bersama)

Albedo membuka pintu menuju ruangan dan mempersilahkan Ainz.

Ainz percaya dirinya bukan pria yang cukup luar biasa sehingga layak diperlakukan seperti itu, dia memiliki cukup besar rasa bersalah karenanya, dia selalu mengenakan akting bahwa semuanya sesuai dengan yang dia harapkan dan berjalan ke ruangan di depannya.

Shalltear.

Cocytus.

Aura dan Mare.

Dan Demiurge.

Floor Guardian sudah berkumpul di ruangan ini dan semua membungkuk ke arah takhta yang entah bagaimana memancarkan kegelapan.

Di belakang tahta tergantung bendera Sorcerous Kingdom Ainz Ooal Gown.

Sepertinya semua orang yang seharusnya ada di sini sudah ada di sini. Dalam kasus seperti ini di mana semua tangan berada dihadapannya, mengikuti prosedur Ainz harus menjadi yang terakhir tiba di sini. Kecuali itu untuk acara khusus, tidak ada yang akan datang lebih lambat darinya.

Ainz mengamati para Guardian yang membungkuk di depannya.

Dahulu setiap Floor Guardian memiliki tugasnya masing-masing, tetapi baru-baru ini ruang lingkup pekerjaan mereka meningkat dengan pesat.

Sistem transportasi udara terutama yang mengandalkan monster terbang (sebagian besar naga) telah membangun jaringan transportasi antara Sorcerous Kingdom, Empire, Dwarven Kingdom, dan daerah terpencil, yang dihuni demihumans di sebelah timur Holy Kingdom. Seseorang yang ditugaskan untuk jaringan ini, Shalltear, saat ini memiliki tanggung jawab untuk memanfaatkan keterampilannya secara bertahap membangun jaringan transportasi darat.

Seseorang yang bertugas mengendalikan cuaca di wilayah ini dan membangun sebuah makam bawah tanah di pinggiran E-Rantel, Mare, juga bekerja bersama dengan Guild Adventure yang baru didirikan.

Seseorang yang bertanggung jawab memerintah, mengelola, dan melatih pasukan Sorcerous Kingdom, yang sebagian besar terdiri dari undead tetapi juga mencakup berbagai jenis demihumans dan sejumlah kecil manusia, yaitu Cocytus.

Seseorang yang dulunya hanya harus memerintahkan binatang sihirnya sendiri tetapi saat ini harus mengelola departemen yang mengurus jejaring informasi yang mencakup seluruh wilayah Sorcerous Kingdom yang semakin luas, yaitu Aura.

Seseorang yang mendirikan agen intelijen di lantai tujuh Nazarick, yaitu Demiurge.

Seperti itulah, tanggung jawab setiap Floor Guardian meningkat seiring waktu.

Itulah sebabnya ada rencana untuk mengalihkan sebagian dari tanggung jawab itu kepada mereka yang sampai saat ini hanya mengurusi pertahanan internal Nazarick, Area Guardian.

Tak perlu dikatakan, seseorang yang bertugas memeriksa progress semua orang, menerima permintaan atau saran, dan menyetujui berbagai urusan Sorcerous Kingdom, Guardian Overseer Albedo, merupakan yang paling sibuk dari mereka semua.

Kebenarannya adalah, tak ada yang sesenggang Ainz.

Pekerjaannya sehari-hari hanyalah sekadar berlatih untuk bertindak lebih seperti master mereka, itu kenyataan yang sangat memalukan untuk diakui.

Jadi pada dasarnya, dia dipanggil untuk sesuatu yang orang-orang seperti mereka ini membutuhkan kehadirannya untuk menangani pekerjaan penting.

Ainz berjalan dengan gagah melalui bagian tengah ruangan. Albedo menutup pintu di belakang mereka dan mengikuti di belakangnya.

Dia duduk di satu-satunya kursi di ruangan itu. Albedo berlutut di depannya dan berkata,


"Ainz-sama. Floor Guardian dari setiap lantai telah tiba.”


{Apa maksudmu, mereka telah tiba? Mereka sudah ada di sini!} Tentu saja, Ainz tidak bisa dan tidak harus mengatakannya dengan lantang.


“-umu. Kalian para Floor Guardian telah bekerja keras. Angkatlah kepala kalian.”

"Ya!"


Para guardian mengangkat kepala sembari memberikan jawaban yang mantap, mereka menjawab dengan sempurna dan serempak.

Awalnya, Albedo merupakan seseorang yang meminta mereka mengangkat kepala, tetapi Ainz memutuskan untuk mengakhiri itu. Meskipun bisa dibilang, atasan tidak seharusnya berbicara dengan mudah kepada bawahan mereka, Ainz tidak ingin terlalu jauh dari mereka.

Tatapan para guardian, yang memberikan kesetiaan mutlak mereka, semua jatuh pada tubuh Ainz. Dahulu, Ainz tidak bisa menangani tatapan seperti ini, tetapi mentalnya mulai bertumbuh seiring waktu dan sudah biasa menangani tatapan seperti ini.


