February 23, 2022

Kumo Desu ga, Nani ka? Bahasa Indonesia Side Story - Pertempuran Desa Elf 5

 Translator: B-san


Side Story - Pertempuran Desa Elf 5




【Firimes】

Aku sendirian di lini depan.

Shun-kun dan Katia-chan ada di pasukan garis belakang.

Shun-kun terlalu baik.

Bisa dibilang, dia terlalu naif.

Tentunya, walaupun dia bisa mengalahkan monster, dia tidak bisa membunuh seorang manusia.

Itulah mengapa, aku meletakkannya di unit yang ada di garis belakang.

Aku mempercayakan Hyrinth-san untuk meyakinkannya.

Dia juga memahami kenaifan Shun, dan menerima rencanaku.

Aku berterima kasih pada Shun-kun.

Aku mungkin tidak bisa kembali ke Desa Elf kalau tanpa bantuan mereka.

Tetapi, mulai detik ini, ini adalah pekerjaan seorang guru.

Aku tidak bisa meminjam kekuatan Shun-kun dan yang lainnya.

Penghalangnya dihancurkan.

Jujur saja, aku belum sepenuhnya percaya, tapi penghalangnya benar-benar hancur.

Tetapi, elf yang lain lebih terkejut dibandingkan denganku

Dinding pertahanan yang seharusnya dibilang mutlak yang tidak pernah hancur sejak mereka didirikan, akhirnya hancur.

Ditambah dengan ancaman monster yang di luar penghalang, kejutan bahwa mereka kehilangan dorongan di hatinya sungguh tidak bisa dihitung lagi.

Walaupun aku sudah menduga situasi seperti ini, mereka mungkin mengira bahwa penghalangnya tidak akan pernah dihancurkan.

「Semuanya, haraptenang」

Aku memberitahu para elf yang panik.

「Pelindungnya hancur. Tetapi, alat yang membangun pelindungnya tidak hancur. Kita harus bertahan sampai pelindungnya kembali lagi」

Aku adalah anak dari pemimpin Elf.

Selain itu, aku adalah orang yang direinkarnasi dan status yang kupunya cukup tinggi, jadi aku punya hak yang kuat untu berbicara pada elf.

Dilihat dari semua elf yang sudah hidup untuk waktu yang lama, aku hanyalah anak kecil bahkan jika kutambahkan umurku di kehidupan sebelumnya, tetapi tidak perduli apapun yang mereka pikirkan, mereka an tetap mengikuti perkataanku.

Sekarang, mereka mendengarkan apa yang kukatakan, dan mulai menenangkan diri sedikit demi sedikit.

「Dan juga, di sini adalah hutan yang merupakan taman surga kita, elf. Manusia-manusia itu tidak akan bisa mengalahkan kita. Beritahu mereka betapa bodohnya mereka untuk menantang elf di hutan ini!」

Aku mengatakan kata-kata yang kuat untuk mengobarkan kembali semangat mereka yang telah sedikit padam.

Sejujurnya, situasinya tidak terlalu baik.

Walaupun ada keuntungan karena medan pertempurannya di hutan, untuk jumlah pasukannya, pasukan mereka jauh lebih banyak.

Selain itu, musuhnya adalah Kekaisaran Rengzant yang kekuatan pasukannya sangat kuat yang mampu bertempur melawan pasukan iblis selama bertahun tahun.

Sudah jelas bahwa pertarungan ini akan sengit.

Walaupun para elf yang sangat membanggakan dirinya memahami ini, hal yang disebut suasana suatu tempat sangatlah penting.

Para elf mengangguk dengan kuat dan hening, dan memulai maju ke medan perang.

Kami yang bergerak dengan hening di hutan lebih seperti kelas assassin daripada warrior.

Mungkin inilah kebenarannya.

Kami lompat dari pohon ke pohon, dan akhirnya, kita menemukan pasukan di dalam hutan.

Berkat medan yang disebut hutan ini, yang tidak cocok untuk pergerakan barisan tentara, formasinya tidak teratur

Barisan depannya barisannya ketat, dan ketika tanahnya makin padat, barisannya memanjang ketika mereka berusaha untuk berjalan ke samping untuk menghindarinya.

Aku memerintahkan untuk mulai menyerang dengan telepati.

Sihir dan panah melaju ke pasukan yang sudah bermasalah dengan barisannya.

Mereka terjebak di lumpur tanpa bisa melakukan apapun terhadap serangan dari atas kepala mereka.

Mungkin mereka tidak menduga bahwa pertarungannya akan berada di hutan seperti ini.

Walaupun kesatria yang menahan tamengnya di bagian depan berhasil bertahan, pasukan jarak jauh di barisan belakang dan unit serang di barisan tengah berjatuhan tanpa bisa melakukan apapun terhadap serangan kami.

