February 23, 2022

Kumo Desu ga, Nani ka? Bahasa Indonesia Side Story - Pertempuran Desa Elf 4

  Translator: B-san


Side Story - Pertempuran Desa Elf 4



【Ronant】

Pelindungnya dihancurkan, pasukan mulai menyerang.

Tetapi, penghalangnya hancur dengan cara yang sangat aneh.

「Sensei, ada apa?」

「Umu. Bagaimana menurut kalian tentang rusaknya pelindung barusan?」

「Seperti dugaanku, apakah Sensei merasakan hal yang aneh?」

「Tidak mungkin aku tidak bisa mengetahuinya sedangkan kamu mengetahuinya」

Bahkan murid-murid bodohku merasakan keganjilan, jadi ini benar.

Pelindungnya bukan dihancurkan oleh sihir yang sedang mereka siapkan itu.

Walaupun sihir itu adalah formula sihir yang bahkan aku tidak tah, kemampuan para penyihirnya hanyalah rendahan.

Walaupun bisa dibilang mereka adalah penyihir dari gereja, aku hany bisa melihat bahwa mereka hanya terombang-ambing oleh sihir dengan skill mereka.

Kalau begitu, apa yang membuat penghalangnya rusak?

Sewaktu sihirnya mengenai penghalangnya, ada getaran yang berbeda yang mengenai penghalangnya.

Kalau begitu, apakah ada pihak lain yang bertindak?

Tujuan mereka?

Apakah hanya para elf yang berpura-pura seperti itu?

Kalau begitu, ini berbahaya untuk melanjutkan serangan ini, tetapi, fumu.

「Kami akan mengambil tindakan yang berbeda dengan pasukan utama dari sekarang. Ikut aku」

「Eh!? Apaa?! Sensei!?」

「Jangan khawatir. Si bodoh Yuugo tidak sepenuhnya melihat pasukan kita. Kalau kita berpencar, dia tidak akan menyadarinya」

「Apakah itu sebuah masalah?!」

「Setidaknya aku akan meinggalkan pembawa pesan」

「Disana!?」

Intuisiku mengatakannya.

Aku harus mengkonfirmasi keberadaan misterius yang menghancurkan penghalangnya.

Lalu, tidak perlu ragu-ragu.

Dilihat dari bagaimana penghalangnya rusak, aku menghitung perkiraan posisi mereka.

Kami pun mulai maju ke sana.

Tetapi, kami menerima serangan terus menerus dari segala arah di dalam hutan, dan kamipun terhenti dengan cepat.

Para elf menembakkan sihir dan panah dari celah-celah pohon.

「Aku tahu. Bahkan kalaupun pijakan kita tidak bagus dan pasukan kita tidak bisa maju, mereka punya keuntungan dengan memanfaatkan pepohonan. Ini artinya selurh hutan ini adalah jebakan mereka」

「Sensei, jangan hanya terkesima, tolong lakukan sesuatu!」

Para murid melawan serangan para elf dengan susah payah.

Pertarungannya seimbang.

Walaupun kami menerima cukup kerugian, tidak ada murid bodohku yang mati.

Aku sedikit kecewa.

「Elf hanya segini saja, huh?」

「Sensei? Apakah kau mendengar apa yang kukatakan?」

Seandainya elf tidak dimasukkan, para penyihir terkuat.

Walaupun itulah evaluasiku, aku dibuat sadar bahwa evaluasiku ternyata salah setelah melihat para elf yang sebenarnya.

Ini adalah bukti bahwa mereka hanya bisa bertarung seimbang dengan murid-murid bodohku.

Para elf bukanlah musuhku.

「Hmph」

Aku menyiapkan sihir.

Mengaktifkanya.

Seorang elf terkena sihirku dan mati.

「Apakah kamu puas dengan ini?」

「Y-Ya」

Aku membantai para elf, dan mulai berjalan ke hutan yang sunyi lagi.

「Perapalan sihir yang sangat cepat」

「Walaupun memang begitu, apakah mungkin untuk merapalkan sihir sekuat itu dengan seketika?」

「Tidak, sejak awal, sihir seharusnya tidak punya digunakan sekaligus. Untuk bisa menambahkan efek pada sihirnya, orang itu memanglah jenius」

Sungguh tercela karena mereka heboh dengan sihir sepele seperti ini.

Mu?

Aku menahan sihir yang mengarah padaku.

Aku mengerti.

Kuat juga sihirnya.

Kecepatannya berbeda dengan elf yang barusan kubantai.

Bala bantuan, huh?

Aku mengkonfirmasinya dengan 'Thousand Miles Eyes' ku.

Seperti para elf barusan, strategi yang menggunakan pohon sebagai pondasi serangan jarak jauh dan pertahanan mereka tidaklah berubah.

Ini adalah musuh yang sedikit lebih kuat untuk para murid-murid.

Okelah.

Waktunya sedikit lebih serius.

Aku merapal sihir.

Jumlahnya sepuluh kali dari barusan.