{Tapi... kenapa? Apakah ini cuma perasaanku atau mereka memang terasa lebih loyal daripada sebelumnya ...? Tidak ... ini pasti hanya perasaanku saja kan ...?}


Ainz, yang tidak bisa mengingat melakukan suatu hal yang bisa meningkatkan kesetiaan mereka, menghindari tatapan penuh kesetiaan para guardian untuk secara acak memindai ruangan tempat dirinya berada. Ini bukan karena dirinya tidak bisa menangani tatapan mereka, tetapi dia melakukan itu secara tak sengaja.

Di kedua sisi ruangan ada pintu-pintu yang tidak sama dengan yang baru saja mereka lewati, pintu-pintu yang terlihat aneh mengingat ukuran ruangan yang relatif kecil. Ruangan itu hanya didekorasi sedemikian indah sehingga memancarkan aura keagungan.
(TLer: Dinding ruang tahta di Nazarick jendelannya bentuknya kek pintu)

Itu ditetapkan untuk menjadi ruang audiensi di dalam Nazarick. Ada satu lagi yang didirikan di E-Rantel.

Ruang singgasana Nazarick sangat indah, tetapi terlalu luas dan akan terasa kosong jika tidak ada cukup banyak orang yang berkumpul di dalamnya. Dia bisa mengumpulkan cukup banyak orang jika dia mau, tetapi mempertimbangkan masalah seperti adanya Wolrd Item, sesuatu yang berada di antara aset terkuat Nazarick dan karena itu tidak bisa dilihat oleh orang lain, sebuah ruang audiens telah dibuat.

Segala sesuatu di Nazarick dibuat oleh anggota guildnya dahulu kala, kecuali ruang audiensi ini. Di bawah perintah Ainz, para Floor Guardian telah menaruh pertimbangan besar (meskipun tidak banyak pertimbangan yang diperlukan) untuk merapikan ruangan kosong menjadi tempat seperti ini.

Itu membuat Ainz cukup senang.

NPC, dibuat oleh anggota guildnya, telah berkembang lebih dari sekadar NPC. Seolah-olah mereka telah menjadi player.


{Akan selalu ada hari ketika anak ayam akan meninggalkan sarangnya untuk mencari makan sendiri, yah.}


Ainz tersenyum dalam benaknya.

Setiap dari mereka telah membuatnya bangga.

Suzuki Satoru tidak memiliki anak dan tidak banyak anggota guild lainnya yang memilikinya juga. Dia tidak yakin, tapi mungkin seperti ini rasanya menjadi seorang ayah. Bagaimanapun, ini bukan seperti rasanya menjadi seorang ibu, mungkin.

Dia membenamkan dirinya dalam pemikirannya sendiri sebentar. Namun, tidak ada yang akan berbicara sampai dia berbicara, jadi dia terpaksa melakukannya meskipun tidak menjadi pembawa acara atau yang serupa.


"Jadi, Albedo. Ceritakan alasan mengapa semua orang berkumpul di sini. Ini sesuatu yang penting bagi Nazarick, atau lebih tepatnya, bagi Sorcerous Kingdom kan?”

"Ya. Sederhananya, gandum kita yang diangkut melalui Kingdom menuju Holy Kingdom dijarah empat hari yang lalu.”

"Oh ... dan siapa yang melakukan itu?"

"Seorang bangsawan Kingdom."


Cahaya di mata Ainz menyala sesaat. Albedo menjadi ragu. Biasanya, dia akan melaporkan nama, kekuatan militer, dan tujuan bangsawan secara langsung. {Ada apa nih?} Ainz memikirkannya saat dia melanjutkan pertanyaannya,


"Apakah pedagang Eight Fingers yang bertanggung jawab atas transportasi tidak memiliki tentara yang menjaga karavan? Lagipula, sesuai aturan bendera kita seharusnya dikibarkan kan? Ini menyiratkan Kingdom telah memilih untuk memulai perang dengan kita?”


Ketika dia memikirkannya, menilai dari tindakan Kingdom, yang berusaha menghindari perang, namun saat ini tampaknya itu penilaian yang salah. Atau, apakah insiden itu sendiri semacam strategi? Ainz memperhatikan kemungkinan lain saat pikirannya sedang menganalisa.


"Mungkinkah Eight Fingers telah mengkhianati kita?"

"Tidak, yah ..."


Albedo menundukkan kepalanya saat dia bergumam, dia kemudian melirik Ainz seolah-olah dia mencoba untuk mengintip.

Ainz berpikir bahwa sikap Albedo saat ini cukup langka. Sebaliknya, ini mungkin pertama kalinya dia menunjukkan perilaku semacam ini. Dia bertingkah seperti seorang gadis kecil yang takut dimarahi, jelas tidak seperti sang Overseer layaknya dirinya sebelumnya.


"Ada apa, Albedo? Apakah ada masalah?"


Ainz dengan hati-hati menjaga aktingnya yang bermartabat dan merasa punggungnya basah oleh keringat. Ainz, tentu saja, tidak bisa berkeringat.

Apakah itu karena kesalahan yang dibuat Ainz? Jika itu masalahnya maka respons Albedo akan masuk akal.

Dia bertingkah seperti karyawan yang harus menunjukkan kesalahan bosnya yang membuat semuanya kacau.


