September 06, 2025

OVERLORD Bahasa Indonesia – Phantom Ship of Katze Plains Prologue Part 3


 Prologue Part 3


Namun, semua itu hanyalah spekulasi Ainz dan tidak bisa dijadikan bukti keberadaan Kapal Hantu. Meski begitu, akan terlalu prematur jika langsung menolak laporan penglihatan itu sebagai kebohongan atau salah identifikasi, dan menyatakan investigasi tidak perlu. Dataran Katze kini telah menjadi wilayah Kerajaan Penyihir. Apakah itu kapal atau bukan, apakah benar-benar ada atau tidak, mereka tetap perlu menyingkirkan kemungkinan adanya sesuatu yang tak dikenal berkeliaran di halaman belakang mereka.


Awalnya, ia sempat mempertimbangkan pergi bersama Cocytus dan Demiurge.


Namun, itu ternyata sulit. Dia tidak berhasil menemukan waktu luang dalam jadwal Demiurge.



Tidak, bila Ainz yang mengatakannya, Demiurge pasti akan menyediakan waktu. Namun, hal itu akan membebani nuraninya. Rasanya seperti seorang presiden perusahaan yang berkata kepada bawahannya yang sibuk, “Tinggalkan pekerjaanmu dan bantu aku pindahan rumah.” Atau mungkin lebih mirip dengan, “Tinggalkan pekerjaanmu dan temani aku bersantai.”


“Seperti yang diharapkan dari Ainz-sama. Sampai sejauh ini pun sudah dipertimbangkan… kalau begitu, pasti ada alasan untuk menyimpulkan bahwa itu adalah golem, bukan?”


Ainz mengangkat satu jari tulangnya sambil menjelaskan teorinya.


“Ya, pertama-tama mari kita pertimbangkan empat kemungkinan: sebuah kapal darat yang tidak bergantung pada kekuatan sihir, sebuah kapal terbang berupa item sihir, kapal biasa yang berubah menjadi undead, dan sebuah golem berbentuk kapal.”



“Pertama, kapal darat. Seperti yang sudah kusebutkan sebelumnya, tidak ada catatan tentang keberadaan benda semacam itu sepanjang sejarah. Hal yang sama juga berlaku untuk Kapal Terbang. Lalu, mengenai kapal biasa—sebagai benda mati—aku tidak yakin apakah bisa berubah menjadi undead. Namun bagaimanapun juga, sulit membayangkan ada kapal biasa sejauh ini di daratan. Tidak ada sungai atau danau di sekitar sini, dan tidak ada pula tanda-tanda bahwa wilayah ini pernah menjadi lautan.”


Ainz akhirnya melipat kelingkingnya dan menyimpulkan dengan penuh keyakinan:


“Kalau begitu, pasti itu adalah golem. Dengan begini, kapal itu tidak akan diserang secara acak oleh para undead, dan karena dapat bergerak secara mandiri, kita juga tidak bisa sepenuhnya menyingkirkan kemungkinan bahwa kapal itu datang dari tempat lain.”


Kesimpulan ini hanyalah hasil eliminasi berdasarkan bukti yang sangat lemah: “karena tidak bisa sepenuhnya dikesampingkan.” Namun meski begitu, Narberal sama sekali tidak menunjukkan keraguan. Dengan penuh kekaguman, ia berbisik pelan:


“Seperti yang diharapkan dari Ainz-sama.”


Para undead membenci yang hidup dan akan menyerang mereka.


Sebagai contoh, andaikan benar-benar ada item sihir bernama Kapal Terbang, maka kapal itu pasti memerlukan awak untuk mengoperasikannya. Kehadiran makhluk hidup di atas kapal pasti akan tercium oleh para undead dan segera diserang. Sebaliknya, sebuah konstruksi buatan seperti golem tidak akan menjadi sasaran serangan undead yang tidak berakal.


“Dan jika itu memang sebuah golem, berarti ada kekuatan yang mampu menciptakan golem berskala besar, entah di wilayah ini ataupun di dekatnya. Di sinilah peran karakter Momon masuk. Jika kekuatan itu bersikap bermusuhan atau merasa terancam oleh Kerajaan Sihir, mereka mungkin akan berusaha menjalin kontak dengan Momon, yang dianggap telah bersumpah setia meski enggan. Sebaliknya, jika mereka ingin menempatkan diri sejalan dengan Kerajaan Sihir, mereka pun akan memilih berdialog dengan Momon, yang tampaknya sudah berada di bawah kendali Kerajaan Sihir. Dengan cara ini, akan lebih aman menggerakkan urusan lewat Momon daripada langsung melalui Ainz Ooal Gown—atau Kerajaan Sihir itu sendiri.”


Jika memang ada sebuah kekuatan yang menguasai teknologi tak dikenal di sekitar sini, maka kewaspadaan mutlak diperlukan.


“Aku tidak berpikir ada kekuatan semacam itu di dekat sini…”


“Mungkin benar. Bisa jadi aku terlalu mengkhawatirkan hal ini. Namun—”


Sebagai kemungkinan yang nyaris mustahil, Ainz juga mempertimbangkan bahwa benda itu mungkin saja peninggalan seorang Player.


Di YGGDRASIL, terdapat beragam gaya bermain. Sebagian besar memang petualang seperti Ainz dan kawan-kawannya, namun ada juga yang sepenuhnya mencurahkan diri pada pertanian, dan bahkan ada yang mencari penghasilan dalam game dengan menemani Player lain sambil merekam pertempuran mereka. Selain itu, selalu ada permintaan terhadap penciptaan “peralatan lelucon” dengan berbagai gimmick aneh yang menghasilkan efek tak biasa. Item dengan efek audio maupun visual yang khas—seperti Pedang Zubabaan[3] yang terkenal beserta turunannya—bahkan sangat digemari sebagian orang.