Kekuatannya dua kali lipat.

Walaupun jaraknya cukup jauh, aku meningkatkan fungsi pengejarannya.

Walaupun aku mengerti para elf menahan nafasnya, tidak ada alasan untuk mengasihani mereka.

Sihir yang kurapalkan menembus tubuh para elf.

Walaupun sebagian dari mereka memasang sihir pertahanan, mereka tertusuk bersamaan dengan sihirnya.

Walaupun sebagian mereka menembakkan sihir mereka untuk memantulkannya, sihirnya tetap menembusnya tanpa berubah arah.

Walaupun sebagian mencoba berlari dan menghindar, mereka tetap terkena oleh kejaran sihirku.

Aku menggunakan Transfer.

Di depanku yang baru saja berpindah empat hanya ad satu elf yang menghalau sihirku.

Tetapi, tidak sepenuhnya dihalau, tubuhnya berlumur darah.

「Bahkan sihir Transfer pun kau kuasai, dasar monster」

「Aku bukanlah monster. Hanya saja kalian terlalu lemah」

「Omong kosong」

Elf itu menggunakan kekuatan terakhirnya untuk merapalkan sihir.

Lambat.

Rapalan sihirku yang lebih cepat daripada sihirnya, membunuh elf itu dengan mudah.

「Luar biasa」

「Jangan bodoh. Bahkan kalau kalian mengalahkan musuh sekelas ini, tidak ada yang bisa dibanggakan」

「Mereka ini elf, tahu? Katanya sihir mereka jauh lebih kuat dibandingkan sihir manusia. Hanya Sensei saja yang bisa membantai elf seperti ini」

「Kalau ini adalah orang itu, mereka bisa terbunuh dengan lebih mudah. Sihirku ini, Pahlawan yang sekarang jauh lebih kuat」

「Sensei, kenapa kau mundur pada waktu itu」

Aku tidak memikirkan pertanyaan muridku.

Patinya, seolah-olah muridku membaca pikiranku, aku mungkin menang kalau aku menggunakan segala kekuatanku.

Walaupun hanya aku sendiri, kemungkinan menangnya hanya setengah, kalau aku menggabungkannya dengan murid-muridku, kami mungkin bisa menang.

Tetapi, aku tidak ingin bertaruh pada saat itu.

Aku juga naif.

Aku tidak mau melihat murid-muridku mati di depanku.

Dan juga, aku tidak mau melihat Pahlawan mati di depanku.

Aku punya satu murid.

Murid yang tidak bisa mengikutiku karena politik dan ikatan-ikatan lainnya.

Masa-masa kami bersama hanyalah 13 hari.

Dan pemilik bakat itu mungkin akan berkembang lebih jauh kalau dia ada di sisiku.

Walaupun ia bertarung dengan pedang, dia punya bakat dalam sihir, menurutku.

Itulah mengapa, kalau aku membesarkannya dengan tanganku sendiri, dia mungkin tidak akan dikalahkan oleh Iblis.

Semua ini bukanlah asumsiku belaka.

Tidak ada yang bisa diajarkan hanya dalam 13 hari.

Tetapi tetapsaja, Pahlawan sebelumnya, Julius, tidak diragukan lagi dia adalah murid terbaikku. 

Ini adalah fakta bahwa aku diminta melatihnya oleh orang itu.

Tetapi, setelah aku mulai mengajari orang-orang, aku merasa bahwa aku menemukan sesuatu yang penting.

Apakah orang itu meramalkan hal ini akan terjadi?

Aku tidak tahu.

Aku tidak bisa menebak apa tujuan orang itu.

Aku bisa memastikan bahwa adik dari mantan muridku tumbuh dengan luar biasa.

Dan, bisa dibilang kalau perasaan bersalah karena aku tidak membimbing Julius dengan benar mulai menghilang, ini berbeda, tetapi masih ada perasaan yang mengganggu.

Itulah kenapa, tidak ada pilihan untuk bertarung di tempat itu.

「Itu hanyalah tebakanmu saja」

「Haa」

Aku menghindari pertanyaannya untuk menutupi tujuan utamaku.

Ya, kalau aku bertemu dengan Pahlawan itu di lain waktu, mungkin lebih baik untuk mengajarinya sedikit lebih serius.

Walaupun kekalahanku sudah dipastikan kalau murni adu kekuatan, kalau aku tidak terobsesi dengan kemenangan, akan ada banyak cara untuk melakukannya.

Walaupun aku tidak tahu apakah kita akan bertemu lagi atau tidak.

Untuk sementara waktu, hal pertam yng harus kulakukan adalah bertahan hidup di pertarungan ini.


----------------------


Jika ada kalimat/kata/idiom yang salah di terjemah atau kurang enak dibaca, beritahu kami di kolom komentar, dilarang COPAS dalam bentuk apapun macam-macam kuhajar kau.

PREVIOUS | INDEX | NEXT

IKLAN by LAZADA
Skuy diliat, tinggal klik aja gambarnya



EmoticonEmoticon