{Seorang bangsawan Kingdom? Aku tidak mengetahuinya ... Apakah aku melakukan sesuatu? Aku tidak melakukan sesuatu yang konyol dalam beberapa bulan terakhir kan? Tidak, tidak pernah kan?}


Ketika Ainz, yang bahkan tidak bisa mengingat dokumen yang dia cap beberapa minggu yang lalu, memikirkannya, rasanya semakin seperti itu adalah kesalahannya sendiri. Kecemasannya tumbuh sejalan dengan pemikirannya.


{Tidak, tunggu! Aku mendapatkannya! Aku mendapatkannya! Tidakkah aku sudah memberitahu apa yang ku lakukan di Holy Kingdom pada Albedo dan Demiurge? Dan aku sudah memberitahu pada yang lainnya hal yang sama setelah kepulanganku. Ya, aku melakukan kesalahan dengan sengaja! Diriku yang dulu, kau hebat! Tunggu, inilah saatnya... untuk menggunakan alasan itu!}


Ainz selalu berpikir jika gelar penguasa mutlak terlalu besar untuk dirinya tanggung. Sudah waktunya baginya untuk melepasnya.

Dia menunjukkan senyum ramah di wajahnya.


"Jangan mengkhawatirkannya, Albedo. Beritahu aku tentang itu."

"Ya ... Ainz-sama. Tentunya anda pasti mengingat rencana kita menggunakan seorang bangsawan bodoh untuk tujuan mendapatkan kendali atas Kingdom..."


{Hmm?} Ainz mengajukan pertanyaan di benaknya. Apa yang Albedo katakan bukanlah apa yang dia harapkan, tetapi pada titik ini Ainz tahu harus berkata apa.


"Si bodoh itu ada hubungannya dengan ini?"


Albedo mengangguk, “Ya. Si bodoh itu yang menyebabkan kejadian ini. Ainz-sama mungkin sudah menyadarinya saat ini, kemungkinan ini bisa menjadi strategi penguasa Kingdom."


{Lebih banyak kesalahpahaman ya?} "Hmph ..." Ainz mulai berpikir. Dia tidak bisa melihat aspek yang lebih dalam dari strategi semacam itu, tetapi mungkin bermanfaat bagi Kingdom untuk menghukum seorang bangsawan yang terkait dengan Nazarick. Dengan begitu, mereka bisa membersihkan hama dari pihak mereka.


"Aku mengerti ... tapi apakah kesalahannya benar-benar terletak pada orang bodoh itu? Ini bukanlah strategi Kingdom kan? ... Tunggu, Albedo pasti sudah menyelidikinya. Maaf untuk pertanyaan yang tidak perlu."

"Tidak, pertanyaan-pertanyaan itu wajar untuk anda tanyakan, Ainz-sama. Untuk itu, kami telah menyiapkan seorang saksi. Shalltear."

"Dimengerti."


Shalltear membungkuk, berdiri, dan kemudian pergi melalui pintu kiri.

Tepat setelah itu, seorang wanita yang dipegang di kedua sisinya oleh Death Knight kembali dengan Shalltear.

Dia sangat kurus hingga tulangnya terlihat ranting yang sudah rapuh. Dia juga memiliki kantung mata besar di bawah matanya, tidak memakai make-up, dan rambutnya berantakan.

Noda air mata bisa terlihat di sekitar mata merahnya, yang mengucur tak terkendali seperti makhluk kecil yang ketakutan.

Ainz ingat pernah melihat orang ini di suatu tempat, tetapi dia tidak bisa mengingat detail penting seperti nama dan posisinya.

Saat dia mencoba yang terbaik untuk mencari melalui ingatannya, para Death Knight melepaskannya.

Wanita itu berlutut dalam satu gerakan halus. Itu sempurna, seseorang bahkan dapat mengatakannya jika gerakannya indah.

Gerakan itu hanya bisa dilakukan setelah menjalani banyak latihan. Ainz bahkan merasa sedikit menghormatinya karena itu.


"Yang, Yang Mulia..." suaranya gemetar. Dia berhenti sejenak, lalu mengatakannya lagi, "Yang Mulia."


Ruangan itu menjadi sunyi. Menyadari ini merupakan gilirannya untuk berbicara, Ainz berkata dengan suara yang dalam, "-Wanita, aku mengizinkanmu untuk mengucapkan namamu."


"Ah! Hilma Cygnaeus, Yang Mulia!"


Ingatannya yang terbangun, kembali menyebar seperti tanaman merambat. Dia adalah salah satu pemimpin Eight Fingers, sindikat kriminal Kingdom.


"Ah, ah."


Tidak diketahui bagaimana dia memahami suara yang dibuat Ainz tanpa sadar. Hilma, yang tidak pernah mengangkat kepalanya sekalipun, berteriak ketika keningnya bergesekan dengan lantai.


"Saya, saya tidak mengetahuinya! Tidak terpikirkan! Saya sama sekali tidak punya niat untuk tidak mematuhi anda! Perampokan gandum itu tidak ada hubungannya dengan saya!"


Ainz melihat sekilas ke punggung Albedo.

Akan sangat mudah untuk menentukan apakah wanita itu berbohong, maka Albedo pasti sudah melakukannya. Jadi mengapa dia tidak melaporkan hasilnya secara langsung pada Ainz?