(Catatan: [3] Kemungkinan merujuk pada Zubaban (ズバ蛮), seorang pendekar pedang dari manga Zubaban dan Violence Jack. Mangaka Go Nagai sendiri terkenal lewat karya-karya lainnya, termasuk Devilman dan Mazinger Z)


Di antara video peralatan lelucon yang pernah ditonton Ainz, ada satu yang menampilkan seorang Player melakukan pose Man of the Sea[⁴]. Ia menyilangkan kedua tangannya, menatap tajam dengan efek suara “Ki!”, lalu memicu efek visual berupa sebuah kapal yang mengibarkan bendera tangkapan besar di atas lautan bergelora.


Tidak, bahkan Ainz sendiri harus mengakui itu terlalu berlebihan.


Bahkan dirinya pun berpikir bahwa itu sepenuhnya hanya ada di ranah fantasi. Namun, jika kebetulan hal itu bukan sekadar imajinasinya, berarti bayangan seorang Player mungkin telah jatuh ke tanah ini. Meski agak memalukan, alasan yang mendorongnya menyelidiki masalah ini—bahkan sampai rela menjadikan dirinya umpan—berawal dari sebuah video lelucon yang pernah ditunjukkan Touch Me sambil berkata, “Coba lihat ini!”


(Catatan: [4] Pose Man of the Sea (海の男ムーブ) dilakukan dengan meletakkan satu kaki di sebuah pengait tali di kapal, menumpangkan lengan di atas kaki tersebut, dan mencondongkan tubuh sambil menatap ke arah laut)


“—Bisa saja ada sebuah kekuatan yang begitu jauh sehingga kita belum memiliki informasi sedikit pun tentang mereka, memilih wilayah ini untuk menguji operasi jenis golem baru. Jika mereka bisa menggunakan sihir teleportasi seperti [Gate], maka hal itu sepenuhnya memungkinkan.”


Kalau Ainz harus memastikan semua kemampuan tempur Gargantua tanpa Nazarick, ia pun akan memilih melakukan uji coba di tempat yang jauh untuk meminimalkan dampak.


“Apa pun yang bisa kulakukan, lawanku pun bisa melakukan hal yang sama.”


Pemikiran inilah salah satu pilar utama dalam prinsip perilaku Ainz.


“Memang, seperti yang kau katakan.”


“Kalau itu memang golem, aku ingin menangkapnya jika memungkinkan. Aku ingin menggunakannya untuk memperkaya kekuatan tempur kita. Jadi, jika kita menemuinya, jangan langsung menyerang.”


“Dimengerti. Kalau itu golem, bagaimana jika kita menemukan seseorang memberi perintah di dekatnya, atau kalau itu item sihir yang memiliki awak di dalamnya?”


“Itu… aku baru bisa menilai saat waktunya tiba.”


Meskipun Ainz sangat ingin memilikinya, bahkan jika harus membunuh, menjadikan musuh dari sebuah organisasi yang sama sekali tidak kita ketahui rinciannya akan menjadi kebodohan terbesar.


“Namun, dalam situasi seperti itu, kita akan menegaskan dengan tegas bahwa Dataran Katze berada di bawah kendali Kerajaan Sihir, merebutnya, lalu bernegosiasi dengan organisasi mereka. Setelah itu, kita akan mengembalikannya.”


“Dikembalikan?”


“Tidak ada pilihan lain. Dengan data yang tidak cukup, kita tidak bisa mengambil risiko membuat musuh, meski mereka kecil. Kita bisa bersikap tegas karena mereka beroperasi di negara lain—di wilayah Kerajaan Sihir—seolah itu milik mereka, tapi tetap saja, tanpa informasi mengenai pihak lawan, kita tak punya pilihan selain mundur. Nah, kita bisa memperpanjang negosiasi sambil menyelidiki mereka. Bagian itu bisa kusiapkan untuk Albedo.”


Ainz sendiri tidak sanggup menangani negosiasi semacam itu. Jadi lebih baik diserahkan pada seseorang yang mampu.


“Dimengerti. Jadi, boleh dikatakan kita harus menangani ini dengan cara yang tidak menimbulkan kerusakan besar?”


“Itu ben—”


Tepat ketika Ainz hendak mengiyakan, terdengar suara ketukan keras dan berulang di pintu depan rumah.


Narberal mengerutkan dahi, jelas terganggu oleh ketukan yang nyaring dan tak henti itu. Ini pertama kalinya seseorang mengetuk sekeras ini di kediaman para petualang peringkat Adamantin, Momon dan Nabe.


“Tenang, Nabe. Aku paham betul perasaan mereka.”


Setelah Narberal menundukkan kepala ringan sebagai tanda pengertian, Ainz memintanya untuk mengarahkan pengunjung itu ke ruang tamu, tempat Ainz sedang berada.


Tepat seperti yang Ainz duga, orang yang dibawa Narberal kembali bersamanya ternyata adalah seorang resepsionis dari guild petualang.






PREVIOUS | INDEX | NEXT

Baca doank, komen kaga !!!
Ampas sekali kalian ya~


Peringatan: Author ngambek, auto delete!! Belilah Novel aslinya jika sudah tersedia!!


EmoticonEmoticon