Sangat buruk untuk bergerak di kerumunan sampai di titik dimana tidak bisa bergerak dengan bebas.

Bahkan jika mereka ada di posisi dimana mereka bisa bergerak, hutan yang merupakan rintangan alami tidak memberikan kebebasan.

Kalau ini adalah daratan luas, pasti hasilnya akan jauh berbeda.

Serangan kami akan ditahan oleh pasukan di garis depan, menghabiskan tenaga kami dengan serangan jarak jauh dari barisan belakang mereka, dan sebagai serangan penutup, unit penyerang di barisan tengah akan mendekat dan membunuh kami.

Tapi, itu hanya kan terjadi di dataran.

Hutan adalah medan kami, Elf.

But, that's only when it's the plain.

Medan di mana mereka tidak bisa bergerak bebas, serangan dari atas yang asing bagi mereka.

Serangan balik pun tidak mengenai kami yang menggunakan pohon sebagai tameng kami.

Walaupun ada tentara yang mencoba meanjat pohon, mereka dijatuhkan sebelum mereka memanjat tinggi.

Bahkan setelah mereka selesai memanjat, semua tentara elf punya "3D-Maneuver".

Meskipun tidak banyak elf yang bisa menggunakan 'Space Maneuver', itu saja sudah cukup untuk bisa bergerak bebas di hutan in.

Dengan pijakan yang tidak stabil di atas pohon, tidak mungkin para elf bisa dikalahkan oleh manusia-manusia itu.

Tetapi, musuhnya adalah pasukan yang kuat dan berpengalaman.

Mereka tidak akan tinggal diam ketika diserang.

Mereka menyerah dalam mempertahankan posisi, unit tameng dan unit jarak jauh membentuk formasi 2 orang.

Mereka menyerang balik sambil bersembunyi di belakang tameng.

Tentara lain yang tidak menerima tameng sebagai perlindungan, berlari ke pohon sambil menghindari serangan kami.

Jumlah yang terbunuh sudahlah banyak, tetapi jumlah mereka yang banyak menjadi keuntungan mereka, kita dipaksa untuk bertarung di atas pohon.

Aku mengamati berjalannya pertempuran, dan mengisyaratkan mundur tanpa memaksakan pertempuran di tempat yang tidak menguntungkan.

Walaupun tujuan utamaku adalah untuk membunuh muridku sendiri, tujuan utama dari seluruh elf adalah menahan pasukan musuh sampai pelindungnya kembali.

Kalau kupikir-pikir tentang jumlah pasukan musuh dan keuntungan medan yang kami miliki, menurutku strategi terbaik adalah untuk melelahkan musuh sambil mundur dengan perlahan.

Tetapi, di dalam pasukan yang sedang mundur, ada laporan bahwa mereka dikalahkan oleh penyihir yang luar biasa.

Ada juga unit yang komunikasinya terputus sebelum aku menyadarinya.

Unitku masih bertahan dengan baik, secara keseluruhan, bisa dibilang bahwa kami menguasai pertempuran ini, tetapi memang ada beberapa bagian yang kami kewalahan.

Tetapi, seperti dugaanku, aku terlalu sibuk dengan unitku sendiri.

Aku akan mempercayakan yang lain kepada Potimas yang ada di markas.

Walaupun ia adalah ayahku, sifat orang itu tidak bisa disangka.

Tentu, dia telah mempersiapkan satu atau dua kartu asnya.

Seperti itulah, aku lanjut memimpin pasukan, dan aku pun akhirnya menemukannya.

Yuugo Van Rengzand.

Mantan muridku yang sebelumnya dipanggil Natsume Kengo.

Muridku yang mengambil jalan yang salah, tidak, muridku yang kubiarkan mengambil jalan yang salah.

Aku tidak bisa mengatakan apapun tentang Shun-kun.

Aku masih belum yakin bahkan sampai saat-saat terakhir.

Tentunya, kalau aku membnunuhnya, aku akan gagal sebagai guru.

Walaupun aku munkin gagal sebagai seorang guru, sudah pasti bahwa aku akan melewati batasan terakhir seorang guru.

Tetapi, aku harus melakukannya.

Inilah hal terakhir yang bisa kulakukan sebagai guru kepada Natsume-kun.

Mungkin ini hanya egoku.

Aku tidak memintamu untuk memaafkanku

Tetapi, aku akan tetap membunuhmu.


----------------------


Jika ada kalimat/kata/idiom yang salah di terjemah atau kurang enak dibaca, beritahu kami di kolom komentar, dilarang COPAS dalam bentuk apapun macam-macam kuhajar kau.

PREVIOUS | INDEX | NEXT

IKLAN by LAZADA
Skuy diliat, tinggal klik aja gambarnya



EmoticonEmoticon