Ainz tidak mengetahui apa yang dipikirkan Albedo, tetapi itu jelas bukan tentang menusuknya dari belakang. Sebenarnya, mungkin sebaliknya. Ada beberapa kesalahpahaman yang tidak diketahui yang ditimbulkan dari dirinya yang mempercayai Ainz terlalu tinggi. Tidak pantas untuk bertanya padanya tentang hal itu secara langsung.


{Aku masuk ke dalam situasi ini karena aku berulang kali bersikap sok seperti ini kan? Albedo tidak akan mengerti jika ini terus berlanjut. Haruskah aku bertanya dan melihat apa yang terjadi? Pasti tidak apa-apa jika Albedo merupakan satu-satunya yang ada di sini, tetapi yang lain juga ada di sini...} Ainz memandang Aura dan Mare. {Hm, lain kali kurasa.}


“-Umu. Pertama-tama, izinkan aku mengkonfirmasi jika Cygnaeus mengatakan yang sebenarnya. [ Dominate ]."


Setelah mantra dilemparkan, Ainz bertanya kepada Cygnaeus:


"Apakah kau memainkan peran untuk menggerakan bangsawan itu merampok karavan gandum kita?"

"Tidak sama sekali!"


Seorang yang terdominasi tidak bisa berbohong kepada dominator mereka, yang berarti Cygnaeus tidak memiliki koneksi langsung dengan insiden itu. Meskipun koneksi tidak langsung masih memungkinkan, itu tidak akan membuat masalah ini menjadi tanggung jawabnya. Hipotetis jika dia berbohong dengan cara memanipulasi ingatannya sepertinya tidaklah mungkin.


"-Apakah kau memiliki kepribadian ganda seperti yang dirumorkan?"

"Tidak!"

"Umu ... kalau begitu, apakah kau ingin menentang kami?"

"Tidak sama sekali! Saya tidak punya niat sedikit pun untuk melakukannya! Benar-benar tidak!"


Dia membantah dengan nada terberatnya. Menjadi saksi untuk ini, Ainz membebaskannya dari [ Dominate ] nya.


"Jika kita menghukumnya berdasarkan kejahatan yang tidak dia lakukan, itu sangatlah keterlaluan. Cygnaeus, tidak bersalah. Itu keputusanku."


Cygnaeus mengangkat kepalanya dan menatap ke arah Ainz dengan gairah bersinar di matanya, ke titik di mana Ainz merasa itu menakutkan.


"Tapi, Ainz-sama. Tidakkah kesalahan bawahan menjadi tanggung jawab atasan mereka? Si bodoh itu merupakan tanggung jawabnya."


Albedo benar.


“Anda, anda benar sekali! Tetapi dia mengambil tindakan itu secara acak dan atas kemauannya sendiri! Saya telah menginstruksikannya beberapa kali! "Hubungi diriku sebelum kau melakukan sesuatu!" Saya bahkan telah menunjuk seorang bawahan untuk mengawasinya karena alasan seperti itu!”


Albedo tidak keberatan dengan penjelasannya. Jadi itu yang sebenarnya. Dia telah melakukan tugasnya dengan maksimal, maka akan terlalu kejam untuk membiarkannya memikul tanggung jawab penuh atas insiden ini.

[ Albedo ], yang mengelola departemen SDM, telah merekrut [ orang bodoh ], yang memberikan masalah besar pada [ Cygnaeus ]. Meskipun jelas bahwa ada masalah dalam departemen itu, Ainz juga memahami kecenderungan untuk menyalahkan ini pada SDM.

[ Ainz ], pegawai yang gaji, memikirkan masalah ini dari sudut pandang Cygnaeus.

Jika dia menyerahkan masalah ini pada Albedo dan yang lainnya, mereka pasti akan memberikan hukuman yang berat padanya. Kemudian-


“- kesalahan bawahan adalah tanggung jawab atasan mereka. Aku setuju dengan pernyataan itu."


Ainz menyaksikan kecerahan mengering dari wajah Hilma dan melanjutkan,


"Tetapi, ada sebuah pepatah seorang pemimpin harus memikul kesalahan bawahan mereka, itu bukan berarti seorang bawahan bisa mengalihkan kesalahannya pada atasan mereka. Adapun bagaimana cara menyikapi pernyataan itu. Albedo, izinkan aku mengajukan pertanyaan. Cygnaeus bertanggung jawab atas si bodoh itu, tetapi siapa yang memimpin Cygnaeus?”

"Itu- itu tanggung jawab saya."

"Umu. Aku adalah mastermu, jadi pada akhirnya tanggung jawab atas kejadian ini jatuh pada diriku kan?”

"K-Kami tidak akan berani! Ini sama sekali bukan kesalahan Ainz-sama!”


Albedo menolak pernyataannya dengan ekspresi panik yang tidak biasa.

Cygnaeus, yang ekspresinya sudah layu mengetahui nasibnya sendiri, saat ini menatap Ainz dengan mata berbinar seperti sebelumnya. Wajahnya hampir berubah.


“Meskipun pekerjaan Cygnaeus mungkin cacat, dia telah melakukan sesuai dengan harapan perusahaannya. Untuk itu, dia telah dimaafkan. Keselahan pertama terjadi, itu karena semua orang membuat kesalahan. Kali kedua merupakan hasil dari kecerobohan. Ketiga kalinya seharusnya bisa dihindari. Kali keempat merupakan sesuatu yang menunjukkan ketidakmampuan seseorang - Cygnaeus."

"Ya!!"


Cygnaeus menundukkan kepalanya sedemikian rupa sehingga benturannya dengan lantai dapat terdengar. Itu terlihat menyakitkan bahkan dari sudut pandang orang lain.


“Untuk mencegah insiden serupa terjadi lagi, bekerja lebih keraslah pada langkah-langkah pencegahannya. Siapkan satu set seluruh rencana yang dapat kau pikirkan, serahkan pada Albedo, dan tunggu persetujuannya. Itu akan menjadi hukumanmu."

"Ya!!"


Cygnaeus menggosokkan kepalanya ke lantai, seolah-olah dia mencoba untuk menempelkan kepalanya lebih dalam.






{Huwah.. terlalu berlebihan.} Ainz berpikir seperti itu ketika dia berbalik untuk melihat ke arah guardian.


“Itu keputusanku - apakah kalian keberatan? Aku tidak akan marah, kalian bebas mengutarakan pendapat."


Sepertinya tidak ada yang keberatan. Tetap saja, masing-masing dari mereka akan mengatakan sesuatu seperti 'Keputusan Ainz-sama selalu benar'. Bahkan jika mereka memiliki pendapat yang berbeda, kemungkinan besar mereka tidak akan menyuarakan pendapat itu. Bagaimanapun, lebih baik untuk mengkonfirmasinya daripada tidak.


"-Albedo."

"Tidak ada keberatan."

"-Demiurge."

"Saya setuju dengan Albedo."

"-Aura."

"Tidak ada."

"-Mare."

"Ah! Y-ya. Saya tidak keberatan.”

"-Cocytus."

"Tidak. Keberatan."

"-Shalltear"

"Tidak ada."


Apakah mereka benar-benar baik-baik saja dengan itu atau mereka terlalu takut untuk mengatakannya? Ainz tidak yakin, tetapi dirinya setidaknya menerima persetujuan mereka.

Ainz dengan paksa menganggukkan kepalanya dan membuat keputusannya final.


"...Bagus. Sekarang. Cygnaeus. Persiapkan rencana itu dalam beberapa hari, ya itu dia... siapkan dalam dua hari."


Cygnaeus dengan suara lantang mengangkat kepalanya ke atas.


"Akan saya laksanakan!! Saya berterimakasih atas penilaian belas kasih rajaku !! Saya berterima kasih dari lubuk hati saya yang terdalam !! Oh Sorcerer King-heika !! Tolong izinkan saya, Hilma Cygnaeus, untuk terus melayani anda dengan loyal mulai saat ini !!”

"Begitukah…?"


Hasrat Cygnaeus yang nyaris memuakkan mengingatkannya pada seorang gadis yang pernah dia temui di masa lalu dengan mata yang tampak menakutkan.
(TLer: Neia)


"Aku menantikan kesetianmu. Lalu, Shalltear, tolong antar kembali Cygnaeus."

"Dimengerti."


Shalltear membawa Hilma ketika dia mengaktifkan fungsi cincinnya, tujuan teleportasi mereka adalah permukaan. Setelah itu dia seharusnya menggunakan [ Gate ] jadi tidak terlalu lama. Dengan mengingat hal itu, mereka menunggu di sana untuknya. Tidak terlalu lama setelah itu, Shalltear kembali sendirian seperti yang Ainz harapkan.


"Lalu sekarang- itu bukan satu-satunya alasan aku dipanggil kemari kan?"


Jika itu adalah satu-satunya alasannya, dia akan berterima kasih kepada bintang keberuntungannya, tetapi harpaan itu hancur oleh Albedo.


"Ya, tepat seperti yang anda duga."


Ainz memandang Albedo seolah dia menaruh dendam padanya. Dia akan menyukainnya jika Albedo setidaknya memberiakan dirinya mempertahankan harapan itu untuk beberapa saat lagi.


“Umm, apa ada yang salah? Mungkinkah itu..."

“Tidak, tidak ada yang salah. Lalu sekarang, bagaimana kalau kau memberitahuku tujuan sebenarnya dirimu memanggilku - mengumpulkan setiap Floor Guardian di sini?"


Albedo dan Demiurge bertukar pandang saat ditanya.


"Pertama-tama hal yang harus diperhatikan, untuk tujuan apa badut itu melakukan tindakannya? Apakah seseorang memanipulasi dirinya sebagai bagian dari strategi mereka? Itu tentu saja mungkin. Bergantung pada jawaban atas pertanyaan-pertanyaan itu, 'kita mungkin harus merevisi rencana kita melawan Kingdom'. Untuk itu kami hanya perlu mengetahui apa yang dipikirkan Ainz-sama tentang masalah ini, ini akan membuang-buang waktu rajaku jika kami menyerahkan masalah seperti ini untuk anda tangani sendirian.”

"Umu ... Sampai saat ini strategi kita melawan Kingdom adalah 'Gula dan Cambuk' kan? Sudahkah kau menjelaskan konsep itu kepada Aura, Mare, Cocytus, dan Shalltear sebelumnya?”

"Demiurge dan saya sedang dalam proses melakukannya, tetapi kami belum menjelaskan detail spesifik dari rencana itu."

"Begitukah? Lalu Albedo, tolong bagikan informasi itu dengan semua orang. Setiap saran atau pendapat dari kalian semua dapat membantu."

"Dimengerti."


Albedo memulai penjelasannya kepada mereka berempat.

Strategi Gula dan Cambuk (istilah ini dipopulerkan setelah diciptakan oleh Ainz) dipersiapkan untuk pengambilalihan Kingdom pada dasarnya merupakan rencana untuk mengacaukan Kingdom dari dalam ke titik di mana sebagian warga Kingdom akan secara aktif berharap untuk dibantu pihak luar yaitu Sorcerous Kingdom.

Apakah itu karena Demiurge juga terlibat dalam proses perencanaannya? Rencana itu mulai terdengar semakin seperti apa yang telah mereka lakukan di Holy Kingdom. Itu adalah strategi yang bergantung pada konflik internal dan dengan demikian sejatinya akan menyebabkan hilangnya banyak nyawa. Preferensinya untuk konflik internal daripada menyerang secara fisik suatu kerajaan mungkin karena dia waspada terhadap musuhnya. Jika Cocytus atau Shalltear bertanggung jawab atas perencanaan itu, mereka mungkin akan lebih memilih metode langsung seperti melakukan invasi.

Tetapi ternyata rencana itu telah dirumuskan oleh seseorang di dalam Kingdom dan Albedo dan Demiurge hanya membuat sedikit modifikasi di atasnya.

Kebodohan seorang bangsawan merupakan elemen terpenting dari strategi ini.

Maksudnya adalah memulai sebuah revolusi. Sehubungan dengan konflik internal yang diprakarsai oleh kekurangan gandum mereka, Kingdom kemudian akan dipaksa untuk meminta bantuan dari Sorcerous Kingdom. Itu bukan satu-satunya metode yang efeknya diinginkan untuk dicapai, mereka hanya harus membuat alasan bagi Sorcerous Kingdom untuk campur tangan dalam urusan Kingdom.

Ini berarti untuk Ainz, semuanya masih berjalan sesuai rencana. Insiden yang disebabkan oleh si bodoh itu lebih dari cukup sebagai pembenaran bagi Sorcerous Kingdom untuk melibatkan diri.

Namun, kelihatannya Albedo dan Demiurge agak khawatir dengan situasi mereka saat ini. Pasti ada sesuatu yang Ainz tidak ketahui.


“Lalu, Albedo. Aku ingin mengajukan beberapa pertanyaan mendasar ... Apakah kita benar-benar memiliki bukti bangsawan itu terlibat dalam kejadian ini? Apakah kita punya bukti ini merupakan strategi Kingdom? Aku ingat sesuatu ... tentang jadwal pertemuan Albedo dengan bangsawan yang terikat pada kita?"


Albedo telah mengeluh kepada Ainz berkali-kali mengenai 'harus mengirim surat kepada bangsawan yang tidak menyenangkan itu', 'manusia rendahan ...', atau hal yang serupa. Dia juga meminta Ainz meninjau surat-surat itu sehingga dirinya harus membacanya beberapa kali.

Jika itu dokumen sederhana, Ainz masih akan mengetahui sedikit tentangnya, tetapi dia tidak percaya pada kemampuannya untuk mengoreksi atau mengedit. Dia mencoba menghindari keharusan melakukan itu tetapi Albedo memohon dengan sungguh-sungguh, karena itu dia terpaksa melakukannya.

Ngomong-ngomong, meskipun banyak waktu telah berlalu sejak dirinya datang ke dunia ini, Ainz masih belum mempelajari membaca bahasa dunia ini.

Hal terbaik yang bisa dia lakukan merupakan menulis nama-nama dan Momon-nya serta mengenali angka. Dibandingkan dengan Albedo, Demiurge, dan- Pandora Actor- yang mengerti bahasa beberapa kerajaan, mudah dilihat jika kapasitas otak mereka berbeda dengan miliknya. Karena alasan inilah Ainz harus bergantung pada magic item untuk memahami seluruh kalimat.

Jika boleh jujur, dia tidak mengoreksi surat-surat itu sama sekali dan hanya mengembalikannya kepada Albedo.


“Aku juga telah melihat surat-surat yang dikirim bangsawan sebagai balasan dan terus terang sepertinya dia benar-benar terpesona olehmu. Aku tidak berpikir dirinya akan berdiri menentang Sorcerous Kingdom.”


Dia pernah mendengar pepatah pengkhianatan dari orang yang dicintainya dapat membuat seseorang memiliki kebencian yang tidak rasional. Seperti mencari tahu seiyuu imut yang disukai pacarmu. Ketika pemikiran ini muncul di benaknya, Ainz bisa melihat bayangan temannya sedang menangis dengan penuh air mata di tempat Shalltear.

Dia juga bisa melihatnya di tempat Aura dan Mare, kakak perempuannya menertawakannya.


"Ya, kami telah melakukan penyelidikan terperinci terhadap masalah ini, dengan asumsi jika pria itu merupakan satu-satunya dalang perampokan gandum. Tetapi ... kemungkinan dia juga sedang dikendalikan, atau dicuci otak menggunakan suatau metode bukanlah tidak ada ... satu-satunya hal yang bisa kita pastikan dirinya telah melakukan kejahatan."

“Mungkin ini merupakan strategi dari seseorang yang bahkan memiliki kecerdasan lebih tinggi dari kita. Jika itu masalahnya, maka ada kemungkinan mereka entah bagaimana mengambil keuntungan dari tindakannya..."


Albedo memiliki ekspresi bermasalah dan begitu pula Demiurge. Apa yang Ainz sulit percayai adalah kemungkinan seseorang yang bisa menyaingi kecerdasan keduanya akan muncul begitu saja. Atau sebaiknya-


"Mungkin bangsawan itu melakukan apa yang dia lakukan tanpa memikirkannya?"


Jika itu masalahnya, maka itu akan lebih masuk akal bagi Ainz.


"Ainz-sama, saya tidak percaya kemungkinan seperti itu terjadi..."


Albedo berkata dengan nada seolah-olah dia meminta maaf. Ini merupakan pertama kalinya dia menunjukkan sikap seperti itu dan Ainz mau tidak mau merasa segar dari perilaku baru semacam ini.


"Tidak, tunggu sebentar, Albedo. Kita hanya mempertimbangkan kenyataan dengan asumsi lawan kita jenius, tetapi Ainz-sama juga, selain mempertimbangankan kita sendiri, telah mempertimbangkan kemungkinan mereka hanyalah orang bodoh. Selalu ada kemungkinan itu bisa saja terjadi kan? Tidak, bukankah penjelasan itu yang paling masuk akal?"

"T-tapi ... untuk menjadi sebodoh itu ... apakah itu benar-benar mungkin ...? Tetapi Ainz-sama..."

"Jika Ainz-sama mengatakannya begitu, bukankah itu suatu kebenaran? Albedo."

"K-Kurasa begitu, saya juga berpikir seperti itu..."


Untuk beberapa alasan Aura dan Mare telah mendukung argumen Demiurge, membuat Ainz terdiam tak bisa mengeluarkan komentarnya.


"Jika itu masalahnya-"


Albedo dan Demiurge mengerutkan alis mereka dan mulai berdebat.


"Tunggu sebentar. Mari kita dengarkan pendapat Floor Guardian lain tentang rencana ini. Mereka pasti memiliki banyak pertanyaan, jadi mari kita luangkan waktu sejenak. Kalian yang memiliki pertanyaan bisa mengangkat tangan dan Albedo atau Demiurge akan menjawabnya.”


{Tolong jangan langsung bertanya padaku.} Ainz sudah memasang bendera putih di benaknya.


"Umm, saya punya pertanyaan," kata Aura sembari mengangkat tangannya, "mengapa dari awal kita tidak langsung saja menarik sebanyak mungkin kaum bangsawan? Jika kita melakukan itu, kita bisa membunuh bangsawan yang menyusahkan itu dan melanjutkan operasi seperti yang kita rencanakan kan?”


Yang menjawab pertanyaan ini adalah Demiurge.


“Kami telah mempertimbangkan itu selama fase perencanaan, tetapi akhirnya memilih untuk meninggalkan ide tersebut. 'Mungkin merupakan ide yang bagus jika kita bisa menarik bangsawan yang luar biasa, tetapi mereka tidak dikenal karena kecerdasannya kan? Dengan mengingat hal itu, semakin banyak orang yang kita tarik kepihak kita, semakin besar kemungkinan kebocoran informasi yang tidak terduga terjadi'. Itu sebabnya kami memutuskan untuk fokus pada seorang individu dan meminta mereka membentuk dan mengelola faksi baru."


Semuanya terjadi seperti ini karena mereka tidak mengira orang itu akan menjadi wildcard.

Selanjutnya yang mengangkat tangan adalah Cocytus.


"Tidakkah. Kita. Bisa. Memanfaatkan. Bangsawan. Yang. Luar. Biasa?"

“Bukannya kita tidak bisa. Sebenarnya, kami sudah merekrut seseorang seperti itu ... tetapi anak nakal yang manja lebih mudah dipengaruhi. Kami telah mempertimbangkan kenyataan jika kami ingin menyisihkan para bangsawan yang setidaknya mampu, itulah sebabnya kami memilih pihak yang dapat dibuang dari kaum bangsawan. 'Tidakkah kau mempercayai sangatlah penting bagi kita untuk membersihkan beberapa orang tolol agar suatu kerajaan menjadi layak diperintah oleh Ainz-sama?' Itu sebabnya kami membentuk faksi yang dipenuhi orang-orang yang tidak kompeten dengan berbagai sifat. Sebagai metafora, anggap itu sebagai persiapan untuk membuang sampah sehingga kau hanya harus menempatkan sampah di dalam tempat sampah terlebih dahulu. Tentu saja, kami telah menerima informasi tentang orang-orang berbakat di Kingdom, tetapi kami juga ingin mengumpulkan informasi sendiri langsung dari sumbernya.”

"Karena Sorcerous Kingdom tidak membutuhkan bangsawan selain beberapa dari mereka yang berbakat atau pekerja keras."


Sai Kuze note:
Disitu ada tanda (') kutip per kalimat, pembedanya kami dan kita, kalo 'kami' menunjukkan si Demiurge ngomong ama Albedo atau merujuk ke mereka berdua, dan 'kita' berarti keseluruhan yang ada diruang audiensi, CMIIW.


Jika ada kalimat/kata/idiom yang salah di terjemah atau kurang enak dibaca, beritahu kami di kolom komentar, dilarang copas dalam bentuk apapun macam-macam kuhajar kau.


PREVIOUS | INDEX | NEXT

Baca doank, komen kaga !!!
Ampas sekali kalian ini



Peringatan: Novel ini versi bajakan !!! Author ngambek, auto delete!! Belilah Novel aslinya jika sudah tersedia!!

76 comments:

  1. Replies
    1. Kemungkinan besar bangsawan yg dimaksut demiurge si Reaven. Dan membentuk fraksi independen buat ngumpulin bangsawan2 yg berbakat.

      Sedangkan fraksi siphilip buat ngumpulin bangsawan2 gk guna untuk dibuang.

      Kan katanya ada 4 fraksi.

      Delete
    2. This comment has been removed by the author.

      Delete
  2. done..
    thankyou min (y)

    ReplyDelete
  3. Ainz cuma mempertimbangkan bahwa bangsawan itu idiot,eh ternyata si bolam emang bener² idiot😂

    ReplyDelete
  4. Replies
    1. Iya cuk, kasian banget Hilma ampe kurus kerontang gitu padahal dulunya latjur nomor satu kingdom.
      Ah hilma.. Malang nian nasibmu!

      Delete
  5. Makasi min ,youre the beztttt

    ReplyDelete
  6. Yuhu jadi pengen cepet-cepet lihat kingdom di hancuran

    ReplyDelete
  7. Terkadang pendapat absurd Ainz-sama bisa benar juga :v
    Bahkan Albedo Dan demeurge pusing mikirin nya

    ReplyDelete
    Replies
    1. Iya juga, karena saking absurdnya sampai2 orang jenius kayak albedo sama demiurge kagak ngerti

      Delete
  8. Pax Nazarica itu bentuk Nazarick dari Pax Nederlandica. Searching aja coba min

    ReplyDelete
  9. Kasian si hilma��

    ReplyDelete
  10. Orang cerdas dibuat bingung ama orang idiot.

    ReplyDelete
  11. Hajar min... Terus dan terus dilanjutkan...

    ReplyDelete
  12. Orang bodoh memang tidak terbaca strateginya hahahahaa... Lanjut..

    ReplyDelete
  13. Wokwokwok mantap min lanjutkan perjuangan mu 8-)

    ReplyDelete
  14. Gua merinding ketika dibagian hioma membenturkan kepalanya. Sasuga ainz sama, sasuga maruyama. Narasi nya bener2 edaan

    ReplyDelete
    Replies
    1. Mungkin, Maruyama juga merinding saat menulisnya

      Delete
  15. Jadi inti vol14 ini murni karna orang tolol yg ngambil gandum?
    Bukan semata-mata karna udah direncanakan kalo mereka mengumpan karavan gandum dan berharap diserang seseorang dari Re-Estize lalu kemudian menyerang Re-Estize dengan dalih diserang terlebih dahulu?
    Hmm

    ReplyDelete
    Replies
    1. Yep. Karna rencana awal nya mau buat krisis pangan di Kingdom, biar masyarakat jadi tergantung ke pertolongan Sourcereus Kingdom.
      Tapi malah dipercepat + dipicu lewat jalur peperangan ama si Philip

      Delete
  16. Ceritany hampir sama kyk novel fanficton diweb jaconue bagian yg hilma bertemu ainz

    ReplyDelete
  17. saran min kata floor guardian ane rasa lebih enak jd guardian floor, trs area guardian jd guardian area, ane baca vol² sblmnya TL indonya pada pake kata² itu

    ReplyDelete
  18. hadeh orang pintar kebanyakan mikir😪😪😪

    ReplyDelete
  19. Wkwk, maruyama bisa aja menggambarkan kalo orang idiot sama jenius itu kelakuannya beda tipis :v

    ReplyDelete
  20. komen nih aku min karna anda ngegas di endingnya jadi kasihan wkwkwkwk

    ReplyDelete
  21. Itu mah posisinya bukan bersujud pada Ainz.. tapi ngasih Pantat !
    Awkawkawk

    ReplyDelete
  22. ikeh kimochi min ,mantap kalii, laaanjuutt

    ReplyDelete
  23. Hilma berasa dapet wahyu njir

    ReplyDelete
  24. Keren parah, konspirasi konflik politik di overlord, penjelasannya serius, gk ngasal, emang gk da lawan lah

    ReplyDelete
  25. Min TLan yang vol 14 ini banyak gabung & hilang gw dah baca ulang 15X dulu ga kek gini. Error kah?

    ReplyDelete
  26. Sudah kuduga lawan orang bodoh lebih sudah drdpa orang jenius kek jircniv awkwk

    ReplyDelete


EmoticonEmoticon